Inilah 4 Capres AS yang Kalah, tapi Tak Ancam Tatanan Demokrasi
loading...
A
A
A
2. Bob Dole
Pidato konsesi capres Partai Republik Bob Dole tahun 1996 adalah masterclass in grace—terutama datang dari seorang pria yang dikenal kadang-kadang menjadi sedikit emosional, dan mengingat dia tahu ini adalah akhir dari karir politiknya. Inilah sorotannya saat capres tersebut kalah;
"Saya katakan kepada orang-orang muda dan semua yang terlibat, menang lebih menyenangkan. Sungguh menyakitkan kalah dan pemilihan. Tapi tetaplah terlibat dan terus berjuang dalam pertarungan yang bagus karena Anda adalah orang-orang yang akan membuat abad ke-21 menjadi abad terbesar Amerika," katanya dalam pidato kala itu.
3. Al Gore
Pemilu tahun 2000 adalah yang paling diperdebatkan dalam sejarah modern, dengan pertanyaan serius tentang penghitungan di Florida yang memicu proses penghitungan ulang dan gugatan hukum selama 36 hari.
Dan itu sampai pada kesimpulan yang mungkin paling kejam, ketika capres yang kalah, Al Gore, yang merupakan Ketua Senat pada saat itu, dipaksa untuk tersenyum saat dia memimpin pengesahan kekalahannya sendiri secara resmi.
Itu menjadi lebih buruk ketika lebih dari selusin anggota kongres berbaris untuk menolak hasil tersebut. Tetapi karena para penentang gagal mendapatkan satu senator untuk menandatangani petisi mereka, di bawah aturan kongres mereka tidak dapat mengamankan debat tentang kontroversi tersebut.
Seorang politisi Demokrat, anggota legislatif Maxine Waters, mengatakan kepada Senat: "Saya tidak peduli itu bukan oleh seorang senator."
Gore menjawab dengan ksatria; "Anda akan diberi tahu bahwa peraturan itu penting."
Tak berdaya untuk berbuat apa-apa, Gore mengakhiri karier politiknya sendiri dengan senyum masam di wajahnya.
Pidato konsesi capres Partai Republik Bob Dole tahun 1996 adalah masterclass in grace—terutama datang dari seorang pria yang dikenal kadang-kadang menjadi sedikit emosional, dan mengingat dia tahu ini adalah akhir dari karir politiknya. Inilah sorotannya saat capres tersebut kalah;
"Saya katakan kepada orang-orang muda dan semua yang terlibat, menang lebih menyenangkan. Sungguh menyakitkan kalah dan pemilihan. Tapi tetaplah terlibat dan terus berjuang dalam pertarungan yang bagus karena Anda adalah orang-orang yang akan membuat abad ke-21 menjadi abad terbesar Amerika," katanya dalam pidato kala itu.
3. Al Gore
Pemilu tahun 2000 adalah yang paling diperdebatkan dalam sejarah modern, dengan pertanyaan serius tentang penghitungan di Florida yang memicu proses penghitungan ulang dan gugatan hukum selama 36 hari.
Dan itu sampai pada kesimpulan yang mungkin paling kejam, ketika capres yang kalah, Al Gore, yang merupakan Ketua Senat pada saat itu, dipaksa untuk tersenyum saat dia memimpin pengesahan kekalahannya sendiri secara resmi.
Itu menjadi lebih buruk ketika lebih dari selusin anggota kongres berbaris untuk menolak hasil tersebut. Tetapi karena para penentang gagal mendapatkan satu senator untuk menandatangani petisi mereka, di bawah aturan kongres mereka tidak dapat mengamankan debat tentang kontroversi tersebut.
Seorang politisi Demokrat, anggota legislatif Maxine Waters, mengatakan kepada Senat: "Saya tidak peduli itu bukan oleh seorang senator."
Gore menjawab dengan ksatria; "Anda akan diberi tahu bahwa peraturan itu penting."
Tak berdaya untuk berbuat apa-apa, Gore mengakhiri karier politiknya sendiri dengan senyum masam di wajahnya.