Langkah ini juga bagian dari kampanye agresif untuk menyingkirkan ekstremisme agama di negara tersebut.
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan pada hari Kamis (4/12/2020) bahwa pihak berwenang menargetkan 76 masjid yang diduga mempromosikan separatisme. (Baca: Indonesia Gerak Cepat Ingin Borong 48 Jet Tempur Rafale Prancis )
"Di beberapa wilayah terkonsentrasi di negara ini, masjid-masjid jelas anti-Republik," katanya dalam sebuah wawancara dengan radio RTL.
Baca Juga:
"Badan intelijen Prancis telah 'mengikuti' para imam yang mengkhotbahkan ide-ide yang bertentangan dengan nilai-nilai kami," ujarnya.
Darmanin menekankan, bagaimanapun, bahwa institusi yang telah diidentifikasi berisiko menimbulkan ancaman keamanan hanyalah sebagian kecil dari lebih dari 2.600 tempat ibadah Muslim di Prancis. (Baca: Adolf Hitler Menang Pemilu di Namibia Jadi Pemberitaan Dunia )
"Dalam beberapa hari mendatang akan dilakukan pengecekan terhadap tempat ibadah tersebut. Jika keraguan ini dikonfirmasi, saya akan meminta penutupan mereka," tulis dia di Twitter ketika mengomentari hasil wawancara radio tersebut.
Ia juga mengumumkan bahwa 66 migran ilegal yang diduga telah diradikalisasi telah dideportasi.