Pandemi COVID-19 Melepaskan Tsunami Kebencian, Termasuk Anti-Muslim
loading...
A
A
A
Seruan globalnya untuk mengatasi dan melawan ujaran kebencian terkait COVID-19 sebagai tindak lanjut dari pesannya pada 23 April yang menyebut pandemi virus corona baru itu sebagai krisis manusia yang dengan cepat menjadi krisis HAM.
"Pandemi telah melihat efek yang tidak proporsional pada komunitas tertentu, munculnya pidato kebencian, penargetan kelompok-kelompok rentan, dan risiko respons bertangan berat keamanan merusak respons kesehatan," katanya.
"Dengan meningkatnya etno-nasionalisme, populisme, otoritarianisme, dan dorongan balik terhadap hak asasi manusia di beberapa negara, krisis dapat memberikan dalih untuk mengambil langkah-langkah represif untuk tujuan yang tidak terkait dengan pandemi," imbuh dia memperingatkan bahaya dari "tsunami" kebencian.
Pada bulan Februari, Guterres mengeluarkan seruan ke berbagai negara, bisnis, dan orang-orang untuk membantu memperbarui dan menghidupkan kembali hak asasi manusia di seluruh dunia, menyusun rencana tujuh poin di tengah kekhawatiran tentang perubahan iklim, konflik, dan represi.
"Pandemi telah melihat efek yang tidak proporsional pada komunitas tertentu, munculnya pidato kebencian, penargetan kelompok-kelompok rentan, dan risiko respons bertangan berat keamanan merusak respons kesehatan," katanya.
"Dengan meningkatnya etno-nasionalisme, populisme, otoritarianisme, dan dorongan balik terhadap hak asasi manusia di beberapa negara, krisis dapat memberikan dalih untuk mengambil langkah-langkah represif untuk tujuan yang tidak terkait dengan pandemi," imbuh dia memperingatkan bahaya dari "tsunami" kebencian.
Pada bulan Februari, Guterres mengeluarkan seruan ke berbagai negara, bisnis, dan orang-orang untuk membantu memperbarui dan menghidupkan kembali hak asasi manusia di seluruh dunia, menyusun rencana tujuh poin di tengah kekhawatiran tentang perubahan iklim, konflik, dan represi.
(min)