Kasihan Trump, Marah dan Mengisolir Diri di Gedung Putih

Jum'at, 08 Januari 2021 - 19:01 WIB
loading...
Kasihan Trump, Marah...
Presiden AS Donald Trump. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Kondisi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump setelah para pendukungnya menyerbu gedung US Capitol kini dikabarkan semakin memprihatinkan.

Trump dikabarkan semakin mengisolasi diri di dalam Gedung Putih. Dia hanya mengandalkan sekelompok kecil orang yang benar-benar pendukung fanatiknya. Dia pun memarahi orang-orang yang berani berbeda pendapat dengannya.

(Baca Juga : Joe Biden: Massa Perusuh Gedung Capitol Adalah Teroris! )

"Para pejabat keamanan nasional yang setia pada sumpah mereka kepada Konstitusi akan berjaga-jaga sampai Hari Pelantikan dan kemudian akan menyerahkan kekuasaan kepada presiden baru yang terpilih," ungkap seorang pejabat pemerintah AS pada Reuters.

Empat anggota kabinet teratas Trump yakni Menteri Luar Negeri (Menlu) Mike Pompeo, Menteri Keuangan Steven Mnuchin, Pelaksana Menteri Pertahanan Christopher Miller dan Pelaksana Jaksa Agung Jeffrey Rosen, diperkirakan tak akan mundur. (Baca Juga: Menteri Transportasi dan Pendidikan Mundur, Staf Gedung Putih Eksodus)

“Namun sejumlah staf menteri yang lebih rendah masih dapat meninggalkan Gedung Putih,” ungkap seseorang yang mengetahui masalah tersebut. (Baca Juga: Seorang Polisi US Capitol Meninggal Akibat Luka Diserang Perusuh)

Penasihat Departemen Luar Negeri AS untuk Iran, Gabriel Noronha, dipecat setelah tweet yang menyatakan, “Trump sepenuhnya tidak layak untuk tetap menjabat." (Baca Juga: Setelah US Capitol Diserbu, Kini Para Politisi Israel yang Ketakutan)

Kepala Staf Ibu Negara AS Melania Trump, Stephanie Grisham, juga mengundurkan diri pada Rabu. (Lihat Infografis: Jet Siluman F-35 Inggris Bakal Dilengkapi Rudal Maut SPEAR3)

Dua sumber mengatakan kepada Reuters bahwa sekretaris sosial Gedung Putih Rickie Niceta juga mengundurkan diri, begitu pula Sarah Matthews, wakil sekretaris pers Gedung Putih.



Deputi Penasehat Keamanan Nasional Matt Pottinger yang menjadi pemimpin dalam kebijakan terhadap China secara tiba-tiba mundur pada Rabu.

Pottinger, mantan reporter Reuters dan Wall Street Journal yang meninggalkan jurnalisme untuk bergabung dengan Marinir AS setelah serangan 11 September di Amerika Serikat pada 2001, telah bertugas di Gedung Putih sejak Trump menjabat.

Trump telah mendorong kebijakan garis keras terhadap China pada berbagai masalah, mulai dari perdagangan hingga spionase dan virus corona.

Tindakan itu membuat hubungan kedua negara di level terburuk dalam beberapa dekade.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0752 seconds (0.1#10.140)