Surat Pribadi Tokoh Dunia: dari Hitler Cuti hingga Da Vinci Lamar Kerja
loading...
A
A
A
De Profundis adalah surat panjang tentang ungkapan luka, kehancuran, dan kekecewaan yang sangat mendalam yang ditulis oleh Oscar Wilde selama dipenjara di Reading Gaol. Surat yang ditulis antara Januari dan Maret 1897 ini tidak dikirim dari penjara, tetapi dibawa oleh Wilde saat dia dibebaskan.
De Profundis berisi keluhan, kekecewaan, kehancuran, penyesalan, perenungan, penerimaan, dan ungkapan perasaan tersayat penulis Oscar Wilde kepada sahabatnya, yaitu Lord Alfred Douglas. Oscar Wilde menyesali banyak sekali kenyataan yang telah terjadi dalam kehidupannya, salah satunya adalah gagal menghentikan relasi dengan Alfred. Ia selalu menerima kembali Alfred, walau sedikitpun sahabatnya itu tidak memiliki moral dalam menghargai dirinya sebagai seorang seniman besar dan berpengaruh.
9. Surat Benjamin Franklin kepada William Strahan
Sebelum Amerika memulai perjuangan untuk kemerdekaannya, salah satu pendiri utamanya, Benjamin Franklin, berteman dekat dengan William Strahan, seorang pencetak, penerbit, dan anggota Parlemen Inggris terkemuka. Bahkan setelah Perang Revolusi Amerika dimulai, keduanya tetap berteman sampai Franklin menyadari bahwa Strahan ternyata telah mencap orang Amerika sebagai pemberontak.
Sebagai tanggapan atas stigma tersebut, Franklin menulis surat kepada Strahan. Dalam suratnya Franklin memanggil mantan temannya sebagai "Mr. Strahan. ” Dia menyalahkan Strahan dan sesama anggota Parlemen atas kekacauan yang terjadi di Amerika Serikat. (Baca juga: 10 Pertempuran Udara Paling Sengit Sepanjang Sejarah)
Dia menyebut mereka pembunuh dan bahkan menyuruh Strahan untuk melihat tangannya sendiri untuk melihat noda darah kerabatnya. Surat pendek itu diakhiri dengan pernyataan Franklin bahwa persahabatan mereka telah berakhir dan mereka berdua adalah musuh sejak saat itu dan seterusnya.
10. Janggut Ikonik Lincoln Berkat Surat Bedell
Di awal kampanye pemilihan presiden, penampilan Presiden AS ke-16 Abraham Lincoln dikenal parlente, necis, dan rapih tanpa jenggot. Lincoln mulai memelihara janggut ikoniknya setelah menerima surat dari seorang gadis muda bernama Grace Bedell, yang berusia 11 tahun saat itu.
Dalam surat Bedell tertanggal 15 Oktober 1860, dia menyarankan agar Lincoln menumbuhkan janggut karena wajahnya kurus dan dia akan terlihat lebih baik dengan itu. Bedell mengklaim bahwa wanita menyukai jenggot dan bahkan akan membujuk suami mereka untuk memilihnya dalam pemilihan.
De Profundis berisi keluhan, kekecewaan, kehancuran, penyesalan, perenungan, penerimaan, dan ungkapan perasaan tersayat penulis Oscar Wilde kepada sahabatnya, yaitu Lord Alfred Douglas. Oscar Wilde menyesali banyak sekali kenyataan yang telah terjadi dalam kehidupannya, salah satunya adalah gagal menghentikan relasi dengan Alfred. Ia selalu menerima kembali Alfred, walau sedikitpun sahabatnya itu tidak memiliki moral dalam menghargai dirinya sebagai seorang seniman besar dan berpengaruh.
9. Surat Benjamin Franklin kepada William Strahan
Sebelum Amerika memulai perjuangan untuk kemerdekaannya, salah satu pendiri utamanya, Benjamin Franklin, berteman dekat dengan William Strahan, seorang pencetak, penerbit, dan anggota Parlemen Inggris terkemuka. Bahkan setelah Perang Revolusi Amerika dimulai, keduanya tetap berteman sampai Franklin menyadari bahwa Strahan ternyata telah mencap orang Amerika sebagai pemberontak.
Sebagai tanggapan atas stigma tersebut, Franklin menulis surat kepada Strahan. Dalam suratnya Franklin memanggil mantan temannya sebagai "Mr. Strahan. ” Dia menyalahkan Strahan dan sesama anggota Parlemen atas kekacauan yang terjadi di Amerika Serikat. (Baca juga: 10 Pertempuran Udara Paling Sengit Sepanjang Sejarah)
Dia menyebut mereka pembunuh dan bahkan menyuruh Strahan untuk melihat tangannya sendiri untuk melihat noda darah kerabatnya. Surat pendek itu diakhiri dengan pernyataan Franklin bahwa persahabatan mereka telah berakhir dan mereka berdua adalah musuh sejak saat itu dan seterusnya.
10. Janggut Ikonik Lincoln Berkat Surat Bedell
Di awal kampanye pemilihan presiden, penampilan Presiden AS ke-16 Abraham Lincoln dikenal parlente, necis, dan rapih tanpa jenggot. Lincoln mulai memelihara janggut ikoniknya setelah menerima surat dari seorang gadis muda bernama Grace Bedell, yang berusia 11 tahun saat itu.
Dalam surat Bedell tertanggal 15 Oktober 1860, dia menyarankan agar Lincoln menumbuhkan janggut karena wajahnya kurus dan dia akan terlihat lebih baik dengan itu. Bedell mengklaim bahwa wanita menyukai jenggot dan bahkan akan membujuk suami mereka untuk memilihnya dalam pemilihan.