Media China Balas Menlu AS Pompeo: Bersiaplah untuk Pergi!
loading...
A
A
A
BEIJING - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Michael "Mike" Richard Pompeo menyebut kepemimpinan China saat sebagai "monster Marxis-Leninis" dan mengatakan pemerintahan Donald Trump "belum selesai" dengan rezim Beijing.
Media pemerintah China membalas dengan mengumbar frasa "bersiaplah untuk pergi!" karena kekalahan Trump dari Joe Biden dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika.
Surat kabar Partai Komunis China, Global Times, dalam editorialnya menyambut gembira Menlu Pompeo yang sebentar lagi akan hengkang dari pemerintahan Amerika. (Baca: Pompeo: Trump 'Belum Selesai' dengan China )
"Ideolog langka ini akan segera kehilangan pekerjaannya sebagai menteri luar negeri, tetapi dia bertindak seolah-olah dia dapat terus memberikan pengaruh tidak hanya di AS tetapi juga dunia," tulis pemimpin redaksi Global Times, Hu Xijin, dalam editorial tersebut yang dikutip Newsweek, Jumat (13/11/2020).
Hu menyebut diplomat tertinggi Amerika itu sebagai sosok yang terobsesi dan "narsistik".
Pompeo sebelumnya mengklaim bahwa sistem politik China yang dikuasai Partai Komunis China akan segera berakhir. Hu membalas dengan mengatakan sebaliknya. "Mengenai keyakinan keras kepala Pompeo bahwa sistem politik China akan segera berakhir, saya ingin mengatakan bahwa China sosialis akan hidup selama orang-orang menginginkan kehidupan yang lebih baik," paparnya.
"Akhirnya, saya ingin mengatakan kepadanya: Bersiaplah untuk pergi!," lanjut Hu.
Pompeo telah menjadi salah satu lawan China yang paling keras dan vokal di Asia-Pasifik, dan Global Times—yang mewakili pandangan paling hawkish dari kepemimpinan China—telah menanggapi dengan ketidaksetujuan atas berbagai masalah termasuk larangan AS terhadap Huawei, dukungan Amerika untuk Taiwan dan tur terakhir Pompeo ke Asia. (Baca juga: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Kunjungan lima negara oleh Menlu AS yang anti-China itu diakhiri pada akhir Oktober dengan kunjungan ke India, Sri Lanka, Maladewa, Indonesia dan Vietnam.
Editorial Global Times mencap tur Pompeo ke Asia itu sebagai kegagalan, dan menggambarkan upaya Pompeo untuk mengubah beberapa tetangga China sebagai "era diplomasi kecelakaan kereta api."
Media pemerintah China membalas dengan mengumbar frasa "bersiaplah untuk pergi!" karena kekalahan Trump dari Joe Biden dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika.
Surat kabar Partai Komunis China, Global Times, dalam editorialnya menyambut gembira Menlu Pompeo yang sebentar lagi akan hengkang dari pemerintahan Amerika. (Baca: Pompeo: Trump 'Belum Selesai' dengan China )
"Ideolog langka ini akan segera kehilangan pekerjaannya sebagai menteri luar negeri, tetapi dia bertindak seolah-olah dia dapat terus memberikan pengaruh tidak hanya di AS tetapi juga dunia," tulis pemimpin redaksi Global Times, Hu Xijin, dalam editorial tersebut yang dikutip Newsweek, Jumat (13/11/2020).
Hu menyebut diplomat tertinggi Amerika itu sebagai sosok yang terobsesi dan "narsistik".
Pompeo sebelumnya mengklaim bahwa sistem politik China yang dikuasai Partai Komunis China akan segera berakhir. Hu membalas dengan mengatakan sebaliknya. "Mengenai keyakinan keras kepala Pompeo bahwa sistem politik China akan segera berakhir, saya ingin mengatakan bahwa China sosialis akan hidup selama orang-orang menginginkan kehidupan yang lebih baik," paparnya.
"Akhirnya, saya ingin mengatakan kepadanya: Bersiaplah untuk pergi!," lanjut Hu.
Pompeo telah menjadi salah satu lawan China yang paling keras dan vokal di Asia-Pasifik, dan Global Times—yang mewakili pandangan paling hawkish dari kepemimpinan China—telah menanggapi dengan ketidaksetujuan atas berbagai masalah termasuk larangan AS terhadap Huawei, dukungan Amerika untuk Taiwan dan tur terakhir Pompeo ke Asia. (Baca juga: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Kunjungan lima negara oleh Menlu AS yang anti-China itu diakhiri pada akhir Oktober dengan kunjungan ke India, Sri Lanka, Maladewa, Indonesia dan Vietnam.
Editorial Global Times mencap tur Pompeo ke Asia itu sebagai kegagalan, dan menggambarkan upaya Pompeo untuk mengubah beberapa tetangga China sebagai "era diplomasi kecelakaan kereta api."