Dunia Muslim Marah pada Prancis, #IStandWithFrance Menggema di India

Rabu, 28 Oktober 2020 - 09:46 WIB
loading...
Dunia Muslim Marah pada Prancis, #IStandWithFrance Menggema di India
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) berpelukan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi saat bertemu di pinggiran Paris tahun 2019. Foto/REUTERS/Pascal Rossignol/Pool
A A A
NEW DELHI - Tanda pagar #IStandWithFrance dan #WeStandWithFrance sedang jadi trending topic di Twitter India sebagai dukungan untuk Prancis . Dukungan itu menggema ketika Muslim di seluruh dunia memprotes dan memperluas seruan untuk memboikot produk Prancis atas komentar Presiden Emmanual Macron tentang Islam dan kartun Nabi Muhammad .

Dua tanda pagar (tagar) itu berada di tren teratas Twitter India pada hari Senin dan Selasa, di mana ribuan penggunaa Twitter di India mengekspresikan solidaritas mereka dengan Prancis. (Baca: Setelah Nabi Muhammad, Charlie Hebdo Pajang Kartun Erdogan Cabul )

Macron telah memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim dengan menuduh Muslim Prancis "separatisme" dan menggambarkan Islam sebagai "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia".

Masalah meningkat setelah Macron mengatakan negaranya tidak akan "meninggalkan karikatur" Nabi Muhammad setelah pembunuhan seorang guru Prancis yang menunjukkan karikatur atau kartun tersebut kepada para muridnya di kelas.

Hal itu menyebabkan kemarahan di dunia Muslim, di mana pengunjuk rasa di beberapa negara mayoritas Muslim, termasuk Turki, Pakistan, dan Bangladesh, menyerukan pemboikotan barang-barang Prancis dan menuntut pengusiran duta besar Prancis. (Baca: Cover Charlie Hebdo Kartun Erdogan Cabul, Begini Reaksi Turki )

"Apa pun yang dilakukan Prancis melawan terorisme Islam radikal, itu bagus bagi saya karena warga Bhartiya mendukung #Emmanuel_Macron karena memerangi terorisme mazhabis radikal ini, kita harus menghargainya. Bharat berdiri bersama Prancis. #welldoneFrance #IStandWithFrance," tulis pengguna akun Twitter @InfoVedic, Selasa (27/10/2020).

Di India, di mana para kritikus mengatakan sentimen anti-Muslim telah meningkat sejak partai sayap kanan Bharatiya Janata (BJP) berkuasa pada tahun 2014, banyak yang berunjuk rasa membela pemimpin Prancis.

“Toleransi juga harus sekuler. #IStandWithFrance. Selamat, Presiden Prancis," tulis Parvesh Sahib Singh, seorang anggota parlemen BJP di Twitter, yang dikutip Al Jazeera, Rabu (28/10/2020).

Hubungan India dan Prancis menguat. Awal tahun ini, India menerima lima jet tempur Rafale buatan Prancis. Itu merupakan gelombang pertama dari kesepakatan kontroversial senilai USD9,4 miliar dengan Prancis yang ditandatangani pada 2016.

Tagar lain yang terkait dengan ucapan Macron yang menjadi trending topic di Twitter India pada hari Selasa termasuk #WellDoneMacron dan #MacronTHEHERO. (Baca: Inilah Daftar Produk Prancis yang Berpotensi Diboikot Dunia Muslim )

Sentimen anti-Muslim di India

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah dituduh menjalankan kebijakan anti-Muslim, dengan undang-undang kewarganegaraan kontroversial yang mengecualikan komunitas tersebut sebagai kebijakan yang terbaru.

Pemerintah India membela Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan (CAA), dengan mengatakan hal itu bertujuan untuk melindungi minoritas yang teraniaya di negara tetangga Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan. Sayangnya, CAA mengecualikan migran Muslim.

Protes atas undang-undang tersebut awal tahun ini menyebabkan kekerasan agama terburuk di New Delhi dalam beberapa dekade, yang menewaskan puluhan orang dan membuat ribuan orang lainnya mengungsi. Kebanyakan korban dari kalangan Muslim. (Baca juga: Produknya Diboikot, Dubes Prancis Bilang Prancis Negara Muslim )

Banyak Muslim telah didakwa di bawah undang-undang anti-teror yang ketat menyusul kekerasan Delhi. Mereka dipenjara dan tidak diberi jaminan pembebasan.

Minggu lalu, kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet menunjuk pada tiga UU India yang bermasalah—termasuk CAA—yang menyebabkan penangkapan para aktivis.

Sejak 2014, puluhan Muslim juga telah digantung oleh massa Hindu karena dicurigai menyembelih sapi, yang dianggap suci oleh banyak umat Hindu.

Kelompok hak asasi manusia mengkritik India karena lambatnya hukuman dalam kasus kejahatan rasial terhadap Muslim.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1156 seconds (0.1#10.140)