Lagi, Trump Keluarkan Kebijakan Kontroversial

Kamis, 19 November 2020 - 10:13 WIB
loading...
A A A
Pelaksana tugas Menteri Pertahanan Christopher Miller membenarkan penarikan pasukan tersebut. Selain itu, pasukan AS di Irak juga dikurangi dari 3.000 menjadi 2.500 prajurit. “Pada 15 Januari 2021, pasukan kita akan dikurangi di Afghanistan menjadi 2.500 tentara. Pasukan kita di Irak juga hanya menjadi 2.500 prajurit,” katanya. (Baca juga: Bali Destinasi Bulan Madu Terbaik di Dunia)

Saat bersamaan, anggota senat Partai Republik Mitch McConnell menentang segala perubahan besar terhadap kebijakan luar negeri AS dan pertahanan dalam beberapa bulan mendatang. “Adanya perubahan ekstrem dalam beberapa bulan mendatang seharusnya tidak mengguncang atau mengubah kebijakan pertahanan dan luar negeri,” kata McConnell.

Tim transisi Biden tidak berkomentar mengenai pengurangan tentara oleh Trump tersebut. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat AS dari Partai Republik, Mac Thornberry, juga mengkritik kebijakan Trump sebagai suatu kesalahan. “Pengurangan tentara di Afghanistan akan melemahkan negosiasi,” katanya.

Langkah Trump yang sangat dikenal menghalangi upaya pemerintahan transisi kepada Biden adalah tidak transparan dalam berkoordinasi tentang penanganan Covid-19. Padahal, upaya menghalangi proses transfer kekuasaan itu bisa membahayakan ribuan nyawa warga AS karena korona.

Pelaku kesehatan AS seperti Asosiasi Medis AS, Asosiasi Perawat AS, dan Asosiasi Rumah Sakit AS telah meminta transisi kekuasaan Trump ke Biden berlangsung mulus dan damai. Itu bertujuan agar tidak terjadi absen dalam strategi nasional yang terintegrasi. “Perlunya upaya penghitungan aset nasional untuk menyelamatkan banyak nyawa warga AS,” demikian permintaan mereka. (Baca juga: Putusan MK Jadi Penentu masa Depan KPK)

Kepala tim gugus tugas Covid-19 Biden, Vivek Murthy, mengungkapkan pihaknya belum bisa bertemu dan berdiskusi dengan para pejabat pemerintahan saat ini. Itu sebagai penghalang untuk melanjutkan respons penanganan pandemi korona. Saat bersamaan, jumlah kasus korona terus meningkat di AS dan penyebaran korona lebih banyak terjadi di pedesaan.

“AS seharusnya menggunakan pendekatan seragam dalam memerangi pandemi,” kata Anthony Fauci, pakar penyakit menular AS. “Kita membutuhkan langkah kesehatan publik yang menjamin semua orang bisa mematuhinya,” katanya dilansir New York Times.

Langkah kontroversial Trump yang mendapatkan kritikan tajam adalah dia memecat Menteri Pertahanan Mark Esper. Pemecatan ini terjadi menyusul pertengkaran publik antara Trump dan Esper dalam beberapa pekan terakhir. Esper mengucapkan terima kasih kepada anggota Angkatan Bersenjata AS dan mengatakan bangga atas prestasi yang dilakukan selama 18 bulan bertugas di Pentagon. (Lihat videonya: Pemerintah Austria Kembali Putuskan untuk Lockdown Kedua)

Partai Demokrat Nancy Pelosi mengkritik keputusan itu. "Pemecatan mendadak Menhan Esper adalah bukti bahwa Presiden Trump ingin mengisi hari-hari terakhirnya di kantor untuk menabur kekacauan di demokrasi Amerika dan di seluruh dunia," kata Pelosi yang juga sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS itu. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1223 seconds (0.1#10.140)