Rusia Ragukan Rencana AS Percepat Penarikan Tentara dari Afghanistan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengaku meragukan rencana Amerika Serikat (AS) untuk mempercepat penarikan tentara mereka di Afghanistan. Moskow menilai terlalu banyak keanehan dan kegaduhan dari rencana ini.
Pentagon mengumumkan, mereka akan melanjutkan perintah Donald Trump untuk mengurangi pasukan di Irak dan Afghanistan, meninggalkan 2.500 tentara di setiap negara pada 15 Januari mendatang. Sementara pemotongan itu akan membuat sekitar 500 tentara meninggalkan Irak, sekitar 2.000 tentara AS akan pulang dari Afghanistan.
Perwakilan khusus Rusia untuk Afghanistan, Zamir Kabulov menuturkan, ada terlalu banyak keributan atas pernyataan Presiden AS, Donald Trump tentang percepatan penarikan pasukan dari Afghanistan. Di mana, menurutnya, sebenarnya tidak mungkin mengubah situasi di lapangan secara signifikan.
"Ini disajikan secara miring. Trump benar-benar akan menarik pasukan AS, tetapi tidak semuanya terlepas dari pernyataan sebelumnya, 2.500 prajurit akan tersisa dan, katakanlah, orang-orang yang tertarik di Kabul tetap berharap (Joe) Biden akan dapat membatalkan semuanya setelah menjabat," kata Kabulov.
Pada saat yang sama, Kabulov skeptis tentang klaim NATO bahwa tindakan AS merusak situasi keamanan di Afghanistan. ( )
"Afghanistan sekali lagi berisiko menjadi platform bagi teroris internasional untuk merencanakan dan mengatur serangan di tanah air kami," kata Stoltenberg
Pentagon mengumumkan, mereka akan melanjutkan perintah Donald Trump untuk mengurangi pasukan di Irak dan Afghanistan, meninggalkan 2.500 tentara di setiap negara pada 15 Januari mendatang. Sementara pemotongan itu akan membuat sekitar 500 tentara meninggalkan Irak, sekitar 2.000 tentara AS akan pulang dari Afghanistan.
Perwakilan khusus Rusia untuk Afghanistan, Zamir Kabulov menuturkan, ada terlalu banyak keributan atas pernyataan Presiden AS, Donald Trump tentang percepatan penarikan pasukan dari Afghanistan. Di mana, menurutnya, sebenarnya tidak mungkin mengubah situasi di lapangan secara signifikan.
"Ini disajikan secara miring. Trump benar-benar akan menarik pasukan AS, tetapi tidak semuanya terlepas dari pernyataan sebelumnya, 2.500 prajurit akan tersisa dan, katakanlah, orang-orang yang tertarik di Kabul tetap berharap (Joe) Biden akan dapat membatalkan semuanya setelah menjabat," kata Kabulov.
Pada saat yang sama, Kabulov skeptis tentang klaim NATO bahwa tindakan AS merusak situasi keamanan di Afghanistan. ( )
"Afghanistan sekali lagi berisiko menjadi platform bagi teroris internasional untuk merencanakan dan mengatur serangan di tanah air kami," kata Stoltenberg
(esn)