Iran Sita Kapal Tanker Berbendera Korsel, Seoul Tuntut Pembebasan

Selasa, 05 Januari 2021 - 09:54 WIB
loading...
Iran Sita Kapal Tanker Berbendera Korsel, Seoul Tuntut Pembebasan
Kapal tanker berbendera Korea Selatan disita oleh Iran. Foto/IRGC
A A A
TEHERAN - Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyita satu kapal tanker berbendera Korea Selatan (Korsel) di perairan Teluk dan menahan awaknya.

Penyitaan itu terjadi di tengah ketegangan antara Teheran dan Seoul terkait dana Iran yang dibekukan di bank-bank Korea Selatan karena sanksi Amerika Serikat (AS).

Seoul mengkonfirmasi penyitaan satu kapal tanker kimia Korea Selatan oleh otoritas Iran di perairan Oman, dan menuntut pembebasannya segera.

Beberapa media Iran, termasuk TV pemerintah, mengatakan angkatan laut IRGC menangkap kapal tersebut karena mencemari Teluk dengan bahan kimia. (Baca Juga: Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir Cabut Blokade Qatar Hari Ini)

"Menurut laporan awal oleh pejabat lokal, ini murni masalah teknis dan kapal dibawa ke pantai karena mencemari laut," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran Saeed Khatibzadeh seperti dikutip televisi pemerintah. (Lihat Infografis: Ratusan Warga Israel Terinfeksi Covid-19 Setelah Disuntik Vaksin)

Kantor berita semi-resmi Tasnim menerbitkan gambar-gambar yang menunjukkan speedboat IRGC mengawal kapal tanker HANKUK CHEMI, yang disebut membawa 7.200 ton etanol. (Lihat Video: Tidak Beridentitas, Ini Cara Kerja Drone Bawah Laut yang Ditemukan Nelayan)

Anggota awak kapal yang ditahan termasuk warga negara Korea Selatan, Indonesia, Vietnam dan Myanmar.



TV pemerintah Iran mengatakan kapal tanker itu ditahan di kota pelabuhan Bandar Abbas Iran. “Kapal itu memiliki 20 anggota awak,” ungkap Kemlu Korea Selatan.

Departemen Luar Negeri (Deplu) AS meminta Iran segera melepaskan kapal tanker itu.

"Rezim Iran terus mengancam hak navigasi dan kebebasan di Teluk Persia sebagai bagian dari upaya yang jelas untuk memeras masyarakat internasional agar mengurangi tekanan sanksi," ungkap seorang perwakilan Departemen Luar Negeri AS.

“Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain mengetahui insiden itu dan sedang memantau situasinya,” papar juru bicara Deplu AS Rebecca Rebarich dalam menanggapi pertanyaan Reuters.

Insiden itu terjadi menjelang kunjungan wakil menteri luar negeri Korea Selatan ke Teheran.

Khatibzadeh mengatakan kunjungan itu akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang, di mana para pejabat akan membahas permintaan Iran agar Korea Selatan mengeluarkan USD7 miliar yang dibekukan di bank-bank Korea Selatan karena sanksi AS.

Amerika Serikat memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran pada 2018 setelah Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam negara besar.

Sesuai kesepakatan itu, Iran setuju mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi.

Iran membalas tindakan AS dengan melewati pembatasan kesepakatan selangkah demi selangkah.

Dalam langkah yang dapat mempersulit upaya Presiden terpilih AS Joe Biden untuk bergabung kembali dengan kesepakatan tersebut, Teheran mengatakan telah melanjutkan pengayaan uranium 20% di fasilitas nuklir bawah tanah Fordow.

Perusahaan Inggris Ambrey mengatakan kapal berbendera Korea Selatan, yang dimiliki DM Shipping Co, telah berangkat dari Petroleum Chemical Quay di Jubail, di Arab Saudi, sebelum insiden tersebut.

Perusahaan keamanan maritim lainnya, Dryad Global, mengatakan di situs webnya bahwa, “Kapal tanker kimia itu kemungkinan telah ditahan pasukan Iran di Selat Hormuz saat masuk ke Fujairah di Uni Emirat Arab.

Pada awal 2019, Iran meningkatkan ketegangan di jalur pelayaran minyak tersibuk di dunia dengan menahan kapal tanker berbendera Inggris Stena Impero, dua pekan setelah kapal perang Inggris mencegat satu kapal tanker Iran di lepas pantai Gibraltar.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1592 seconds (0.1#10.140)