Diduga Berkhianat, Ahli Rudal Hipersonik Putin Ditangkap
loading...
A
A
A
MOSKOW - Salah seorang ahli rudal hipersonik Presiden Rusia Vladimir Putin ditangkap karena dicurigai telah melakukan pengkhianatan tingkat tinggi.
Professor Anatoly Gubanov (63) dicurigai telah memberikan data desain pesawat hipersonik yang sangat rahasi ke Barat. Fisikawan terkemuka itu ditahan oleh dinas kontraintelijen Rusia, FSB, di Moskow dan terancam penjara antara 12 dan 20 tahun jika terbukti bersalah.
"Menurut penyelidikan, Gubanov menyerahkan data rahasia pengembangan pesawat terbang ke luar negeri," kata sumber penegak hukum seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (4/12/2020).
Diketahui bahwa ilmuwan terkemuka itu telah bekerja dengan para ahli Barat dalam proyek internasional yang disebut Hexafly-Int yang bertujuan untuk mengembangkan pesawat penumpang berkecepatan tinggi yang menggunakan bahan bakar hidrogen.
Usaha ini melibatkan spesialis dari Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, Italia, dan Australia.
Tapi surat kabar Rusia, Kommersant, melaporkan sumber yang dekat dengan ayah lima anak itu mengatakan minat utamanya adalah pada desain rudal yang menjanjikan, yang belum dalam dinas militer.
Dia telah membuat beberapa perkembangan ilmiah di bidang ini yang dirahasiakan, dan laporan tersebut mengindikasikan tuduhan terhadapnya terkait dengan pekerjaannya tersebut.
Gubanov selama ini dikenal sebagai ahli mesin roket padat supersonik. (Baca juga: Rusia Operasikan Sistem Rudal S-500 'Si Pembunuh F-35' Tahun Depan )
"Dia telah menandatangani perjanjian untuk tidak membocorkan rincian terobosan teknologi kepada kekuatan asing tetapi FSB yakin dia 'melanggar' kewajiban ini," bunyi laporan Kommersant.
Professor Anatoly Gubanov (63) dicurigai telah memberikan data desain pesawat hipersonik yang sangat rahasi ke Barat. Fisikawan terkemuka itu ditahan oleh dinas kontraintelijen Rusia, FSB, di Moskow dan terancam penjara antara 12 dan 20 tahun jika terbukti bersalah.
"Menurut penyelidikan, Gubanov menyerahkan data rahasia pengembangan pesawat terbang ke luar negeri," kata sumber penegak hukum seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (4/12/2020).
Diketahui bahwa ilmuwan terkemuka itu telah bekerja dengan para ahli Barat dalam proyek internasional yang disebut Hexafly-Int yang bertujuan untuk mengembangkan pesawat penumpang berkecepatan tinggi yang menggunakan bahan bakar hidrogen.
Usaha ini melibatkan spesialis dari Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, Italia, dan Australia.
Tapi surat kabar Rusia, Kommersant, melaporkan sumber yang dekat dengan ayah lima anak itu mengatakan minat utamanya adalah pada desain rudal yang menjanjikan, yang belum dalam dinas militer.
Dia telah membuat beberapa perkembangan ilmiah di bidang ini yang dirahasiakan, dan laporan tersebut mengindikasikan tuduhan terhadapnya terkait dengan pekerjaannya tersebut.
Gubanov selama ini dikenal sebagai ahli mesin roket padat supersonik. (Baca juga: Rusia Operasikan Sistem Rudal S-500 'Si Pembunuh F-35' Tahun Depan )
"Dia telah menandatangani perjanjian untuk tidak membocorkan rincian terobosan teknologi kepada kekuatan asing tetapi FSB yakin dia 'melanggar' kewajiban ini," bunyi laporan Kommersant.