Trump Pecat Esper dan Rombak Pentagon Besar-besaran Picu Kegelisahan

Sabtu, 14 November 2020 - 07:43 WIB
loading...
A A A
Miller, yang Trump tunjuk untuk memimpin Pentagon untuk apa yang kemungkinan akan menjadi sisa pemerintahannya, telah menjadi kekuatan pendorong di balik beberapa kebijakan Trump yang menargetkan Iran dan kelompok proksi Hizbullah, serta upaya kontraterorisme yang terkait dengan perang di Suriah dan Irak.

Sebelum memimpin NCTC, Miller adalah direktur kontraterorisme di Dewan Keamanan Nasional.

Seorang penduduk asli Iowa dan pensiunan perwira Angkatan Darat AS, Miller juga menjabat sebagai wakil asisten menteri pertahanan. Miller terlihat tiba di Pentagon Senin sore dan, segera setelah itu, bertemu dengan Milley dan staf top lainnya untuk pengarahan kritis tentang isu-isu seperti kode nuklir dan operasi militer di seluruh dunia. Menurut seorang pejabat, Miller mengatakan kepada para pejabat untuk tidak mengharapkan "perubahan signifikan saat ini."

Tetapi setelah kurang dari 24 jam dengan Miller di tempat kerja, pejabat tinggi di pos kebihakan Departemen Pertahanan mengundurkan diri. "Ini gila," kata seorang pejabat.

Para pejabat menunjukkan bahwa dengan menyingkirkan Esper dan pejabat tinggi lainnya, tim transisi Biden akan kehilangan manfaat dari keahlian mereka.

Beberapa pejabat juga mempertanyakan apakah Miller memiliki pengalaman untuk menggantikan Esper, bahkan jika dalam kapasitas pelaksana tugas (plt).

"Miller berada di atas kepalanya," kata seorang pejabat kepada CNN, yang menambahkan bahwa sebagian karena dia adalah pejabat tingkat rendah dengan keahlian yang berfokus pada kontraterorisme.

Pejabat itu mengatakan bahwa meskipun Miller adalah pria yang baik, dia menggambarkan Miller sebagai "alat" dan "pengikut NSC" yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Pejabat itu menambahkan bahwa tidak ada seorang pun di Pentagon yang memiliki pemahaman tentang apa rencana besar itu.

Pemecatan Esper juga menimbulkan kekhawatiran bahwa pejabat keamanan nasional top lainnya yang telah mendapatkan kemarahan Trump mungkin rentan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)