Pasien Covid-19 Menurun, Inggris Akan Perlonggar Lockdown

Selasa, 12 Mei 2020 - 13:05 WIB
loading...
Pasien Covid-19 Menurun,...
Patung Adrift oleh pematung John Cassidy terlihat di Manchester setelahwabah penyakit virus korona (Covid-19), Manchester, Inggris, kemarin. Foto/Reuters
A A A
LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menegaskan bahwa lockdown atau karantina wilayah belum berakhir, tapi dia hanya akan memperlonggar saja. Dia juga meminta rakyat Inggris untuk tetap waspada saat dia menjelaskan rencana membuka kembali sebagian ekonomi Inggris.

Pemerintah Inggris juga meminta Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara untuk tetap mensinergikan pendekatan yang dilakukan. Pelonggaran lockdown yang dilakukan adalah mengizinkan warga untuk berolahraga di luar rumah dan mengizinkan orang kembali bekerja.

“Ini bukan waktunya untuk mengakhiri lockdown,” kata Johnson dilansir Reuters. “Meskipun kita melakukannya dengan hati-hati, kita siap memodifikasi aturan,” ujarnya.

Namun, kebijakan Johnson tersebut dikritik karena terlalu dini. Pasalnya, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Inggris mencapai 31.855 orang atau tertinggi kedua di bawah Amerika Serikat (AS), tapi Johnson tetap membela diri. “Tingkat kematian dan pasien Covid-19 di rumah sakit telah menurun, tetapi bisa saja ada infeksi gelombang kedua,” katanya.

Johnson mengungkapkan, orang yang bisa bekerja di rumah sebaiknya tetap dilanjutkan. Tapi, bagi warga yang tidak bisa bekerja di rumah seperti pabrik dan konstruksi, Johnson menyarankan mereka untuk bisa bekerja kembali. “Dari Rabu (besok), masyarakat bisa berolahraga di luar rumah, pergi ke taman, berolahraga di jalanan,” katanya. (Baca: Warga Inggris Takut Keluar Rumah Meski Saat Lockdown Dicabut)

Pemimpin oposisi Inggris, Partai buruh, Keir Starmer menyatakan, kebijakan Johnson berbeda dengan wilayah lain. “Negara ini butuh kejelasan dan konsensus,” katanya.

Pasalnya, Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon hanya memperlonggar lockdown untuk mengizinkan warganya berolahraga saja, bukan bekerja. “Pemerintah Skotlandia memilih keamanan untuk saat ini tanpa memiliki kebijakan berisiko,” katanya.

Namun, kelompok pengusaha menyambut pernyataan Johnson tersebut. Perusahaan bisa melaksanakan protokol kesehatan agar warga bisa kembali bekerja dengan aman dan selamat.

Sementara itu, tingkat penyebaran virus corona di Jerman meningkat beberapa hari setelah negara itu melonggarkan aturan karantina wilayah atau lockdown. Berdasarkan pemantauan Robert Koch Institute (RKI), tingkat reproduksi (perkiraan jumlah orang yang tertular pasien positif korona) melampaui 1. Itu artinya, jumlah penularan meningkat di Jerman. (Baca juga: Angka Kematian Akibat COVID-19 di Inggris Tembus 32 Ribu)

Laporan ini mengemuka setelah Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan pelonggaran pembatasan nasional secara menyeluruh seusai bertemu dengan para pemimpin 16 negara bagian di Jerman pada Rabu (6/5). Melalui pelonggaran itu, semua toko diizinkan kembali buka, murid-murid kembali ke sekolah secara bertahap, dan Bundesliga—liga sepak bola utama Jerman—dimulai lagi pekan depan.

Jerman adalah negara ketujuh dalam daftar kasus positif virus corona terbanyak di dunia. Menurut data RKI pada Minggu (1/5), jumlah kasus positif di Jerman mencapai 169.218 orang dan kematian 7.395 orang. Jerman mendapat apresiasi atas responsnya dalam menghadapi wabah Covid-19. Uji massal dan kebijakan lockdown membuat jumlah kematian akibat virus corona di Jerman lebih rendah daripada negara-negara lain di Eropa.

Segelintir orang menggelar demonstrasi selama beberapa pekan terakhir, namun jumlahnya membesar hingga mencapai ribuan orang di beberapa kota pada Sabtu (9/5), termasuk di Berlin, Frankfurt, Munich, dan Stuttgart. Aparat di Berlin menahan sekitar 30 orang di luar gedung parlemen atau Reichstag pada Sabtu (9/5) atas tuduhan tidak mematuhi aturan menjaga jarak. Pihak berwenang mengatakan sejumlah demonstran melempar botol ke arah petugas. Sejumlah kelompok sayap kanan dan pendukung teori konspirasi juga ikut ambil bagian dalam rangkaian demonstrasi ini. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kondisi Genetik Langka,...
Kondisi Genetik Langka, Gadis Ini Tak Merasakan Sakit Bahkan usai Ditabrak Mobil
Lima Mata akan Buta...
Lima Mata akan Buta Tanpa Dukungan Amerika Serikat
Rusia Usir 2 Diplomat...
Rusia Usir 2 Diplomat Inggris karena Jadi Mata-mata, London Tak Terima
Kapal Kargo dan Tanker...
Kapal Kargo dan Tanker Minyak Sewaan Militer AS Tabrakan, 32 Luka, 1 Hilang
5 Negara Calon Pemimpin...
5 Negara Calon Pemimpin Baru NATO Jika AS Keluar, Salah Satunya Berpenduduk Mayoritas Muslim
Perempuan Cantik Ini...
Perempuan Cantik Ini Jual Keperawanannya Rp33 Miliar, Klaim Tak Menyesal
Siapa yang Memanjat...
Siapa yang Memanjat Menara Elizabeth Big Ben dan Mengibarkan Bendera Palestina?
Bawa Bendera Palestina,...
Bawa Bendera Palestina, Pria Ini Panjat dan Nangkring di Menara Big Ben London
5 Negara NATO dengan...
5 Negara NATO dengan Militer Terkuat Jika Amerika Serikat Keluar, Siapa Saja?
Rekomendasi
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
Ketika Prabowo Cari...
Ketika Prabowo Cari Jaksa Agung: Nggak Hadir Ya, Lagi Ngejar-ngejar Orang
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
22 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Inggris Umumkan Siap...
Inggris Umumkan Siap untuk Mengerahkan Tentara ke Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved