Hizbullah Gandakan Jumlah Rudal Presisi, Klaim Dapat Hantam Seluruh Israel
loading...
A
A
A
BEIRUT - Kelompok Hizbullah Lebanon telah menggandakan jumlah rudal presisi selama setahun terakhir. Klaim itu disampaikan pemimpin organisasi tersebut, Hassan Nasrallah.
Dalam wawancara dengan situs berita pro-Hezbollah; Al Mayadeen, yang diterbitkan hari Minggu, Nasrallah juga mengklaim kelompoknya yang didukung Iran telah memiliki kemampuan untuk secara akurat menyerang bagian mana pun dari Israel . (Baca: Heboh Video Menghina Lagu Indonesia Raya, Ini Respons Malaysia )
"Jumlah rudal presisi yang dimiliki (kelompok) perlawanan (Hizbullah) sekarang dua kali lipat dari tahun lalu," katanya. "Setiap target di seluruh wilayah pendudukan Palestina yang ingin kami pukul secara akurat, kami dapat mencapai dengan akurat," katanya lagi, yang dilansir Times of Israel, Senin (28/12/2020).
(Baca Juga : Godaan Membuka Hubungan Diplomasi dengan Israel )
Ketegangan di kawasan Timur Tengah memanas setelah pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Mohsen Fakhrizadeh, baru-baru ini dalam serangan yang dikaitkan dengan Israel.
Channe 13 Israel pada bulan lalu melaporkan bahwa Nasrallah berlindung di tengah kekhawatiran bahwa dia mungkin masuk dalam daftar sasaran AS-Israel berikutnya setelah Fakhrizadeh. Laporan itu mengatakan Nasrallah tetap diam dan membatalkan "gerakan" apa pun setelah pembunuhan Fakhrizadeh.
Pemimpin Hizbullah itu dianggap menjadi target Israel selama bertahun-tahun, dan beberapa pejabat mengejeknya karena tinggal di "bunker" dan hanya membuat penampilan publik yang sangat jarang. Serangan dengan menargetkan Nasrallah oleh Israel kemungkinan besar akan mengobarkan api ketegangan di wilayah tersebut. (Baca juga: Netanyahu: Normalisasi Negara Arab-Israel Wujudkan Nubuat Alkitab )
Ali Kamel Mohsen Jawad, seorang anggota kelompok Hizbullah tewas dalam serangan udaraa di Suriah pada Juli 2020. Hizbullah menuduh Israel sebagai pelakunya.
Dalam wawancara hari Minggu, Nasrallah mengatakan kelompoknya masih berniat untuk membalas kematian Ali Kamel Mohsen Jawad. Selain, itu, Hizbullah juga ingin membalaskan kematian jenderal top Iran, Qassem Soleimani, dan pentolan milisi Irak pro-Iran; Abu Mahdi Al-Muhandis, di Baghdad pada Januari lalu.
Dia menuduh bahwa operasi drone Israel di langit Lebanon mencerminkan "kebingungan", dan menambahkan bahwa Hizbullah memiliki senjata yang memadai untuk melawan pesawat tak berawak tersebut. Nasrallah mengklaim kelompoknya telah menembaki beberapa drone Israel pada beberapa kesempatan.
Awal bulan ini, Hizbullah mengklaim pesawat tak berawaknya sendiri telah berhasil memasuki wilayah udara Israel tanpa terdeteksi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan mengambil rekaman pangkalan militer yang diduga di Galilea Atas.
Dalam wawancara dengan situs berita pro-Hezbollah; Al Mayadeen, yang diterbitkan hari Minggu, Nasrallah juga mengklaim kelompoknya yang didukung Iran telah memiliki kemampuan untuk secara akurat menyerang bagian mana pun dari Israel . (Baca: Heboh Video Menghina Lagu Indonesia Raya, Ini Respons Malaysia )
"Jumlah rudal presisi yang dimiliki (kelompok) perlawanan (Hizbullah) sekarang dua kali lipat dari tahun lalu," katanya. "Setiap target di seluruh wilayah pendudukan Palestina yang ingin kami pukul secara akurat, kami dapat mencapai dengan akurat," katanya lagi, yang dilansir Times of Israel, Senin (28/12/2020).
(Baca Juga : Godaan Membuka Hubungan Diplomasi dengan Israel )
Ketegangan di kawasan Timur Tengah memanas setelah pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Mohsen Fakhrizadeh, baru-baru ini dalam serangan yang dikaitkan dengan Israel.
Channe 13 Israel pada bulan lalu melaporkan bahwa Nasrallah berlindung di tengah kekhawatiran bahwa dia mungkin masuk dalam daftar sasaran AS-Israel berikutnya setelah Fakhrizadeh. Laporan itu mengatakan Nasrallah tetap diam dan membatalkan "gerakan" apa pun setelah pembunuhan Fakhrizadeh.
Pemimpin Hizbullah itu dianggap menjadi target Israel selama bertahun-tahun, dan beberapa pejabat mengejeknya karena tinggal di "bunker" dan hanya membuat penampilan publik yang sangat jarang. Serangan dengan menargetkan Nasrallah oleh Israel kemungkinan besar akan mengobarkan api ketegangan di wilayah tersebut. (Baca juga: Netanyahu: Normalisasi Negara Arab-Israel Wujudkan Nubuat Alkitab )
Ali Kamel Mohsen Jawad, seorang anggota kelompok Hizbullah tewas dalam serangan udaraa di Suriah pada Juli 2020. Hizbullah menuduh Israel sebagai pelakunya.
Dalam wawancara hari Minggu, Nasrallah mengatakan kelompoknya masih berniat untuk membalas kematian Ali Kamel Mohsen Jawad. Selain, itu, Hizbullah juga ingin membalaskan kematian jenderal top Iran, Qassem Soleimani, dan pentolan milisi Irak pro-Iran; Abu Mahdi Al-Muhandis, di Baghdad pada Januari lalu.
Dia menuduh bahwa operasi drone Israel di langit Lebanon mencerminkan "kebingungan", dan menambahkan bahwa Hizbullah memiliki senjata yang memadai untuk melawan pesawat tak berawak tersebut. Nasrallah mengklaim kelompoknya telah menembaki beberapa drone Israel pada beberapa kesempatan.
Awal bulan ini, Hizbullah mengklaim pesawat tak berawaknya sendiri telah berhasil memasuki wilayah udara Israel tanpa terdeteksi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan mengambil rekaman pangkalan militer yang diduga di Galilea Atas.
(min)