Gagal Dapatkan Persetujuan Umumkan Keadaan Darurat, PM Malaysia Didesak Mundur
loading...
A
A
A
KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia , Muhyiddin Yassin menghadapi seruan untuk mengundurkan diri karena keraguan mengenai dukungan yang ia komandoi. Seruan ini datang setelah Raja Malaysia, Al-Sultan Abdullah menolak permintaannya untuk menyatakan keadaan darurat untuk memerangi pandemi virus Corona .
Sebelumnya,Muhyiddin telah meminta Raja Malaysia mengumumkan keadaan darurat di tengah lonjakan baru infeksi di Malaysia dan pandemi global yang telah menghantam perekonomian Malaysia. Namun, permintaan itu ditolak, karena Raja Malaysia menilai dia tidak melihat perlunya menyatakan keadaan darurat saat ini.
"Al-Sultan Abdullah berpendapat bahwa pada saat ini Yang Mulia tidak perlu mengumumkan keadaan darurat di negara atau di bagian manapun di negara Malaysia. Yang Mulia yakin dengan kemampuan pemerintah di bawah kepemimpinan Perdana Menteri untuk terus menerapkan kebijakan dan upaya penegakan hukum untuk mengekang penyebaran pandemi Covid-19," kata istana dalam sebuah pernyataan.
Sejumlah pemimpin partai di dalam koalisi Muhyiddin dan oposisi mengkritik langkah Perdana Menteri Malaysia itu untuk mencari kekuatan darurat. Mereka kemudian meminta dia untuk mundur setelah permintaannya ditolak oleh Raja Malaysia. ( Lihat foto: 552 Pekerja Migran Indonesia Ilegal Dipulangkan dari Malaysia )
"Syukurlah, Raja tidak terpengaruh oleh permainan politik yang bisa menyeret negara ke wilayah yang lebih kritis," kata Ahmad Puad Zarkashi, pemimpin senior di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai terbesar dalam koalisi yang berkuasa.
"Kesejahteraan rakyat lebih penting. Seharusnya Muhyiddin turun,” sambungnya dalam sebuah pernyataan di akun Facebooknya, seperti dilansir Reuters pada Senin (26/10/2020).
Anggota parlemen dari partai oposisi, Wong Chen mengatakan, proposal "jahat" Muhyiddin telah ditolak oleh raja dan bahwa dia harus segera mengundurkan diri atau memecat menteri yang mengusulkan keadaan darurat. ( Baca juga: Raja Tolak Usulan PM Malaysia untuk Deklarasikan Status Darurat )
Penolakan Raja Al-Sultan Abdullah itu sendiri semakin mengikis cengkeraman Muhyiddin pada kekuasaan, sebulan setelah pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengatakan dia mendapat dukungan mayoritas di parlemen, termasuk dari pembelot dari aliansi yang berkuasa, untuk membentuk pemerintahan baru.
Sebelumnya,Muhyiddin telah meminta Raja Malaysia mengumumkan keadaan darurat di tengah lonjakan baru infeksi di Malaysia dan pandemi global yang telah menghantam perekonomian Malaysia. Namun, permintaan itu ditolak, karena Raja Malaysia menilai dia tidak melihat perlunya menyatakan keadaan darurat saat ini.
"Al-Sultan Abdullah berpendapat bahwa pada saat ini Yang Mulia tidak perlu mengumumkan keadaan darurat di negara atau di bagian manapun di negara Malaysia. Yang Mulia yakin dengan kemampuan pemerintah di bawah kepemimpinan Perdana Menteri untuk terus menerapkan kebijakan dan upaya penegakan hukum untuk mengekang penyebaran pandemi Covid-19," kata istana dalam sebuah pernyataan.
Sejumlah pemimpin partai di dalam koalisi Muhyiddin dan oposisi mengkritik langkah Perdana Menteri Malaysia itu untuk mencari kekuatan darurat. Mereka kemudian meminta dia untuk mundur setelah permintaannya ditolak oleh Raja Malaysia. ( Lihat foto: 552 Pekerja Migran Indonesia Ilegal Dipulangkan dari Malaysia )
"Syukurlah, Raja tidak terpengaruh oleh permainan politik yang bisa menyeret negara ke wilayah yang lebih kritis," kata Ahmad Puad Zarkashi, pemimpin senior di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai terbesar dalam koalisi yang berkuasa.
"Kesejahteraan rakyat lebih penting. Seharusnya Muhyiddin turun,” sambungnya dalam sebuah pernyataan di akun Facebooknya, seperti dilansir Reuters pada Senin (26/10/2020).
Anggota parlemen dari partai oposisi, Wong Chen mengatakan, proposal "jahat" Muhyiddin telah ditolak oleh raja dan bahwa dia harus segera mengundurkan diri atau memecat menteri yang mengusulkan keadaan darurat. ( Baca juga: Raja Tolak Usulan PM Malaysia untuk Deklarasikan Status Darurat )
Penolakan Raja Al-Sultan Abdullah itu sendiri semakin mengikis cengkeraman Muhyiddin pada kekuasaan, sebulan setelah pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengatakan dia mendapat dukungan mayoritas di parlemen, termasuk dari pembelot dari aliansi yang berkuasa, untuk membentuk pemerintahan baru.
(esn)