Kasus Corona Menurun, Australia Buka Kembali Aktivitas Belajar Mengajar
loading...
A
A
A
Pemerintah Australia memperkirakan sekitar 850.000 orang akan kembali bekerja setelah lockdown dicabut.
Sama seperti Australia, Swiss juga membuka kembali sekolah. Ribuan anak-anak bahkan sudah masuk kelas awal pekan ini. Seperti dilansir Reuters, mereka tampak ceria karena dapat bertemu kembali dengan teman-temannya.
Tapi, mereka harus beradaptasi dengan peraturan baru. Siswa Geneva La Tour School, misalnya, yang mewajibkan anak-anak melakukan pembatasan sosial. Setiap kelas juga hanya diisi separuhnya dengan letak bangku berjarak minimal 2 meter.
"Saya ingin cepat-cepat masuk sekolah lagi karena menyenangkan. Saya juga menyukai guru-guru di sini," kata Heloise, siswa Geneva La Tour School. "Saya juga bosan tinggal di rumah dan memilih pergi ke sekolah," ucap temannya, Yunyi. (Baca juga: Kasus Baru Bermunculan, Seluruh Penduduk Wuhan Akan Jalani Tes Corona)
Sejauh ini, jumlah pasien Covid-19 di Swiss mencapai 30.000, 1.500 di antaranya tewas. Dengan angka yang melambat, Bern berupaya memperlonggar lockdown dan mulai memulihkan aktivitas publik.
Ibu Heloise, Diane Jolidon, mengaku sangat senang anaknya dapat kembali bersekolah. Dia mengaku kewalahan untuk mengurus anaknya di rumah karena harus bekerja. Tapi, sejumlah orang tua mengaku cemas dengan keselamatan anak-anak mereka.
"Saya tentu berharap anak-anak dapat bersekolah, tapi saya juga bingung karena kondisinya seperti ini," kata Jolidon. Kecemasan serupa diungkapkan Linda Bapst, ibu seorang anak yang masih sekolah di taman kanak-kanak.
Di sebuah sekolah di Lausanne, para guru mengenakan masker. Setiap anak-anak juga diperiksa secara berkala sebelum memasuki ruangan kelas. Setidaknya kemarin dua siswa tidak diperbolehkan masuk karena dikhawatirkan dalam kondisi tidak sehat.
Selain sekolah, restoran juga mulai membuka pintu bagi pelanggan dengan peraturan serupa. Setiap kursi di meja makan harus terpisah minimal 2 meter. (Muh Shamil)
Sama seperti Australia, Swiss juga membuka kembali sekolah. Ribuan anak-anak bahkan sudah masuk kelas awal pekan ini. Seperti dilansir Reuters, mereka tampak ceria karena dapat bertemu kembali dengan teman-temannya.
Tapi, mereka harus beradaptasi dengan peraturan baru. Siswa Geneva La Tour School, misalnya, yang mewajibkan anak-anak melakukan pembatasan sosial. Setiap kelas juga hanya diisi separuhnya dengan letak bangku berjarak minimal 2 meter.
"Saya ingin cepat-cepat masuk sekolah lagi karena menyenangkan. Saya juga menyukai guru-guru di sini," kata Heloise, siswa Geneva La Tour School. "Saya juga bosan tinggal di rumah dan memilih pergi ke sekolah," ucap temannya, Yunyi. (Baca juga: Kasus Baru Bermunculan, Seluruh Penduduk Wuhan Akan Jalani Tes Corona)
Sejauh ini, jumlah pasien Covid-19 di Swiss mencapai 30.000, 1.500 di antaranya tewas. Dengan angka yang melambat, Bern berupaya memperlonggar lockdown dan mulai memulihkan aktivitas publik.
Ibu Heloise, Diane Jolidon, mengaku sangat senang anaknya dapat kembali bersekolah. Dia mengaku kewalahan untuk mengurus anaknya di rumah karena harus bekerja. Tapi, sejumlah orang tua mengaku cemas dengan keselamatan anak-anak mereka.
"Saya tentu berharap anak-anak dapat bersekolah, tapi saya juga bingung karena kondisinya seperti ini," kata Jolidon. Kecemasan serupa diungkapkan Linda Bapst, ibu seorang anak yang masih sekolah di taman kanak-kanak.
Di sebuah sekolah di Lausanne, para guru mengenakan masker. Setiap anak-anak juga diperiksa secara berkala sebelum memasuki ruangan kelas. Setidaknya kemarin dua siswa tidak diperbolehkan masuk karena dikhawatirkan dalam kondisi tidak sehat.
Selain sekolah, restoran juga mulai membuka pintu bagi pelanggan dengan peraturan serupa. Setiap kursi di meja makan harus terpisah minimal 2 meter. (Muh Shamil)
(ysw)