Studi: Satu dari Lima Pasien COVID-19 Kena Sakit Mental dalam 90 Hari
loading...
A
A
A
Pakar kesehatan mental yang tidak terlibat langsung dengan penelitian tersebut mengatakan temuan itu menambah bukti bahwa COVID-19 dapat memengaruhi otak dan pikiran, meningkatkan risiko berbagai penyakit kejiwaan.
"Hal ini kemungkinan besar disebabkan kombinasi stres psikologis yang terkait dengan pandemi khusus ini dan efek fisik dari penyakit tersebut," papar Michael Bloomfield, konsultan psikiater di University College London.
Simon Wessely, profesor psikiatri regius di King's College London, mengatakan temuan bahwa mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental juga berisiko lebih tinggi terkena COVID-19 memperkuat temuan serupa dalam wabah penyakit menular sebelumnya.
“COVID-19 memengaruhi sistem saraf pusat, dan dengan demikian dapat secara langsung meningkatkan gangguan selanjutnya. Tapi penelitian ini menegaskan itu bukan cerita keseluruhan, dan bahwa risiko ini meningkat karena sakit sebelumnya, ” ujar dia.
Marjorie Wallace, kepala eksekutif dari badan amal kesehatan mental Inggris SANE, mengatakan penelitian tersebut memperkuat pengalaman amalnya selama pandemi.
“Saluran bantuan kami menangani peningkatan jumlah penelepon pertama kali yang dipicu oleh masalah kesehatan mental, serta mereka yang kambuh karena ketakutan dan kecemasan mereka menjadi tidak dapat ditoleransi,” pungkas dia.
"Hal ini kemungkinan besar disebabkan kombinasi stres psikologis yang terkait dengan pandemi khusus ini dan efek fisik dari penyakit tersebut," papar Michael Bloomfield, konsultan psikiater di University College London.
Simon Wessely, profesor psikiatri regius di King's College London, mengatakan temuan bahwa mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental juga berisiko lebih tinggi terkena COVID-19 memperkuat temuan serupa dalam wabah penyakit menular sebelumnya.
“COVID-19 memengaruhi sistem saraf pusat, dan dengan demikian dapat secara langsung meningkatkan gangguan selanjutnya. Tapi penelitian ini menegaskan itu bukan cerita keseluruhan, dan bahwa risiko ini meningkat karena sakit sebelumnya, ” ujar dia.
Marjorie Wallace, kepala eksekutif dari badan amal kesehatan mental Inggris SANE, mengatakan penelitian tersebut memperkuat pengalaman amalnya selama pandemi.
“Saluran bantuan kami menangani peningkatan jumlah penelepon pertama kali yang dipicu oleh masalah kesehatan mental, serta mereka yang kambuh karena ketakutan dan kecemasan mereka menjadi tidak dapat ditoleransi,” pungkas dia.
(sya)