AS Gertak Iran dengan Kapal Selam Nuklir Bersenjata Rudal Tomahawk
loading...
A
A
A
DUBAI - Kapal selam bertenaga nuklir Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) , USS Georgia, transit di Selat Hormuz pada hari Senin disertai dengan dua kapal perang tambahan.
Media-media Amerika menyimpulkan pengiriman kapal selam bersenjata rudal jelajah Tomahawk itu untuk menggertak Iran setelah rentetan serangan roket menghujani kompleks Kedutaan AS di Baghdad hari Minggu. Serangan itu terjadi menjelang setahun pembunuhan jenderal Iran, Qassem Soleimani, oleh pesawat nirawak Amerika di Baghdad. (Baca: Roket-roket Katyusha Hujani Kedutaan AS di Zona Hijau Irak )
Angkatan Laut Amerika membuat pengumuman publik yang langka tentang pergerakan kapal selam nuklir di perairan dekat wilayah Iran.
"Kapal selam berpeluru kendali kelas Ohio; USS Georgia (SSGN 729), bersama dengan kapal penjelajah berpeluru kendali USS Port Royal (CG 73) dan USS Philippine Sea (CG 58), transit di Selat Hormuz memasuki wilayah Teluk Arab, 21 Desember," kata Angkatan Laut dalam sebuah pernyataan menggunakan nama alternatif untuk Teluk Persia, sebagaimana dilansir CNN, Selasa (22/12/2020).
Ketegangan AS dengan Iran kembali memanas, di mana Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo menyalahkan milisi yang didukung Iran atas serangan beberapa roket di kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad, Irak.
Beberapa pejabat AS telah menyatakan keprihatinan bahwa Iran kemungkinan menggunakan peringatan setahun pembunuhan Jenderal Qasem Solemani untuk melakukan serangan terhadap kepentingan AS.
Angkatan Laut AS jarang membahas pergerakan kapal selamnya, tetapi pengumuman hari Senin mencakup rincian tentang kemampuan kapal tersebut, yakni kemampuannya untuk membawa hingga 154 rudal jelajah Tomahawk. (Baca juga: Dulu Sembunyi-sembunyi, Kini Ornamen Natal Dijual Terbuka di Arab Saudi )
Laporan terbaru dari serangan di kompleks kedutaan AS di Baghdad menyebutkan ada delapan roket yang ditembakkan. Serangan itu menyebabkan kerusakan pada bangunan dan mobil di daerah pemukiman dekat Kedutaan Besar AS. Kompleks Kedutaan Besar AS mengalami sedikit kerusakan, tetapi tidak ada personel kedutaan yang terluka.
Militer Irak mengatakan seorang tentara Irak terluka ketika sebuah roket mendarat di dekat pos pemeriksaan keamanan.
"Amerika Serikat mengutuk keras serangan terbaru oleh milisi yang didukung Iran di Zona Internasional di Baghdad," kata Pompeo dalam pernyataan hari Minggu. "Kami berharap mereka yang terluka segera sembuh."
Juru bicara Menteri Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, mengecam keras pernyataan Pompeo. Dia mengatakan kedutaan Iran juga terletak di Zona Internasional di Baghdad.
"Kedutaan Besar Iran berada di daerah yang sama, menyerang setiap misi diplomatik dan daerah pemukiman adalah salah dan dilarang oleh hukum internasional," kata Khatibzadeh dalam konferensi pers virtual yang diadakan di Ibu Kota Iran, Teheran, pada hari Senin dan dihadiri oleh perwakilan media lokal dan internasional.
"Pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika itu mencurigakan. Kami mengutuk keras pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika," imbuh Khatibzadeh saat menjawab pertanyaan wartawan media lokal Iran.
Media-media Amerika menyimpulkan pengiriman kapal selam bersenjata rudal jelajah Tomahawk itu untuk menggertak Iran setelah rentetan serangan roket menghujani kompleks Kedutaan AS di Baghdad hari Minggu. Serangan itu terjadi menjelang setahun pembunuhan jenderal Iran, Qassem Soleimani, oleh pesawat nirawak Amerika di Baghdad. (Baca: Roket-roket Katyusha Hujani Kedutaan AS di Zona Hijau Irak )
Angkatan Laut Amerika membuat pengumuman publik yang langka tentang pergerakan kapal selam nuklir di perairan dekat wilayah Iran.
"Kapal selam berpeluru kendali kelas Ohio; USS Georgia (SSGN 729), bersama dengan kapal penjelajah berpeluru kendali USS Port Royal (CG 73) dan USS Philippine Sea (CG 58), transit di Selat Hormuz memasuki wilayah Teluk Arab, 21 Desember," kata Angkatan Laut dalam sebuah pernyataan menggunakan nama alternatif untuk Teluk Persia, sebagaimana dilansir CNN, Selasa (22/12/2020).
Ketegangan AS dengan Iran kembali memanas, di mana Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo menyalahkan milisi yang didukung Iran atas serangan beberapa roket di kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad, Irak.
Beberapa pejabat AS telah menyatakan keprihatinan bahwa Iran kemungkinan menggunakan peringatan setahun pembunuhan Jenderal Qasem Solemani untuk melakukan serangan terhadap kepentingan AS.
Angkatan Laut AS jarang membahas pergerakan kapal selamnya, tetapi pengumuman hari Senin mencakup rincian tentang kemampuan kapal tersebut, yakni kemampuannya untuk membawa hingga 154 rudal jelajah Tomahawk. (Baca juga: Dulu Sembunyi-sembunyi, Kini Ornamen Natal Dijual Terbuka di Arab Saudi )
Laporan terbaru dari serangan di kompleks kedutaan AS di Baghdad menyebutkan ada delapan roket yang ditembakkan. Serangan itu menyebabkan kerusakan pada bangunan dan mobil di daerah pemukiman dekat Kedutaan Besar AS. Kompleks Kedutaan Besar AS mengalami sedikit kerusakan, tetapi tidak ada personel kedutaan yang terluka.
Militer Irak mengatakan seorang tentara Irak terluka ketika sebuah roket mendarat di dekat pos pemeriksaan keamanan.
"Amerika Serikat mengutuk keras serangan terbaru oleh milisi yang didukung Iran di Zona Internasional di Baghdad," kata Pompeo dalam pernyataan hari Minggu. "Kami berharap mereka yang terluka segera sembuh."
Juru bicara Menteri Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, mengecam keras pernyataan Pompeo. Dia mengatakan kedutaan Iran juga terletak di Zona Internasional di Baghdad.
"Kedutaan Besar Iran berada di daerah yang sama, menyerang setiap misi diplomatik dan daerah pemukiman adalah salah dan dilarang oleh hukum internasional," kata Khatibzadeh dalam konferensi pers virtual yang diadakan di Ibu Kota Iran, Teheran, pada hari Senin dan dihadiri oleh perwakilan media lokal dan internasional.
"Pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika itu mencurigakan. Kami mengutuk keras pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika," imbuh Khatibzadeh saat menjawab pertanyaan wartawan media lokal Iran.
(min)