Pilpres Amerika Serikat, Antusiasme Masyarakat Berikan Suara Tinggi

Rabu, 04 November 2020 - 10:15 WIB
loading...
Pilpres Amerika Serikat,...
Warga Amerika Serikat memberikan hak suaranya untuk pemilihan presiden di Victory Park Recreation Center, California, Amerika Serikat, kemarin. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Antusiasme warga Amerika Serikat (AS) mengikuti pemilihan presiden (Pilpres) 2020 tinggi. Jutaan warga telah berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) dan rela mengantre berjam-jam.

Sampai Kemarin, jumlah warga yang memberikan suara pada pemungutan suara awal telah mencapai lebih dari 95 juta orang. Itu sama dengan dua pertiga pemilih pada pemilu presiden 2016 atau 138 orang. Menurut US Election Project di Universitas Florida, tingkat partisipasi pemilu kali ini tertinggi selama masa modern.

Pilpres Amerika Serikat, Antusiasme Masyarakat Berikan Suara Tinggi


Adalah Texas dan Hawaii menjadi negara bagian yang tingkat partisipasi publiknya sanat tinggi pada pemilu presiden lalu. Pusat pertarungan di North Carolina, Georgia dan Florida memiliki tingkat partisipasi hingga 90% pada 2016 lalu. Pada pemilu kali ini diprediksi tingkat partisipasi mencaai lebih dri 69%. (Baca: Biaya Operasional Pendidikan Terlambat Cair, Ada Apa?)

Menurut beberapa analis, total penghitungan suara 2020 dapat mencapai rekor 150 juta atau lebih dengan banyaknya pemilih membanjiri pemungutan suara lebih awal. Namun, sejumlah negara bagian memiliki aturan bahwa penghitungan suara bagi pemilih yang tidak mencoblos secara langsung baru bisa dimulai pada Selasa (3/11) malam atau beberapa hari kemudian untuk beberapa negara bagian. Dengan demikian, hasil pemilu mungkin belum dapat diketahui selama berhari-hari, tergantung seberapa kecil selisih kontestan tersebut.

Penyebab kenaikan tingkat partisipasi pada pemilu kali ini disebabkan pandemi corona yang sudah menewaskan 230.000 orang di Amerika Serikat dan jumlah kasus yang terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintahan Presiden Donald Trump dikritik tidak mampu mengatasi pandemic korona sehingga Joe Biden selalu menang dalam beragam jajak pendapat baik suara popular dan suara elektoral. Pemilu kali ini menjadi sejarah karena digelar di saat pandemi korona.

Di saat pandemi corona, warga yang terinfeksi virus corona diperolehkan memberikan hak suaranya dengan mengikuti protokol kesehatan. Mereka yang terinfeksi harus menjaga jarak sekitar dua meter dari warga lain dengan mengenakan masker dan mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan suara. (Baca juga: Kenali dan Jangan remehkan gejala Long Covid)

Hal itu diumumkan Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit (CDC). "Pemilih memiliki hak untuk memilih,tanpa memandang apakah mereka sakit atau dikarantina," demikian keteranagn CDC. Namun, mereka yang terinfeksi juga harus menginformasikan kondisi mereka dan membawa peralatan sendiri.

Dibandingkan dengan pemilu presiden sebelumnya, pemilu kali ini juga paling polarisasi dan dinamika domestik yang sangat ketat. Kritik terhadap Biden menunjukkan kalau dia akan mendorong AS menjadi negara sosialisme. Sedangkan Trump berusahan terpilih kembali, namun dia cenderung menjadikan ketidaksetaraan semakin lebar dan tata Kelola pemerintahan yang buruk.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan Biden memimpin 51% melawan Trump dengan 43%. Namun,pertarungan sangat ketat masih terjadi di perebutan suara electoral di Arizona, Florida dan North Carolina.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1777 seconds (0.1#10.140)