Media China Balas Menlu AS Pompeo: Bersiaplah untuk Pergi!
loading...
A
A
A
"Pompeo terobsesi untuk menjadikan China sebagai musuh," tulis sebuah artikel baru-baru ini.
"Lihatlah ego Pompeo yang membengkak. Dia akan kehilangan pekerjaannya, tetapi masih mencoba mencampuri urusan Xinjiang dan Hong Kong," tulis Hu dalam opini publik lainnya pada hari Kamis.
Ketika hasil pilpres AS keluar pada minggu lalu dan presiden terpilih Joe Biden diproyeksikan sebagai pemenang yang paling mungkin, Global Times mulai memberikan petunjuk halus bahwa Presiden Xi Jinping akan lebih menerima metode mantan wakil presiden era Presiden Barack Obama tersebut.
"Biden dilaporkan akan membentuk kabinet yang beragam, dan banyak orang menantikan perubahan yang akan dia bawa ke diplomasi luar negeri AS—terutama kebijakan China," bunyi editorial Global Times pada hari Senin lalu.
Dalam sebuah pesan yang secara tersirat ditujukan untuk presiden terpilih AS dan kabinetnya, surat kabar itu menulis; "Pengganti Pompeo juga perlu menebus kerusakan yang terjadi pada hubungan China-AS."
"Misalnya, dia perlu mencabut beberapa kebijakan yang salah (termasuk pembatasan masalah diplomat dan kedutaan) untuk menciptakan suasana yang baik bagi hubungan kedua negara," bunyi artikel media tersebut.
Pengaruh China yang tumbuh di Asia Timur dan ekspansinya ke Laut China Selatan akan menjadi tantangan terbesar di luar negeri bagi kepresidenan Biden. Mantan senator dari Delaware ini menyadari hal tersebut ketika ia menulis opini "Why America Must Lead Again (Mengapa Amerika Harus Memimpin Lagi)" di Foreign Affairs edisi Maret/April.
Sementara itu, Beijing, meski berhati-hati, sudah berbicara tentang Biden dalam istilah yang bisa diprediksi. Media pemerintah China mengharapkan dia untuk menormalkan hubungan dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dan kembali ke bentuk tradisional kebijakan luar negeri.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
"Lihatlah ego Pompeo yang membengkak. Dia akan kehilangan pekerjaannya, tetapi masih mencoba mencampuri urusan Xinjiang dan Hong Kong," tulis Hu dalam opini publik lainnya pada hari Kamis.
Ketika hasil pilpres AS keluar pada minggu lalu dan presiden terpilih Joe Biden diproyeksikan sebagai pemenang yang paling mungkin, Global Times mulai memberikan petunjuk halus bahwa Presiden Xi Jinping akan lebih menerima metode mantan wakil presiden era Presiden Barack Obama tersebut.
"Biden dilaporkan akan membentuk kabinet yang beragam, dan banyak orang menantikan perubahan yang akan dia bawa ke diplomasi luar negeri AS—terutama kebijakan China," bunyi editorial Global Times pada hari Senin lalu.
Dalam sebuah pesan yang secara tersirat ditujukan untuk presiden terpilih AS dan kabinetnya, surat kabar itu menulis; "Pengganti Pompeo juga perlu menebus kerusakan yang terjadi pada hubungan China-AS."
"Misalnya, dia perlu mencabut beberapa kebijakan yang salah (termasuk pembatasan masalah diplomat dan kedutaan) untuk menciptakan suasana yang baik bagi hubungan kedua negara," bunyi artikel media tersebut.
Pengaruh China yang tumbuh di Asia Timur dan ekspansinya ke Laut China Selatan akan menjadi tantangan terbesar di luar negeri bagi kepresidenan Biden. Mantan senator dari Delaware ini menyadari hal tersebut ketika ia menulis opini "Why America Must Lead Again (Mengapa Amerika Harus Memimpin Lagi)" di Foreign Affairs edisi Maret/April.
Sementara itu, Beijing, meski berhati-hati, sudah berbicara tentang Biden dalam istilah yang bisa diprediksi. Media pemerintah China mengharapkan dia untuk menormalkan hubungan dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dan kembali ke bentuk tradisional kebijakan luar negeri.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(min)