Paus Fransiskus Serukan Seluruh Bangsa Berbagi Vaksin COVID-19
loading...
A
A
A
“Kita tidak bisa menempatkan diri kita di depan orang lain, menempatkan kekuatan pasar dan hukum paten sebelum hukum cinta dan kesehatan kemanusiaan,” tutur Paus.
Dia menambahkan, “Kita tidak bisa membiarkan nasionalisme tertutup menghalangi kita untuk hidup seperti keluarga manusia sejati kita.”
Paus Fransiskus juga mengkritik orang-orang yang menolak memakai masker karena itu melanggar kebebasan mereka. Sikap ini telah meluas di negara-negara seperti Amerika Serikat.
“Dan kita juga tidak dapat membiarkan virus individualisme radikal menang atas kita dan membuat kita acuh tak acuh terhadap penderitaan saudara-saudari lainnya,” papar Paus.
Warga Italia berada dalam lockdown nasional untuk sebagian besar periode liburan Natal dan Tahun Baru.
Pembatasan tersebut berarti orang-orang tidak dapat pergi ke Lapangan Santo Petrus atau basilika untuk acara kepausan. Semua kegiatan itu telah dipindahkan ke dalam ruangan.
“Natal di atas segalanya adalah waktu untuk membantu orang lain karena Yesus sendiri terlahir sebagai orang buangan yang miskin,” ungkap Paus Fransiskus pada Kamis malam pada Misa Malam Natal, yang dimulai dua jam lebih awal sehingga beberapa peserta bisa pulang tepat waktu sebelum jam 10 malam
“Semoga Anak Betlehem membantu kita, untuk menjadi murah hati, mendukung dan membantu, terutama terhadap mereka yang rentan, yang sakit, mereka yang menganggur atau mengalami kesulitan karena dampak ekonomi dari pandemi, dan perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga selama bulan-bulan penguncian ini," tutur dia dalam pidatonya pada Jumat.
Dia kemudian menyerukan perdamaian dan rekonsiliasi di Suriah, Yaman, Libya, Nagorno-Karabakh, Sudan Selatan, Nigeria, Kamerun dan Irak, yang akan dia kunjungi pada awal Maret.
Dia juga menyeru untuk menghibur mereka yang menderita akibat krisis kemanusiaan atau bencana alam di Burkina Fasso, Mali, Nigeria, Filipina, dan Vietnam.
Dia menambahkan, “Kita tidak bisa membiarkan nasionalisme tertutup menghalangi kita untuk hidup seperti keluarga manusia sejati kita.”
Paus Fransiskus juga mengkritik orang-orang yang menolak memakai masker karena itu melanggar kebebasan mereka. Sikap ini telah meluas di negara-negara seperti Amerika Serikat.
“Dan kita juga tidak dapat membiarkan virus individualisme radikal menang atas kita dan membuat kita acuh tak acuh terhadap penderitaan saudara-saudari lainnya,” papar Paus.
Warga Italia berada dalam lockdown nasional untuk sebagian besar periode liburan Natal dan Tahun Baru.
Pembatasan tersebut berarti orang-orang tidak dapat pergi ke Lapangan Santo Petrus atau basilika untuk acara kepausan. Semua kegiatan itu telah dipindahkan ke dalam ruangan.
“Natal di atas segalanya adalah waktu untuk membantu orang lain karena Yesus sendiri terlahir sebagai orang buangan yang miskin,” ungkap Paus Fransiskus pada Kamis malam pada Misa Malam Natal, yang dimulai dua jam lebih awal sehingga beberapa peserta bisa pulang tepat waktu sebelum jam 10 malam
“Semoga Anak Betlehem membantu kita, untuk menjadi murah hati, mendukung dan membantu, terutama terhadap mereka yang rentan, yang sakit, mereka yang menganggur atau mengalami kesulitan karena dampak ekonomi dari pandemi, dan perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga selama bulan-bulan penguncian ini," tutur dia dalam pidatonya pada Jumat.
Dia kemudian menyerukan perdamaian dan rekonsiliasi di Suriah, Yaman, Libya, Nagorno-Karabakh, Sudan Selatan, Nigeria, Kamerun dan Irak, yang akan dia kunjungi pada awal Maret.
Dia juga menyeru untuk menghibur mereka yang menderita akibat krisis kemanusiaan atau bencana alam di Burkina Fasso, Mali, Nigeria, Filipina, dan Vietnam.