Biden Fokus Pulihkan Ekonomi AS saat Trump Masih Meradang

Selasa, 17 November 2020 - 05:01 WIB
loading...
Biden Fokus Pulihkan Ekonomi AS saat Trump Masih Meradang
Presiden AS terpilih Joe Biden. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden akan fokus memulihkan kembali ekonomi AS yang dilanda pandemi saat dia bersiap menjabat di Gedung Putih.

Bersamaan dengan itu, Presiden AS Donald Trump menjanjikan lebih banyak tuntutan hukum yang sejauh ini gagal mengubah kekalahannya dalam pemilu.

Dengan jumlah kasus virus corona yang melonjak di penjuru negeri, Biden akan menerima pengarahan dan memberikan pidato di negara bagian asalnya Delaware tentang membangun kembali ekonomi.



Saat ini, pandemi benar-benar telah menghantam ekonomi AS. Jutaan lapangan pekerjaan hilang karena pandemi yang telah menewaskan lebih dari 245.000 warga AS. (Baca Juga: Trump: Dunia Sedang Saksikan Hancurnya Konstitusi AS)

“Tim penasihat ilmiah Biden akan bertemu pekan ini dengan sejumlah perusahaan farmasi yang mengembangkan vaksin untuk mencegah COVID-19,” ungkap ajudan presiden terpilih. (Lihat Infografis: Setelah Akui Biden Menang, Trump Mentweet: Saya Menang!)

Langkah itu dilakukan sebagai persiapan untuk tantangan logistik vaksinasi setelah Biden menjabat pada 20 Januari. (Lihat Video: Arab Saudi Tutup Kembali Izin Umrah untuk Jamaah Indonesia)

Trump secara singkat tampak mengakui kekalahan pada Minggu. Namun dia kemudian seakan mencabut pernyataannya dengan mengatakan di Twitter bahwa dia "tidak mengakui" dan mengulangi tuduhan tentang kecurangan pemilu.

Dia kemudian berjanji di Twitter untuk mengajukan "kasus-kasus besar yang menunjukkan pelanggaran konstitusi dalam Pemilu 2020."

Meski demikian, sejauh ini Trump belum banyak membuat kemajuan dengan berbagai gugatan hukumnya di beberapa negara bagian.

Pejabat pemilu dari Partai Demokrat dan Partai Republik mengatakan tidak ada bukti penyimpangan besar dalam pemilu. Pejabat keamanan pemilu federal telah mengecam "klaim tidak berdasar" dan menyatakan "sangat percaya diri" dengan integritas pemilu. Pernyataan ini diungkapkan pekan lalu oleh badan keamanan siber AS.

Pukulan lain terhadap strategi hukum Trump adalah tim kampanyenya pada Minggu mencabut sebagian besar gugatan yang diajukannya untuk mencegah Pennsylvania mengesahkan hasil pemilu, mempersempit kasus tersebut menjadi masalah yang memengaruhi sejumlah kecil surat suara. Biden memenangkan negara bagian itu dengan lebih dari 68.000 suara populer.

Biden Fokus Pulihkan Ekonomi AS saat Trump Masih Meradang


Biden mengalahkan Trump dalam pemilu 3 November dengan selisih 306-232 suara Electoral College. Biden juga memenangkan suara populer sebanyak 5,5 juta suara, dengan sejumlah surat suara masih dihitung.

Mantan Presiden Barack Obama yang berkampanye melawan Trump, mengatakan sudah waktunya bagi Trump untuk mengakui kemenangan Biden.

Obama juga mengkritik Partai Republik yang turut menolak mengakui kemenangan Biden.

"Ketika waktu Anda habis, maka tugas Anda adalah mengutamakan negara dan berpikir di luar ego Anda sendiri," tegas Obama pada acara CBS News "60 Minutes".

"Saya lebih bermasalah dengan fakta bahwa para pejabat Republik lainnya yang jelas tahu lebih baik, setuju dengan ini," ujar Obama.

Lebih dari sepekan setelah Biden dinyatakan sebagai pemenang, pemerintahan Trump masih belum mengakui dia sebagai presiden terpilih, mencegah timnya mendapatkan akses ke ruang kantor pemerintah dan dana untuk kelancaran transisi.

Penasihat utama Biden memperingatkan bahwa penolakan Trump untuk memulai transisi dapat membahayakan perang melawan virus dan menghambat perencanaan distribusi vaksin.

Jumlah kasus virus corona AS melewati 11 juta pada Minggu, naik satu juta dalam sepekan dan peningkatan tercepat sejak pandemi dimulai.

“Kita berada dalam periode yang sangat berbahaya,” ujar Dr Michael Osterholm, anggota Dewan Penasihat COVID-19 Biden dan direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular Universitas Minnesota, pada “Meet the Press” NBC.

“Kecuali jika tindakan diambil sekarang, kita akan melihat angka-angka ini tumbuh secara substansial. Masa depan kita ada di tangan kita,” papar Osterholm.

Biden berjanji menjadikan krisis kesehatan sebagai prioritas utama sebagai presiden. Ron Klain, yang akan menjadi kepala staf Gedung Putih ketika Biden menjabat pada 20 Januari, mengatakan penasihat ilmiah Biden akan bertemu dengan Pfizer Inc dan pembuat obat lainnya minggu ini.

Pfizer mengatakan pekan lalu kandidat vaksinnya telah terbukti lebih dari 90% efektif dalam uji coba awal. Ini memberikan harapan bahwa vaksinasi yang meluas dalam beberapa bulan mendatang dapat membantu mengendalikan pandemi.

Perusahaan lain juga sedang dalam tahap lanjut dalam mengembangkan vaksin yang menjanjikan.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0936 seconds (0.1#10.140)