Paus Fransiskus Serukan Seluruh Bangsa Berbagi Vaksin COVID-19

Jum'at, 25 Desember 2020 - 20:37 WIB
loading...
Paus Fransiskus Serukan Seluruh Bangsa Berbagi Vaksin COVID-19
Paus Fransiskus memberikan pesan Natal di Vatikan, 25 Desember 2020. Foto/REUTERS
A A A
VATIKAN - Paus Fransiskus dalam pesan Natal menyeru para pemimpin politik dan bisnis agar tidak membiarkan kekuatan pasar dan hukum paten lebih diutamakan dibandingkan membagi vaksin Covid-19 untuk semua orang.

Dia juga mengecam nasionalisme dan virus individualisme radikal.

Sebagai tanda zaman, Paus Fransiskus menyampaikan pesan tradisional "Urbi et Orbi" (ke kota dan dunia) secara virtual dari mimbar di dalam Vatikan, bukan dari balkon pusat Basilika Santo Petrus di hadapan puluhan ribu orang seperti biasanya.

Pandemi dan dampak sosial serta ekonominya mendominasi pesan Natal tersebut. (Baca Juga: Misa Natal Paus Fransiskus: Yesus Terlahir sebagai Orang Buangan Miskin)

Paus Fransiskus menyerukan persatuan global dan bantuan bagi negara-negara yang menderita konflik dan krisis kemanusiaan. (Lihat Infografis: Paku Diduga untuk Menyalib Yesus Ditemukan di Biara Ceko)

“Saat ini dalam sejarah, yang ditandai dengan krisis ekologi dan ketimpangan ekonomi serta sosial yang parah yang hanya diperburuk oleh pandemi virus corona, semakin penting bagi kita untuk saling mengakui sebagai saudara dan saudari,” papar dia. (Lihat Video: Sambut Natal dengan Nyalakan Seribu Lilin di Atambua, NTT)

Menekankan bahwa kesehatan adalah masalah internasional, dia tampaknya mengkritik apa yang disebut 'nasionalisme vaksin', yang dikhawatirkan para pejabat PBB akan memperburuk pandemi jika negara-negara miskin menerima vaksin terakhir.



“Saya mohon kepada semua orang, kepala negara, perusahaan dan organisasi internasional untuk mempromosikan kerja sama dan bukan persaingan, untuk menemukan solusi bagi semua orang, vaksin untuk semua, terutama bagi yang paling rentan dan membutuhkan di semua wilayah di planet ini,” tutur Paus.

“Yang paling rentan dan membutuhkan harus menjadi yang pertama,” ujar dia di Aula Doa Doa Vatikan, dengan dihadiri hanya sekitar 50 staf Vatikan yang mengenakan masker sambil duduk di sepanjang dinding yang panjang.

“Kita tidak bisa menempatkan diri kita di depan orang lain, menempatkan kekuatan pasar dan hukum paten sebelum hukum cinta dan kesehatan kemanusiaan,” tutur Paus.

Dia menambahkan, “Kita tidak bisa membiarkan nasionalisme tertutup menghalangi kita untuk hidup seperti keluarga manusia sejati kita.”

Paus Fransiskus juga mengkritik orang-orang yang menolak memakai masker karena itu melanggar kebebasan mereka. Sikap ini telah meluas di negara-negara seperti Amerika Serikat.

“Dan kita juga tidak dapat membiarkan virus individualisme radikal menang atas kita dan membuat kita acuh tak acuh terhadap penderitaan saudara-saudari lainnya,” papar Paus.

Warga Italia berada dalam lockdown nasional untuk sebagian besar periode liburan Natal dan Tahun Baru.

Pembatasan tersebut berarti orang-orang tidak dapat pergi ke Lapangan Santo Petrus atau basilika untuk acara kepausan. Semua kegiatan itu telah dipindahkan ke dalam ruangan.

“Natal di atas segalanya adalah waktu untuk membantu orang lain karena Yesus sendiri terlahir sebagai orang buangan yang miskin,” ungkap Paus Fransiskus pada Kamis malam pada Misa Malam Natal, yang dimulai dua jam lebih awal sehingga beberapa peserta bisa pulang tepat waktu sebelum jam 10 malam

“Semoga Anak Betlehem membantu kita, untuk menjadi murah hati, mendukung dan membantu, terutama terhadap mereka yang rentan, yang sakit, mereka yang menganggur atau mengalami kesulitan karena dampak ekonomi dari pandemi, dan perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga selama bulan-bulan penguncian ini," tutur dia dalam pidatonya pada Jumat.

Dia kemudian menyerukan perdamaian dan rekonsiliasi di Suriah, Yaman, Libya, Nagorno-Karabakh, Sudan Selatan, Nigeria, Kamerun dan Irak, yang akan dia kunjungi pada awal Maret.

Dia juga menyeru untuk menghibur mereka yang menderita akibat krisis kemanusiaan atau bencana alam di Burkina Fasso, Mali, Nigeria, Filipina, dan Vietnam.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1285 seconds (0.1#10.140)