Diduga Berkhianat, Ahli Rudal Hipersonik Putin Ditangkap

Jum'at, 04 Desember 2020 - 18:42 WIB
loading...
Diduga Berkhianat, Ahli...
Diduga melakukan pengkhianatan tingkat tinggi, ahli rudal hipersonik Rusia ditangkap. Foto/Kolase/Sindonews
A A A
MOSKOW - Salah seorang ahli rudal hipersonik Presiden Rusia Vladimir Putin ditangkap karena dicurigai telah melakukan pengkhianatan tingkat tinggi.

Professor Anatoly Gubanov (63) dicurigai telah memberikan data desain pesawat hipersonik yang sangat rahasi ke Barat. Fisikawan terkemuka itu ditahan oleh dinas kontraintelijen Rusia, FSB, di Moskow dan terancam penjara antara 12 dan 20 tahun jika terbukti bersalah.

"Menurut penyelidikan, Gubanov menyerahkan data rahasia pengembangan pesawat terbang ke luar negeri," kata sumber penegak hukum seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (4/12/2020).



Diketahui bahwa ilmuwan terkemuka itu telah bekerja dengan para ahli Barat dalam proyek internasional yang disebut Hexafly-Int yang bertujuan untuk mengembangkan pesawat penumpang berkecepatan tinggi yang menggunakan bahan bakar hidrogen.

Usaha ini melibatkan spesialis dari Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, Italia, dan Australia.

Tapi surat kabar Rusia, Kommersant, melaporkan sumber yang dekat dengan ayah lima anak itu mengatakan minat utamanya adalah pada desain rudal yang menjanjikan, yang belum dalam dinas militer.

Dia telah membuat beberapa perkembangan ilmiah di bidang ini yang dirahasiakan, dan laporan tersebut mengindikasikan tuduhan terhadapnya terkait dengan pekerjaannya tersebut.

Gubanov selama ini dikenal sebagai ahli mesin roket padat supersonik. (Baca juga: Rusia Operasikan Sistem Rudal S-500 'Si Pembunuh F-35' Tahun Depan )

"Dia telah menandatangani perjanjian untuk tidak membocorkan rincian terobosan teknologi kepada kekuatan asing tetapi FSB yakin dia 'melanggar' kewajiban ini," bunyi laporan Kommersant.

Sedangkan kantor berita Rusia lainnya, Interfax, mengatakan profesor itu diduga memberikan informasi yang terdiri dari rahasia negara ke luar negeri atau melakukan tindakan lain yang ditujukan terhadap keamanan Rusia untuk kepentingan negara, organisasi, atau perwakilan asing.

Pengadilan tertutup di dalam penjara Lefortovo memerintahkan Gubanov ditahan hingga Februari.

Semua itu adalah spekulasi tetapi tidak ada konfirmasi bahwa kasus tersebut mungkin melibatkan Kinzhal - atau Belati - rudal hipersonik berkemampuan nuklir Putin yang berharga yang mampu terbang sepuluh kali kecepatan suara.

Perwakilan hukum Gubanov menolak berkomentar lebih lanjut.

Gubanov berasal dari dinasti ilmuwan termasuk ayah mertuanya Profesor Leonid Shkadov, seorang desainer pesawat terkemuka Soviet. (Baca juga: Rusia Sebar Sistem Rudal S-300 ke Pulau Sengketa Dekat Jepang )

Pria yang ditahan itu bekerja di Zhukovsky Central Aerohydrodynamic Institute (TsAGI), tetapi juga terkait dengan beberapa universitas termasuk Institut Fisika dan Teknologi Moskow (MIPT).

Dua putrinya dan satu putranya - semuanya fisikawan - juga bekerja di TsAGI.

Penangkapan Gulbanov adalah yang terbaru dari sejumlah ilmuwan dan pejabat Rusia yang ditahan dalam apa yang oleh para kritikus sebut sebagai 'mata-mata mania'.

Rekan kerja Gulbanov mengatakan kepada Interfax bahwa mereka 'terkejut' dengan penangkapan seorang pria yang dihormati oleh murid-muridnya.

Bulan lalu, dakwaan pengkhianatan tingkat tinggi juga dijatuhkan terhadap Dmitry Fedotkin (39) pejabat senior Aeroflot di Inggris.

Dia dicurigai memberikan informasi yang bersifat rahasia ke dinas intelijen Inggris meskipun sumber mengatakan dia tidak memiliki akses ke materi rahasia.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0889 seconds (0.1#10.140)