Tak Senang F-35, Israel Incar Jet Tempur Siluman F-22 Raptor Eksklusif
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel mulai tidak senang dengan jet tempur siluman F-35 setelah Amerika Serikat (AS) buka peluang untuk memasok jet tempur tersebut ke Uni Emirat Arab (UEA). Negara Yahudi itu kini mengiginkan jet tempur siluman F-22 Raptor yang eksklusif dari Amerika untuk mempertahankan superioritasnya di Timur Tengah.
Kesepakatan normalisasi yang telah ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump dan Penasihat Senior yang juga menantunya; Jared Kushner, telah membuka jalan bagi UEA untuk membeli jet tempur F-35 yang sangat didambakan, yang telah begitu jauh secara eksklusif dipasok ke Israel di wilayah tersebut. (Baca: Setelah Nabi Muhammad, Charlie Hebdo Pajang Kartun Erdogan Cabul )
Namun, dengan Israel yang sekarang dengan enggan memberikan persetujuannya kepada UEA untuk menjadi negara Arab pertama yang memiliki akses terhadap jet tempur canggih itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara licik telah menambahkan sebuah string atas nama persahabatan militernya yang tumbuh dengan AS—sebuah string yang bisa saja memaksa Trump atau penggantinya dalam menjual jet tempur F-22 Raptor eksklusif.
UEA dan beberapa negara Arab lainnya telah mengincar jet tempur siluman F-35 AS jauh sebelum kesepakatan damai dengan Israel, di mana Netanyahu berulang kali menghalangi potensi penjualan jet tempur tersebut dengan menyatakan bahwa pasokan senjata AS tidak termasuk dari kesepakatan normalisasi.
Namun, setelah pertemuan antara Menteri Pertahanan AS Mark Esper dan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, Israel dilaporkan telah mengakui "kekalahan" dan menyetujui penjualan jet tempur F-35 ke UEA. (Baca: Cover Charlie Hebdo Kartun Erdogan Cabul, Begini Reaksi Turki )
"Hanya setelah menandatangani perjanjian, Amerika mengatakan kepada kami bahwa UEA, yang selalu meminta F-35, meminta izin dari kami untuk mempertimbangkan hal ini secara praktis," kata Netanyahu.
Namun Israel, yang tidak berminat untuk menyerahkan "kekuasaan" kepada UEA, dengan pejabat pertahanan negara tersebut mengonfirmasi bahwa mereka telah meminta pejabat senior AS untuk mempertimbangkan menghilangkan penghalau yang menghalangi penjualan F-22 Raptor yang mematikan kepada Angkatan Udara Israel. Langkah itu sebagai upaya memulihkan superioritas udara Israel atas wilayah Timur Tengah.
Seorang pejabat senior Israel, saat berbicara dalam pertemuan tertutup, mengatakan; "Keunggulan kualitatif kami menyempit sehubungan dengan pesawat, drone, persenjataan, dan sistem pertahanan udara."
"Laju perubahan di Timur Tengah tinggi. Ini adalah Timur Tengah yang berbeda dari pada satu dekade terakhir, dan banyak negara yang tidak berada dalam konflik langsung dengan Israel menginvestasikan uang dalam jumlah besar untuk membangun beberapa angkatan udara dan sistem pertahanan udara paling maju di dunia," ujar pejabat tersebut yang berbicara dalam kondisi anonim seperti dikutip EurAsian Times, Rabu (28/10/2020). (Baca juga: Inilah Daftar Produk Prancis yang Berpotensi Diboikot Dunia Muslim )
Ini bukan pertama kalinya para pejabat Israel meningkatkan kemungkinan membeli F-22 Raptor. Sebelumnya, Netanyahu telah berupaya untuk menambahkan lebih banyak jet tempur canggih meski Amerika sudah menawarkan F-35 dan F-16.
Kesepakatan normalisasi yang telah ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump dan Penasihat Senior yang juga menantunya; Jared Kushner, telah membuka jalan bagi UEA untuk membeli jet tempur F-35 yang sangat didambakan, yang telah begitu jauh secara eksklusif dipasok ke Israel di wilayah tersebut. (Baca: Setelah Nabi Muhammad, Charlie Hebdo Pajang Kartun Erdogan Cabul )
Namun, dengan Israel yang sekarang dengan enggan memberikan persetujuannya kepada UEA untuk menjadi negara Arab pertama yang memiliki akses terhadap jet tempur canggih itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara licik telah menambahkan sebuah string atas nama persahabatan militernya yang tumbuh dengan AS—sebuah string yang bisa saja memaksa Trump atau penggantinya dalam menjual jet tempur F-22 Raptor eksklusif.
UEA dan beberapa negara Arab lainnya telah mengincar jet tempur siluman F-35 AS jauh sebelum kesepakatan damai dengan Israel, di mana Netanyahu berulang kali menghalangi potensi penjualan jet tempur tersebut dengan menyatakan bahwa pasokan senjata AS tidak termasuk dari kesepakatan normalisasi.
Namun, setelah pertemuan antara Menteri Pertahanan AS Mark Esper dan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, Israel dilaporkan telah mengakui "kekalahan" dan menyetujui penjualan jet tempur F-35 ke UEA. (Baca: Cover Charlie Hebdo Kartun Erdogan Cabul, Begini Reaksi Turki )
"Hanya setelah menandatangani perjanjian, Amerika mengatakan kepada kami bahwa UEA, yang selalu meminta F-35, meminta izin dari kami untuk mempertimbangkan hal ini secara praktis," kata Netanyahu.
Namun Israel, yang tidak berminat untuk menyerahkan "kekuasaan" kepada UEA, dengan pejabat pertahanan negara tersebut mengonfirmasi bahwa mereka telah meminta pejabat senior AS untuk mempertimbangkan menghilangkan penghalau yang menghalangi penjualan F-22 Raptor yang mematikan kepada Angkatan Udara Israel. Langkah itu sebagai upaya memulihkan superioritas udara Israel atas wilayah Timur Tengah.
Seorang pejabat senior Israel, saat berbicara dalam pertemuan tertutup, mengatakan; "Keunggulan kualitatif kami menyempit sehubungan dengan pesawat, drone, persenjataan, dan sistem pertahanan udara."
"Laju perubahan di Timur Tengah tinggi. Ini adalah Timur Tengah yang berbeda dari pada satu dekade terakhir, dan banyak negara yang tidak berada dalam konflik langsung dengan Israel menginvestasikan uang dalam jumlah besar untuk membangun beberapa angkatan udara dan sistem pertahanan udara paling maju di dunia," ujar pejabat tersebut yang berbicara dalam kondisi anonim seperti dikutip EurAsian Times, Rabu (28/10/2020). (Baca juga: Inilah Daftar Produk Prancis yang Berpotensi Diboikot Dunia Muslim )
Ini bukan pertama kalinya para pejabat Israel meningkatkan kemungkinan membeli F-22 Raptor. Sebelumnya, Netanyahu telah berupaya untuk menambahkan lebih banyak jet tempur canggih meski Amerika sudah menawarkan F-35 dan F-16.