Situasi Politik di AS Memanas, KJRI New York Imbau WNI Hindari Kerumunan

Kamis, 07 Januari 2021 - 08:42 WIB
loading...
Situasi Politik di AS...
Para pendukung Presiden AS Donald Trump menduduki US Capitol. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Menyikapi perkembangan politik Amerika Serikat (AS), Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York menghimbau warga negara Indonesia (WNI) agar waspada.

Para WNI diminta menghindari kerumunan. “Langkah antisipasi perkembangan situasi politik Amerika Serikat bagi warga masyarakat Indonesia di wilayah kerja Konsulat Jenderal Republik Indonesia New York,” ungkap pernyataan KJRI New York.

“Himbauan ini berlaku di negara bagian Connecticut, Delaware, Maryland, Maine, Massachussetts, New Hampshire, New Jersey, New York, North Carolina, South Carolina, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, Virginia dan West Virginia,” papar imbauan KJRI tersebut.

Situasi Politik di AS Memanas, KJRI New York Imbau WNI Hindari Kerumunan


Ketegangan di AS tampaknya akan terus berlanjut hingga Joe Biden dilantik sebagai presiden yang baru. Bahkan setelah pelantikan pun tak ada jaminan situasi politik akan mereka. (Baca Juga: Wapres Pence Membangkang pada Trump, Tolak Ubah Hasil Pilpres AS)

Aksi pendudukan para pendukung Trump itu untuk membatalkan hasil pemilu 3 November yang dimenangkan secara sah oleh Joe Biden. (Baca Juga: Dunia Terkejut Melihat Ulah Pendukung Trump Duduki Gedung US Capitol)

Reaksi seluruh dunia pun segera muncul. Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven dalam tweetnya menggambarkan adegan itu sebagai "serangan terhadap demokrasi".

Situasi Politik di AS Memanas, KJRI New York Imbau WNI Hindari Kerumunan


“Presiden Trump dan banyak anggota Kongres memikul tanggung jawab yang signifikan atas apa yang sedang terjadi. Proses demokratis dalam memilih presiden harus dihormati," ujar dia.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam tweet menyebut peristiwa di Kongres AS sebagai "aib". “Amerika Serikat berdiri untuk demokrasi di seluruh dunia dan itu penting sekarang karena harus ada transfer kekuasaan yang damai dan tertib,” papar dia.

Situasi Politik di AS Memanas, KJRI New York Imbau WNI Hindari Kerumunan


Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Heiko Maas mengatakan musuh demokrasi akan dihibur dengan adegan kekerasan di US Capitol. Dia meminta Trump menerima keputusan para pemilih AS.

Dalam satu Tweet, Maas mengatakan kekerasan itu disebabkan oleh retorika yang menghasut. "Trump dan pendukungnya harus menerima keputusan pemilih Amerika pada akhirnya dan berhenti menginjak-injak demokrasi," ujar dia.

"Cukup banyak gambar bergaya Maidan yang datang dari DC," papar Wakil Duta Besar Rusia Dmitry Polyanskiy memposting di Twitter, merujuk pada protes di Ukraina yang menggulingkan Presiden Ukraina yang didukung Rusia, Viktor Yanukovich pada 2014.

"Beberapa teman saya bertanya apakah seseorang akan membagikan kerupuk kepada para pengunjuk rasa untuk menggemakan aksi Victoria Nuland," ungkap dia, mengutip kunjungan 2013 ke Ukraina ketika saat itu Asisten Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland menawarkan makanan kepada para pengunjuk rasa.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menggambarkan pemandangan di Washington sebagai "menyedihkan".

“Kami mengutuk tindakan kekerasan ini dan menantikan transfer damai Pemerintah ke pemerintahan yang baru terpilih dalam tradisi demokrasi Amerika yang hebat,” ungkap dia di Twitter.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1361 seconds (0.1#10.140)