Pakar Ungkap 'Kelemahan' Vaksin-vaksin Covid-19

Selasa, 24 November 2020 - 04:30 WIB
loading...
Pakar Ungkap Kelemahan Vaksin-vaksin Covid-19
Ilustrasi
A A A
DUBLIN - Anne Moore, seorang dosen Senior Biokimia dan Biologi Sel di University College Cork, Irlandia mengungkap sejumlah "kelemahan" dari vaksin Covid-19 . Dia menyebut, "kelemahan" ini berlaku untuk mayoritas vaksin yang baru dikembangkan.

Menurutnya, vaksin baru untuk penyakit baru, berarti banyak sekali pertanyaan mengenai hal ini. Mayoritas dari pertanyaan itu, jelasnya, masih belum terjawab, setidaknya hingga saat ini.

(Baca: AS Berencana Lakukan Vaksinasi Covid-19 pada Awal Desember )

"Kami tidak tahu berapa lama (vaksin) akan bertahan. Sangat penting untuk dipahami jika itu akan menjadi tiga bulan, enam bulan, beberapa tahun dan hanya waktu yang akan memberitahu kita itu," ucapnya, seperti dilansir Sputnik.

"Jadi, saat ini kami tahu bahwa itu akan melindungi dalam jangka pendek. Hal lain yang tidak kita ketahui adalah berapa ambang dari respon imun yang dibutuhkan untuk memberikan perlindungan," sambungnya.


Jika seseorang hanya membutuhkan sejumlah kecil misalnya antibodi penetral, ucapnya, maka kemungkinan akan memiliki durasi yang lebih lama. Karena, menurut Moore, jika orang memiliki antibodi tingkat tinggi yang akan berkurang seiring waktu, tetapi mereka tetap terlindungi.

"Jadi, jika hanya ada sedikit antibodi penetral yang ada, kami optimis bahwa vaksin akan memberikan perlindungan lebih lama. Tetapi, jika ambang perlindungan sangat tinggi; kemudian kita perlu menjaga tingkat antibodi tersebut ke tingkat yang sangat tinggi, yang berarti vaksin/perlindungannya mungkin turun lebih cepat dari yang kita inginkan," ungkapnya.

(Baca: Uji Klinis Vaksin Sinovac Rampung, BPOM: Aspek Mutunya Baik )

Moore mengatakan, pertanyaan besar kedua adalah bagian mana yang terbaik dari sistem kekebalan untuk melindungi dari infeksi, apakah itu antibodi, sel T atau kombinasi keduanya.

Dia menyebut, para peneliti menilai satu area kunci adalah antibodi penetral, tetapi mereka tidak memiliki tes standar pada tahap ini untuk dapat membandingkan di berbagai uji coba mengenai apa level itu dan tes apa yang terbaik untuk mengukurnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1818 seconds (0.1#10.140)