6 Tahun Dikuasi Republik, Demokrat Berambisi Kuasai Senat AS

Rabu, 04 November 2020 - 10:57 WIB
loading...
6 Tahun Dikuasi Republik, Demokrat Berambisi Kuasai Senat AS
Setelah enam tahun dikuasi Republik, Senat AS sepertinya akan dikuasi Demokrat. Alasannya pun sangat jelas. Para kandidat Senator asal Partai Demokrat berusaha fokus pada perawatan Kesehatan dan Affordable Care Act. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Setelah enam tahun dikuasai Republik, Senat Amerika Serikat (AS) sepertinya akan dikuasi Demokrat. Alasannya pun sangat jelas. Para kandidat Senator asal Partai Demokrat berusaha fokus pada perawatan Kesehatan dan Affordable Care Act.

Selama beberapa bulan, Republik hanya menuding Demokrat berusaha mendorong AS untuk sosialisme. Sedangkan rakyat AS ingin pemerintah melakukan banyak hal. Padahal, Republik mengandalkan perekonomian yang menguat dan konfirmasi hakim agung Amy Coney Barret untuk mengamankan mayoritas Senat. Melansir perhitungan sementar dari CNN, hingga pukul 10.30 WIB, Demokrat meraih 40 kursi dan Republik mendapatkan 38 kursi. (Baca juga: Pilpres Amerika Serikat, Antusiasme Masyarakat Berikan Suara Tinggi)

Ketua Mayoritas Senat AS Mitch McConnel memperingatkan jika Demokrat mengambil alih Senat.Demokrat akan menghapus semua proses legislasi versi Republik. “Jika saya terpilih lagi, saya akan memperjuangan kepentingan Republik,” katanya dilansir CNN, Rabu (4/11/2020).

Untuk saat ini, Senat dikuasi Republik dengan 53 kursi. Untuk itu, Demokrat harus menambah tiga kursi lagi. Namun, Demokrat juga harus hati-hati dengan banyak negara bagian yang dikuasai Republik.

Menang atau kalah Partai Demokrat di Senat juga dipengaruhi oleh popularitas kandidat presiden yang bersaing. Saat ini, tingkat popularitas Presiden Donald Trump tidak pernah mencapai 50% berdasarkan jajak pendapat versi Gallup. Pada Oktober lalu, Trump berhasil meraih popularitas hanya 46%. (Baca juga: Trump Jadi Presiden AS Lagi Bikin Ekonomi RI Rugi, Kok Bisa?)
6 Tahun Dikuasi Republik, Demokrat Berambisi Kuasai Senat AS

Kampanye Trump juga sebenarnya bukan hanya untuk meraih kemenangan di Gedung Putih. Dia juga berkampanye untuk Senat.”Trump juga seharusnya menghentikan tweet tentang kandidat Republik karena hanya akan membingungkan basisnya,” kata pakar strategi Republik, Scott Reed, dilansir CNN.

Kampanye untuk perebutan senat juga menghabiskan banyak uang. Menurut CMAG, kelompok politik, menyatakan lebih dari USD1,7 miliar habis untuk iklan di pertarungan Senat.

Pertarungan berat untuk Senat fokus di Maine, North Carolina, Iowa, Arizona, Georgia, Montana dan Colorado. Masing-masing kandidat Senat mengeluarkan dana kampanye mencapai USD15 juta hingga USD31 juta.
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1627 seconds (0.1#10.140)