Xi Jinping Perintahkan Tentara China Siap Perang Kapan Saja Tanpa Takut Mati
loading...
A
A
A
BEIJING - Presiden China Xi Jinping memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk siap berperang kapan saja tanpa rasa takut akan kematian.
Perintah ini disampaikan saat dia mengarahkan militer untuk meningkatkan pelatihan pada tahun 2021 dan menggunakan lebih banyak teknologi canggih dalam latihannya. (Baca: Wisata Seks Dubai, Buah Normalisasi Hubungan UEA dengan Israel )
Xi tidak menyebut negara yang dianggap musuh, namun fakta bahwa China sedang berseteru dengan Amerika Serikat (AS), Taiwan dan India.
"Para komandan dan prajurit dari seluruh pasukan harus...meneruskan semangat pertempuran tanpa rasa takut akan kesulitan dan ketakutan akan kematian," bunyi perintah Xi Jinping, presiden yang juga pemimpin Komisi Militer Pusat China.
Pemimpin rezim komunis China ini mencatat bahwa tahun ini akan menjadi peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China.
Xi mengarahkan PLA untuk mendukung pelatihan garis depan dan secara substansial meningkatkan penggunaan teknologi dalam latihan. Menyebut teknologi modern sebagai "inti dari efektivitas tempur", Xi memerintahkan militer untuk menggunakan simulasi komputer dalam latihan dan mencari cara untuk menambahkan lebih banyak metode teknologi tinggi dan online ke dalam operasi mereka.
Mengutip South China Morning Post, Rabu (6/1/2021), penyebutan "perjuangan militer garis depan" yang tidak disebutkan dalam perintah umum awal tahun kepada tentara adalah penyimpangan dari perintah sebelumnya yang dikeluarkan oleh Xi, di mana PLA diberitahu untuk "mengelola krisis dan mencegah perang". (Baca juga: Iran Minta Interpol Bantu Tangkap Trump dan 47 Pejabat AS Lainnya )
China telah mengalami peningkatan ketegangan dengan tetangganya; India dan Taiwan sepanjang tahun lalu.
Permusuhan di sepanjang perbatasan Himalaya memuncak dalam pertempuran berdarah pada bulan Juni, ketika 20 tentara India tewas, dan Beijing menderita sejumlah korban yang tidak diungkapkan. Suasana di lapangan sejak itu tetap tegang, meski ada komitmen dari kedua belah pihak untuk melakukan deeskalasi.
Bulan lalu, China mengirim kapal induk melalui Selat Taiwan sehari setelah kapal perang AS berlayar ke sana. Postur militer Beijing yang meningkat di wilayah tersebut terjadi ketika Taipei meluncurkan program persenjataan kembali dan mendapatkan beberapa kesepakatan senjata besar dengan Washington.
China dan AS terus saling menuduh satu sama lain melakukan manuver provokatif di Laut China Selatan, sementara hubungan mereka semakin rusak oleh perang dagang dan dukungan Washington untuk gerakan protes di Hong Kong.
Perintah ini disampaikan saat dia mengarahkan militer untuk meningkatkan pelatihan pada tahun 2021 dan menggunakan lebih banyak teknologi canggih dalam latihannya. (Baca: Wisata Seks Dubai, Buah Normalisasi Hubungan UEA dengan Israel )
Xi tidak menyebut negara yang dianggap musuh, namun fakta bahwa China sedang berseteru dengan Amerika Serikat (AS), Taiwan dan India.
"Para komandan dan prajurit dari seluruh pasukan harus...meneruskan semangat pertempuran tanpa rasa takut akan kesulitan dan ketakutan akan kematian," bunyi perintah Xi Jinping, presiden yang juga pemimpin Komisi Militer Pusat China.
Pemimpin rezim komunis China ini mencatat bahwa tahun ini akan menjadi peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China.
Xi mengarahkan PLA untuk mendukung pelatihan garis depan dan secara substansial meningkatkan penggunaan teknologi dalam latihan. Menyebut teknologi modern sebagai "inti dari efektivitas tempur", Xi memerintahkan militer untuk menggunakan simulasi komputer dalam latihan dan mencari cara untuk menambahkan lebih banyak metode teknologi tinggi dan online ke dalam operasi mereka.
Mengutip South China Morning Post, Rabu (6/1/2021), penyebutan "perjuangan militer garis depan" yang tidak disebutkan dalam perintah umum awal tahun kepada tentara adalah penyimpangan dari perintah sebelumnya yang dikeluarkan oleh Xi, di mana PLA diberitahu untuk "mengelola krisis dan mencegah perang". (Baca juga: Iran Minta Interpol Bantu Tangkap Trump dan 47 Pejabat AS Lainnya )
China telah mengalami peningkatan ketegangan dengan tetangganya; India dan Taiwan sepanjang tahun lalu.
Permusuhan di sepanjang perbatasan Himalaya memuncak dalam pertempuran berdarah pada bulan Juni, ketika 20 tentara India tewas, dan Beijing menderita sejumlah korban yang tidak diungkapkan. Suasana di lapangan sejak itu tetap tegang, meski ada komitmen dari kedua belah pihak untuk melakukan deeskalasi.
Bulan lalu, China mengirim kapal induk melalui Selat Taiwan sehari setelah kapal perang AS berlayar ke sana. Postur militer Beijing yang meningkat di wilayah tersebut terjadi ketika Taipei meluncurkan program persenjataan kembali dan mendapatkan beberapa kesepakatan senjata besar dengan Washington.
China dan AS terus saling menuduh satu sama lain melakukan manuver provokatif di Laut China Selatan, sementara hubungan mereka semakin rusak oleh perang dagang dan dukungan Washington untuk gerakan protes di Hong Kong.
(min)