Uni Eropa Bahas Ekspor Senjata ke Turki dengan NATO dan AS

Sabtu, 12 Desember 2020 - 16:45 WIB
loading...
Uni Eropa Bahas Ekspor Senjata ke Turki dengan NATO dan AS
Kanselir Jerman Angela Merkel. Foto/REUTERS
A A A
BRUSSELS - Para pemimpin Uni Eropa (UE) berencana membahas ekspor senjata ke Turki dengan aliansi NATO dan Amerika Serikat (AS).

Kanselir Jerman Angela Merkel mengungkapkan hal itu setelah Yunani mendorong embargo senjata pada Turki.

Merkel berbicara setelah konferensi tingkat tinggi (KTT) UE saat 27 pemimpin Uni Eropa setuju menyiapkan sanksi terbatas pada individu Turki atas sengketa eksplorasi energi Ankara dengan Yunani dan Siprus.

Namun UE menunda pembahasan langkah-langkah yang lebih keras hingga Maret. (Baca Juga: Erdogan: Sanksi Amerika Serikat Tidak Menghormati Turki)

"Kami berbicara tentang bagaimana berbagai pertanyaan tentang ekspor senjata harus dibahas di NATO. Kami mengatakan bahwa kami ingin berkoordinasi dengan pemerintahan baru AS tentang Turki," ujar Merkel saat konferensi pers. (Lihat Infografis: Indonesia Dapat Direstui AS Beli Jet Tempur F-15 dan F-18)

Banyak negara Uni Eropa juga menjadi anggota NATO. Turki termasuk anggota NATO tapi bukan anggota UE. (Lihat Video: Habib Rizieq Jalani Test Rapid Antigen, Ini Hasilnya)

Komentar Merkel menggarisbawahi sikap keras terhadap Turki di antara negara-negara UE, banyak di antaranya menolak tindakan hukuman terhadap Ankara.



Turki merupakan sekutu NATO, calon anggota UE dan tuan rumah warga Suriah yang melarikan diri dari perang saudara dan hendak ke Eropa.

Tetapi negara-negara UE juga semakin kritis terhadap keterlibatan Turki di Libya dan pembelian sistem senjata Rusia.

Amerika Serikat sudah siap menjatuhkan sanksi kepada Turki atas pembelian sistem pertahanan rudal buatan Rusia, seperti dilaporkan Reuters pada Kamis.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Turki menolak sikap KTT Uni Eropa yang dianggap "bias dan ilegal" mengenai sanksi.

Presiden Turki Tayyip Erdogan meminta pemerintah AS dan UE berhenti dipengaruhi lobi anti-Turki. Namun, dengan nada damai yang tidak biasa, Erdogan mengatakan bahwa dia yakin masalah dapat diselesaikan melalui dialog.

Ketegangan meningkat terkait keputusan Turki mengirim kapal pengeboran minyak dan gas ke perairan di lepas pantai selatan Siprus, tempat Siprus Yunani memberikan hak eksplorasi hidrokarbon kepada perusahaan Italia dan Prancis.

Turki mengklaim beroperasi di perairan di landas kontinennya sendiri atau di wilayah di mana warga Siprus Turki memiliki hak.

Turki berulang kali menuduh Yunani menghindari pembicaraan bilateral atas klaim maritim yang bertentangan serta menuduh Uni Eropa bias terhadap Yunani dan Turki.

UE hanya mengekspor senjata dan amunisi senilai USD54,53 juta ke Turki pada 2018. Kantor statistik UE, Eurostat, menyebut penjualan itu termasuk rudal dan pesawat.

Amerika Serikat, Italia, dan Spanyol adalah eksportir senjata terbesar ke Turki dari 2015-2019, menurut data Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) yang berbasis di Swedia. SIPRI adalah lembaga pemikir konflik dan persenjataan terkemuka.

Pemerintah UE setuju pada Oktober 2019 untuk membatasi penjualan senjata ke Turki. Blok tersebut saat ini melarang penjualan senjata ke beberapa negara termasuk Rusia, Belarusia, Suriah dan Venezuela.

Uni Eropa dan NATO berencana mengadakan pertemuan dengan Presiden terpilih AS Joe Biden setelah dia menjabat pada Januari.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1303 seconds (0.1#10.140)