Setelah US Capitol Diserbu, Kini Para Politisi Israel yang Ketakutan
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Setelah gedung US Capitol diserbu para pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump , kini Israel yang merasa ketakutan.
Para pejabat Israel dan sejumlah partai politik mengkritik Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu karena tidak mengomentari peristiwa penyerbuan di gedung Kongres AS tersebut.
Mereka pun khawatir penyerbuan semacam itu dapat terjadi di Israel dengan kondisi politik sekarang.
Anggota parlemen Israel, Knesset, Orna Barbivai menyatakan, "Netanyahu harus menghubungi temannya Donald Trump untuk memberitahunya bahwa adegan ini tidak akan ditiru di Israel." (Baca Juga: Hallel Rabin, Gadis yang Menolak Jadi Tentara Israel dan Memilih Dipenjara)
"Apa yang terjadi di Washington bisa terjadi di Israel sehari setelah pemilu, karena Netanyahu melanjutkan hasutannya melawan pengadilan," papar anggota Knesset Eli Avidar. (Lihat Infografis: Jet Siluman F-35 Inggris Bakal Dilengkapi Rudal Maut SPEAR3)
Anggota Knesset Ofer Shelah menambahi, "Apa yang terjadi di AS, meskipun merupakan negara demokrasi terkuat dan paling menonjol, menunjukkan bahwa satu orang dapat merusak fondasi satu negara. Oleh karena itu, kita harus melindungi sistem demokrasi di Israel sebelum terlambat." (Lihat Video: Rutin Olahraga, Gubernur dan Wagub Sulteng Terinfeksi Covid-19)
Pemimpin Partai Harapan Baru Gideon Sa'ar juga menegaskan, "Apa yang terjadi di Amerika Serikat mengingatkan kita tentang apa yang juga bisa terjadi di Israel karena keadaan polarisasi dan ekstremisme."
"Penolakan Netanyahu untuk mengomentari gangguan yang menjijikkan di Washington tidak datang secara kebetulan, karena dia pikir dia lebih penting daripada negara," ujar anggota Knesset Ron Huldai.
Menurut anggota Knesset, Tamar Zandberg, "Percobaan kudeta di Amerika Serikat adalah hasil dari upaya Trump meyakinkan para pendukungnya bahwa kemenangannya adalah keputusan ilahi dan bahwa tidak ada Partai Demokrat yang dapat mengubah fakta itu. Sayangnya, banyak partai sayap kanan percaya bahwa demokrasi bekerja hanya dengan satu cara. Oleh karena itu, saya berharap ini tidak akan terjadi di Israel, tetapi saya tidak dapat menjanjikan itu."
Anggota parlemen lainnya, MK Karin Elharar menekankan, "Peristiwa yang terlihat di Washington seharusnya membuat takut semua orang Israel, namun pada akhirnya, hasutan berubah menjadi kekerasan."
Dia menambahkan, "Apa yang terjadi malam ini di Washington adalah percobaan kudeta yang dapat segera ditiru kembali di Israel. Netanyahu melakukan hal yang sama selama empat tahun terakhir dan sejak awal penyelidikan. Oleh karena itu, kita harus waspada dan memperingatkan semua Demokrat di Israel menghindari gelombang kekacauan yang dipimpin Netanyahu."
Para pejabat Israel dan sejumlah partai politik mengkritik Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu karena tidak mengomentari peristiwa penyerbuan di gedung Kongres AS tersebut.
Mereka pun khawatir penyerbuan semacam itu dapat terjadi di Israel dengan kondisi politik sekarang.
Anggota parlemen Israel, Knesset, Orna Barbivai menyatakan, "Netanyahu harus menghubungi temannya Donald Trump untuk memberitahunya bahwa adegan ini tidak akan ditiru di Israel." (Baca Juga: Hallel Rabin, Gadis yang Menolak Jadi Tentara Israel dan Memilih Dipenjara)
"Apa yang terjadi di Washington bisa terjadi di Israel sehari setelah pemilu, karena Netanyahu melanjutkan hasutannya melawan pengadilan," papar anggota Knesset Eli Avidar. (Lihat Infografis: Jet Siluman F-35 Inggris Bakal Dilengkapi Rudal Maut SPEAR3)
Anggota Knesset Ofer Shelah menambahi, "Apa yang terjadi di AS, meskipun merupakan negara demokrasi terkuat dan paling menonjol, menunjukkan bahwa satu orang dapat merusak fondasi satu negara. Oleh karena itu, kita harus melindungi sistem demokrasi di Israel sebelum terlambat." (Lihat Video: Rutin Olahraga, Gubernur dan Wagub Sulteng Terinfeksi Covid-19)
Pemimpin Partai Harapan Baru Gideon Sa'ar juga menegaskan, "Apa yang terjadi di Amerika Serikat mengingatkan kita tentang apa yang juga bisa terjadi di Israel karena keadaan polarisasi dan ekstremisme."
"Penolakan Netanyahu untuk mengomentari gangguan yang menjijikkan di Washington tidak datang secara kebetulan, karena dia pikir dia lebih penting daripada negara," ujar anggota Knesset Ron Huldai.
Menurut anggota Knesset, Tamar Zandberg, "Percobaan kudeta di Amerika Serikat adalah hasil dari upaya Trump meyakinkan para pendukungnya bahwa kemenangannya adalah keputusan ilahi dan bahwa tidak ada Partai Demokrat yang dapat mengubah fakta itu. Sayangnya, banyak partai sayap kanan percaya bahwa demokrasi bekerja hanya dengan satu cara. Oleh karena itu, saya berharap ini tidak akan terjadi di Israel, tetapi saya tidak dapat menjanjikan itu."
Anggota parlemen lainnya, MK Karin Elharar menekankan, "Peristiwa yang terlihat di Washington seharusnya membuat takut semua orang Israel, namun pada akhirnya, hasutan berubah menjadi kekerasan."
Dia menambahkan, "Apa yang terjadi malam ini di Washington adalah percobaan kudeta yang dapat segera ditiru kembali di Israel. Netanyahu melakukan hal yang sama selama empat tahun terakhir dan sejak awal penyelidikan. Oleh karena itu, kita harus waspada dan memperingatkan semua Demokrat di Israel menghindari gelombang kekacauan yang dipimpin Netanyahu."
(sya)