Rusia Akui Jumlah Kematian COVID-19 Terburuk Ketiga di Dunia
loading...
A
A
A
Tetapi mereka hanya melaporkan 55.265 kematian, tingkat kematian yang jauh lebih rendah daripada di negara lain yang terkena dampak parah.
Rusia telah dikritik karena hanya mencantumkan kematian COVID-19 di mana otopsi mengonfirmasi virus adalah penyebab utamanya.
Alexei Raksha, ahli demografi yang meninggalkan Rosstat pada Juli, mengatakan kepada AFP pekan lalu bahwa Kementerian Kesehatan Rusia dan Kementerian Kesehatan Konsumen memalsukan nomor virus corona.
“Angka baru Rosstat berarti bahwa Rusia sekarang memiliki angka kematian COVID-19 tertinggi ketiga di dunia di belakang Amerika Serikat (AS) dengan 333.140 dan Brasil dengan 191.139,” menurut hitungan AFP.
Angka-angka itu muncul ketika pihak berwenang menolak penerapan kembali lockdown nasional dengan harapan menopang ekonomi yang sedang berjuang, bahkan ketika negara itu terpukul gelombang kedua infeksi.
Pemerintah Rusia memperkirakan ekonomi akan menyusut 3,9% tahun ini, sementara Bank Sentral memperkirakan penurunan yang lebih dalam.
Selama konferensi pers akhir tahun awal bulan ini, Putin menolak gagasan memberlakukan jenis lockdown yang dilakukan banyak negara Eropa menjelang liburan Natal.
“Kalau mengikuti aturan dan tuntutan regulator kesehatan, maka tidak perlu dilakukan lockdown,” ujar dia.
Langkah-langkah ketat telah diberlakukan di beberapa kota besar. Pihak berwenang di banyak wilayah memiliki kebijakan terbatas untuk mengenakan masker di ruang publik dan mengurangi pertemuan massal.
Tetapi banyak warga Rusia yang mengabaikan aturan jarak sosial dan dalam beberapa pekan terakhir wabah di negara itu telah membanjiri rumah sakit yang kurang dana di wilayah tersebut.
Rusia telah dikritik karena hanya mencantumkan kematian COVID-19 di mana otopsi mengonfirmasi virus adalah penyebab utamanya.
Alexei Raksha, ahli demografi yang meninggalkan Rosstat pada Juli, mengatakan kepada AFP pekan lalu bahwa Kementerian Kesehatan Rusia dan Kementerian Kesehatan Konsumen memalsukan nomor virus corona.
“Angka baru Rosstat berarti bahwa Rusia sekarang memiliki angka kematian COVID-19 tertinggi ketiga di dunia di belakang Amerika Serikat (AS) dengan 333.140 dan Brasil dengan 191.139,” menurut hitungan AFP.
Angka-angka itu muncul ketika pihak berwenang menolak penerapan kembali lockdown nasional dengan harapan menopang ekonomi yang sedang berjuang, bahkan ketika negara itu terpukul gelombang kedua infeksi.
Pemerintah Rusia memperkirakan ekonomi akan menyusut 3,9% tahun ini, sementara Bank Sentral memperkirakan penurunan yang lebih dalam.
Selama konferensi pers akhir tahun awal bulan ini, Putin menolak gagasan memberlakukan jenis lockdown yang dilakukan banyak negara Eropa menjelang liburan Natal.
“Kalau mengikuti aturan dan tuntutan regulator kesehatan, maka tidak perlu dilakukan lockdown,” ujar dia.
Langkah-langkah ketat telah diberlakukan di beberapa kota besar. Pihak berwenang di banyak wilayah memiliki kebijakan terbatas untuk mengenakan masker di ruang publik dan mengurangi pertemuan massal.
Tetapi banyak warga Rusia yang mengabaikan aturan jarak sosial dan dalam beberapa pekan terakhir wabah di negara itu telah membanjiri rumah sakit yang kurang dana di wilayah tersebut.