Langka, Pejabat Militer AS Sebut Pasukan Iran Miliki Rasa Hormat
loading...
A
A
A
MANAMA - Pejabat tertinggi Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah mengatakan pada Minggu bahwa Amerika telah mencapai "pencegahan konflik yang tidak mudah" dengan Iran setelah berbulan-bulan terjadi serangan regional dan penyitaan kapal di laut.
Pejabat tersebut bahkan memuji pasukan Teheran yang dia sebut memiliki rasa hormat dalam kerja kerasnya mencegah konflik. Pengakuan ini langka di kalangan pejabat militer Amerika yang biasanya keras terhadap militer Teheran sebagai musuh bebuyutannya. (Baca: IRGC: Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh Senjata Canggih yang Dikontrol Satelit )
Wakil Laksamana Sam Paparo, yang mengawasi Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain, memberikan komentar akademis pada acara tahunan "Manama Dialogue" yang diselenggarakan oleh International Institute for Strategic Studies.
“Kami telah mencapai pencegahan yang tidak mudah. Pencegahan yang tidak mudah itu diperburuk oleh peristiwa dunia dan peristiwa di sepanjang jalan," katanya seperti dikutip dari AP, Senin (7/12/2020).
"Tapi saya telah menemukan aktivitas Iran di laut untuk waspada, dan berhati-hati serta hormat, untuk tidak mengambil risiko salah perhitungan atau eskalasi yang tidak perlu di laut."
Pujian langka Paparo itu ditujukan kepada pasukan regional Angkatan Laut Iran dan pasukan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) merupakan pasukan para militer negara para Mullah tersebut.
Misi Iran ke PBB belum bersedia menanggapi permintaan komentar. (Baca juga: Kebanjiran Lagi, Kapal Induk Inggris Senilai Rp58,7 Triliun Terdampar 6 Bulan )
Ketika Iran secara tidak secara langsung menyita atau menargetkan sebuah kapal-kapal tanker minyak asing dalam beberapa bulan terakhir, sebuah ranjau baru-baru ini menghantam sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Arab Saudi dan sebuah kapal kargo di dekat Yaman diserang. Kecurigaan tertuju pada pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman sebagai pihak di balik kedua serangan tersebut. Houthi belum mengomentari serangan itu.
Paparo, mantan pilot pesawat tempur Angkatan Laut yang baru-baru ini menjabat sebagai direktur operasi di Komando Pusat militer AS, menawarkan pendirian yang berbeda dari pendahulunya, Wakil Laksamana James Malloy.
Dalam salah satu komentar terakhirnya kepada wartawan di bulan Agustus, Malloy menyebut perilaku Iran sebagai sembrono dan provokatif. "Dan selalu mencoba dalam latihan Angkatan Laut yang dramatis untuk menurunkan denominator sampai mereka yakin bahwa mereka dapat terlihat seperti mereka telah memenangkan sesuatu," katanya.
Pejabat tersebut bahkan memuji pasukan Teheran yang dia sebut memiliki rasa hormat dalam kerja kerasnya mencegah konflik. Pengakuan ini langka di kalangan pejabat militer Amerika yang biasanya keras terhadap militer Teheran sebagai musuh bebuyutannya. (Baca: IRGC: Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh Senjata Canggih yang Dikontrol Satelit )
Wakil Laksamana Sam Paparo, yang mengawasi Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain, memberikan komentar akademis pada acara tahunan "Manama Dialogue" yang diselenggarakan oleh International Institute for Strategic Studies.
“Kami telah mencapai pencegahan yang tidak mudah. Pencegahan yang tidak mudah itu diperburuk oleh peristiwa dunia dan peristiwa di sepanjang jalan," katanya seperti dikutip dari AP, Senin (7/12/2020).
"Tapi saya telah menemukan aktivitas Iran di laut untuk waspada, dan berhati-hati serta hormat, untuk tidak mengambil risiko salah perhitungan atau eskalasi yang tidak perlu di laut."
Pujian langka Paparo itu ditujukan kepada pasukan regional Angkatan Laut Iran dan pasukan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) merupakan pasukan para militer negara para Mullah tersebut.
Misi Iran ke PBB belum bersedia menanggapi permintaan komentar. (Baca juga: Kebanjiran Lagi, Kapal Induk Inggris Senilai Rp58,7 Triliun Terdampar 6 Bulan )
Ketika Iran secara tidak secara langsung menyita atau menargetkan sebuah kapal-kapal tanker minyak asing dalam beberapa bulan terakhir, sebuah ranjau baru-baru ini menghantam sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Arab Saudi dan sebuah kapal kargo di dekat Yaman diserang. Kecurigaan tertuju pada pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman sebagai pihak di balik kedua serangan tersebut. Houthi belum mengomentari serangan itu.
Paparo, mantan pilot pesawat tempur Angkatan Laut yang baru-baru ini menjabat sebagai direktur operasi di Komando Pusat militer AS, menawarkan pendirian yang berbeda dari pendahulunya, Wakil Laksamana James Malloy.
Dalam salah satu komentar terakhirnya kepada wartawan di bulan Agustus, Malloy menyebut perilaku Iran sebagai sembrono dan provokatif. "Dan selalu mencoba dalam latihan Angkatan Laut yang dramatis untuk menurunkan denominator sampai mereka yakin bahwa mereka dapat terlihat seperti mereka telah memenangkan sesuatu," katanya.