China: 'Berbahaya' AS Menciptakan Kekacauan di Asia
loading...
A
A
A
MANILA - Misi diplomatik China di Manila, Filipina, menuduh Amerika Serikat (AS) "menciptakan kekacauan" di Asia. Perwakilan China itu mengeluarkan pernyataan keras setelah penasihat keamanan nasional AS mendukung negara-negara di kawasan yang memiliki perselisihan dengan Beijing.
"Kami mendukung Anda," kata Robert O'Brien kepada Filipina dan Vietnam di Manila. Kedua negara terkunci dalam konflik maritim dengan China. Utusan Gedung Putih juga menggarisbawahi komitmen Washington untuk Taiwan.
"Kunjungan O'Brien ke wilayah ini bukan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional, tetapi untuk menciptakan kekacauan di wilayah tersebut guna mencari kepentingan egois AS," kata Kedutaan Besar China di Filipina seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (24/11/2020).
Para diplomat China mendesak Washington untuk berhenti menghasut konfrontasi di Laut China Selatan, dengan mengatakan pada Senin malam bahwa AS juga harus berhenti membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab tentang masalah Taiwan dan Hong Kong, yang murni urusan dalam negeri China.
"Fakta telah membuktikan bahwa AS adalah pendorong terbesar militerisasi," kata kedutaan, seraya mencatat itu adalah faktor eksternal paling berbahaya di Laut China Selatan.
Kedutaan Besar China di Hanoi juga meminta AS untuk berhenti mendiskreditkan China atas sengketa di Laut China Selatan dan Sungai Mekong. (Baca juga: Laksamana Angkatan Laut AS Kunjungi Taiwan, China Murka )
"AS bukan pihak dalam sengketa Laut China Selatan," kata misi diplomatik itu pada Senin malam.
"AS secara terbuka mencampuri masalah Laut China Selatan dengan nama menjaga stabilitas dan 'kebebasan navigasi,'" tuding Kedubes China di Hanoi.
"Tujuan Washington adalah tidak pernah membantu negara-negara kawasan untuk menyelesaikan perselisihan tetapi untuk mempertahankan hegemoni di kawasan itu," sambung pernyataan itu.
China memiliki klaim teritorial yang bertentangan dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan di Laut China Selatan, sementara Washington telah berulang kali mengirim kapal perang ke jalur perairan strategis itu untuk menunjukkan "kebebasan navigasi."(Baca juga: AS Beber Rencana Hadapi Kebangkitan China, Termasuk Pertahankan Peran Superpower )
"Kami mendukung Anda," kata Robert O'Brien kepada Filipina dan Vietnam di Manila. Kedua negara terkunci dalam konflik maritim dengan China. Utusan Gedung Putih juga menggarisbawahi komitmen Washington untuk Taiwan.
"Kunjungan O'Brien ke wilayah ini bukan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional, tetapi untuk menciptakan kekacauan di wilayah tersebut guna mencari kepentingan egois AS," kata Kedutaan Besar China di Filipina seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (24/11/2020).
Para diplomat China mendesak Washington untuk berhenti menghasut konfrontasi di Laut China Selatan, dengan mengatakan pada Senin malam bahwa AS juga harus berhenti membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab tentang masalah Taiwan dan Hong Kong, yang murni urusan dalam negeri China.
"Fakta telah membuktikan bahwa AS adalah pendorong terbesar militerisasi," kata kedutaan, seraya mencatat itu adalah faktor eksternal paling berbahaya di Laut China Selatan.
Kedutaan Besar China di Hanoi juga meminta AS untuk berhenti mendiskreditkan China atas sengketa di Laut China Selatan dan Sungai Mekong. (Baca juga: Laksamana Angkatan Laut AS Kunjungi Taiwan, China Murka )
"AS bukan pihak dalam sengketa Laut China Selatan," kata misi diplomatik itu pada Senin malam.
"AS secara terbuka mencampuri masalah Laut China Selatan dengan nama menjaga stabilitas dan 'kebebasan navigasi,'" tuding Kedubes China di Hanoi.
"Tujuan Washington adalah tidak pernah membantu negara-negara kawasan untuk menyelesaikan perselisihan tetapi untuk mempertahankan hegemoni di kawasan itu," sambung pernyataan itu.
China memiliki klaim teritorial yang bertentangan dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan di Laut China Selatan, sementara Washington telah berulang kali mengirim kapal perang ke jalur perairan strategis itu untuk menunjukkan "kebebasan navigasi."(Baca juga: AS Beber Rencana Hadapi Kebangkitan China, Termasuk Pertahankan Peran Superpower )
(ber)