AS Kembali Kirim Pesawat Bomber B-52 ke Timur Tengah, Ini Alasannya

Selasa, 01 Desember 2020 - 17:01 WIB
loading...
AS Kembali Kirim Pesawat Bomber B-52 ke Timur Tengah, Ini Alasannya
Pesawat bomber B-52 terbang di atas Yordania pada 2016. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Beberapa pesawat bomber Amerika Serikat (AS), B-52, tiba di Timur Tengah pada November. Mereka bagian dari Sayap Bom Kelima di Minot AFB, Dakota Utara.

Pesawat-pesawat raksasa itu pernah dikerahkan di Timur Tengah pada Mei 2019 dan Komando Sentral AS menyatakan mereka di sini untuk menangkal agresi dan menjamin mitra dan aliansi AS.

B-52 telah dikirim ke kawasan itu saat AS diperkirakan mengurangi pasukannya di Irak. Pentagon menyatakan ratusan tentara akan meninggalkan Irak dan Afghanistan.

Saat AS berusaha mengakhiri keterlibatannya selama dua puluh tahun di Afghanistan, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo bertemu para pejabat Taliban akhir pekan ini, perubahan menarik dari kebijakan AS dari tahun lalu, ketika AS sedang berperang dengan mereka. (Baca Juga: Takut Balasan Iran, Israel Peringatkan Diplomatnya di Penjuru Dunia)

Namun AS mungkin segera mengklaim bekerja dengan kelompok "moderat" Taliban melawan ekstremis Afghanistan, atau mengembalikan Kabul ke Taliban. (Lihat Infografis: Terpeleset, Presiden Terpilih Joe Biden Alami Patah Tulang Kaki)

“Sejumlah pesawat bomber yang telah tiba akan diintegrasikan ke setidaknya empat elemen pertahanan nasional lainnya," ungkap sejumlah laporan. (Lihat Video: Gubernur DKI Anies Baswedan Terkonfirmasi Positif Covid-19)

Ada banyak pertanyaan tentang penempatan mereka, yang muncul di tengah perombakan di Kementerian Pertahanan (Kemhan) AS.



Christopher C Miller, penjabat Menteri Pertahanan AS yang baru ditunjuk Presiden AS Donald Trump pada 11 November, telah memindahkan banyak hal.

Dia mengarahkan asisten menteri pertahanan untuk operasi khusus yang melapor langsung kepadanya dalam beberapa hari terakhir. Perubahan tersebut dikatakan sejalan dengan upaya memperkuat Kemhan untuk tetap unggul dalam melawan kekuatan besar Rusia dan China.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1620 seconds (0.1#10.140)