Trump Pecat Esper dan Rombak Pentagon Besar-besaran Picu Kegelisahan

Sabtu, 14 November 2020 - 07:43 WIB
loading...
A A A
Seorang pejabat administrasi Trump dan seorang pejabat pertahanan AS mengatakan Kash Patel akan menjadi kepala staf Miller. Patel, yang baru-baru ini menjabat sebagai direktur senior untuk kontraterorisme di Dewan Keamanan Nasional, adalah seorang tokoh kontroversial yang sebelumnya bekerja untuk pejabat Komite Itelijen Parlemen dari Partai Republik, Devin Nunes.

Dia termasuk di antara nama-nama yang disebutkan selama penyelidikan penyelidikan pemakzulan Trump terkait keputusan pemerintah untuk menunda bantuan militer ke Ukraina tahun lalu.

Salah seorang pejabat pemerintah mengatakan Patel memiliki hubungan kerja yang "sangat dekat" dengan Miller.

Ezra Cohen-Watnick juga ditunjuk untuk jabatan baru dan akan bertindak sebagai Wakil Menteri Pertahanan untuk Intelijen dan Keamanan. Dia menggantikan Kernan.

Cohen-Watnick menjadi terkenal pada Maret 2017 karena dugaan keterlibatannya dalam memberikan materi intelijen kepada Ketua Komite Intelijen DPR saat itu, Nunes, yang kemudian mengklaim bahwa pejabat intelijen AS secara tidak tepat mengawasi rekan-rekan Trump.

"Ini Gila"

Beberapa pejabat sipil dan militer yang bekerja di dalam Pentagon mengajukan pertanyaan apakah kepergian Esper dan pejabat lainnya sekarang akan membuka jalan bagi Trump di minggu-minggu terakhir masa jabatannya untuk kemungkinan lagi menyerukan inisiatif yang ingin dia kejar yang selama ini ditentang Pentagon.

Manuver Trump ini sekali lagi akan meningkatkan momokpotensi penggunaan pasukan aktif di bawah Undang-Undang Pemberontakan melawan protes di masa depan. Potensi lain yang diangkat oleh para pejabat adalah dia akan mengesampingkan nasihat militer yang telah diberikan kepadanya dan membawa pulang pasukan dari Afghanistan sebelum Natal.

Pejabat militer AS telah lama menekankan bahwa penarikan AS dari Afghanistan didasarkan pada kondisi, dengan kondisi tersebut termasuk Taliban yang memutuskan hubungan dengan al-Qaeda dan membuat kemajuan dalam pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan, dua syarat yang belum terpenuhi.

Tetapi terlepas dari kurangnya kemajuan, pemerintahan Trump telah secara substansial mengurangi pasukan AS di Afghanistan menjadi sekitar 4.500 personel, level terendah sejak hari-hari awal kampanye pasca-serangan teroris 11 September 2001 atau 9/11.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1030 seconds (0.1#10.140)