AS Beber Rencana Hadapi Kebangkitan China, Termasuk Pertahankan Peran Superpower
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah menyusun rencana setebal 74 halaman yang menguraikan ancaman dan tanggapan yang diperlukan untuk melawan tantangan yang disajikan oleh China . Salah satu cara Washington tersebut adalah dengan tetap mempertahankan perannya sebagai negara superpower atau adidaya.
"Memenuhi tantangan China mengharuskan Amerika Serikat untuk kembali ke fundamental," bunyi dokumen tersebut yang diterbitkan oleh Departemen Luar Negeri AS, sebagaimana dikutip Reuters, Sabtu (21/11/2020).
Dokumen berjudul "Elements of the China Challenge" tersebut mencantumkan sepuluh tugas berbeda yang diperlukan untuk memastikan AS mempertahankan tempatnya dalam apa yang disebutnya era baru persaingan kekuatan besar. (Baca: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Menjelang pemilihan presiden (pilpres) AS—yang hasilnya kemudia ia tolak untuk diakui—Presiden Donald Trump membatalkan upaya puluhan tahun untuk bekerja sama dengan China dan menyatakannya sebagai rival strategis.
Hubungan kedua negara sejak itu jatuh ke level terendah dalam beberapa dekade di tengah upaya AS untuk melawan upaya Beijing untuk menyebarkan pengaruhnya secara global.
Washington telah mengambil tindakan untuk membatasi aktivitas perusahaan teknologi China, menjatuhkan sanksi kepada pejabat China atas tindakan keras terhadap minoritas Muslim Uighur dan gerakan demokrasi Hong Kong. Washington juga mendesak negara-negara di dunia untuk bekerja sama dalam menghadapi ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh China.
Beijing mengecam upaya tersebut karena menunjukkan "mentalitas Perang Dingin". (Baca: Angkatan Laut AS Ingin Bentuk Armada Baru di Dekat Singapura )
Berikut ini adalah rincian dari sepuluh tugas yang harus dilakukan oleh AS, menurut dokumen Departemen Luar Negeri;
1. Amankan kebebasan di AS dengan menjaga pemerintahan konstitusional dan membina masyarakat sipil yang kuat.
2. Mempertahankan militer yang paling kuat, gesit, dan canggih di dunia serta meningkatkan kerjasama keamanan dengan sekutu dan mitra.
"Memenuhi tantangan China mengharuskan Amerika Serikat untuk kembali ke fundamental," bunyi dokumen tersebut yang diterbitkan oleh Departemen Luar Negeri AS, sebagaimana dikutip Reuters, Sabtu (21/11/2020).
Dokumen berjudul "Elements of the China Challenge" tersebut mencantumkan sepuluh tugas berbeda yang diperlukan untuk memastikan AS mempertahankan tempatnya dalam apa yang disebutnya era baru persaingan kekuatan besar. (Baca: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Menjelang pemilihan presiden (pilpres) AS—yang hasilnya kemudia ia tolak untuk diakui—Presiden Donald Trump membatalkan upaya puluhan tahun untuk bekerja sama dengan China dan menyatakannya sebagai rival strategis.
Hubungan kedua negara sejak itu jatuh ke level terendah dalam beberapa dekade di tengah upaya AS untuk melawan upaya Beijing untuk menyebarkan pengaruhnya secara global.
Washington telah mengambil tindakan untuk membatasi aktivitas perusahaan teknologi China, menjatuhkan sanksi kepada pejabat China atas tindakan keras terhadap minoritas Muslim Uighur dan gerakan demokrasi Hong Kong. Washington juga mendesak negara-negara di dunia untuk bekerja sama dalam menghadapi ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh China.
Beijing mengecam upaya tersebut karena menunjukkan "mentalitas Perang Dingin". (Baca: Angkatan Laut AS Ingin Bentuk Armada Baru di Dekat Singapura )
Berikut ini adalah rincian dari sepuluh tugas yang harus dilakukan oleh AS, menurut dokumen Departemen Luar Negeri;
1. Amankan kebebasan di AS dengan menjaga pemerintahan konstitusional dan membina masyarakat sipil yang kuat.
2. Mempertahankan militer yang paling kuat, gesit, dan canggih di dunia serta meningkatkan kerjasama keamanan dengan sekutu dan mitra.