Beredar, Video Simulasi Serangan Iran terhadap Pangkalan Militer AS

Senin, 04 Januari 2021 - 06:47 WIB
loading...
Beredar, Video Simulasi...
Gambar dari video simulasi serangan pasukan Iran terhadap pangkalan militer Amerika Serikat. Foto/Tangkapan layar YouTube/NBRAS AL2RD Syria
A A A
TEHERAN - Sebuah video yang menunjukkan simulasi serangan pasukan Iran terhadap pangkalan militer Amerika Serikat (AS) telah muncul di YouTube. Video itu muncul sehari sebelum peringatan setahun pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan pesawat nirawak Amerika.

Belum jelas siapa pembuat video tersebut, namun akun yang mengunggahnya di YouTube bernama "NBRAS AL2RD-Syria". (Baca: Jika Perang Pecah, Irak Tak Akan Bedakan Pangkalan AS dan Negara Arab )

Video berdurasi 139 detik berjudul "The Great Revenge" ini dibuat dengan teknik komputer. Video dimulai dengan serentetan serangan rudal menuju pangkalan militer di daerah yang tidak diketahui.

Beberapa burung pemangsa juga terlihat menyerang tentara AS saat asap mengepul dari berbagai bagian pangkalan. Klip diakhiri dengan adegan mirip pidato Presiden Donald Trump di Kongres ketika seorang tentara Amerika yang tewas terlihat di dekat mimbar.

Video itu dirilis saat Kementerian Luar Negeri Iran mengecam pembunuhan Soleimani sebagai "tindakan teror" dan berjanji bahwa Teheran tidak akan beristirahat sampai membawa orang-orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu ke pengadilan.

Kementerian Luar Negeri lebih lanjut menekankan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan Jenderal Soleimani itu sendiri merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, serta kedaulatan Irak, tempat serangan itu dilakukan. (Baca juga: Iran Peringati Pembunuhan Soleimani: Trump Tak Akan Aman di Bumi! )

Saat dibunuh AS pada 3 Januari 2020, Jenderal Qassem Soleimani adalah komandan Pasukan Quds, sebuah pasukan elite di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Baqeri pada Kamis pekan lalu menegaskan bahwa tidak ada tanggal kedaluwarsa untuk membalas dendam pada pembunuh Soleimani. Dia menambahkan bahwa penarikan pasukan Amerika dari Timur Tengah tidak bisa dihindari.

Pernyataan Baqeri muncul setelah para pejabat Iran menggambarkan serangan rudal balistik di pangkalan AS di Irak pada 8 Januari 2020 sebagai "tamparan pertama" untuk balas dendam.

Soleimani dibunuh bersama dengan komandan senior milisi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, dalam serangan pesawat tak berawak AS di mobil mereka di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.

Serangan itu, yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump, yang semakin meningkatkan ketegangan antara Teheran dan Washington. Ketegangan kedua negara telah mendidih sejak penarikan sepihak Amerika dari kesepakatan nuklir Iran 2015, yang juga dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), dan penerapan kembali sanksi ekonomi yang ketat terhadap Republik Islam Iran pada Mei 2018.

Sebagai komandan Pasukan Quds, Soleimani diketahui terlibat dalam serangkaian operasi anti-terorisme di Timur Tengah. Dia juga sempat bergabung dengan AS dalam perangnya melawan Taliban di Afghanistan pada 2001. Dia juga membantu pemerintah Suriah dalam perangnya melawan kelompok militan tahun 2010-an.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1431 seconds (0.1#10.140)