9 Anak ‘Bau Kencur’ Pendobrak Perubahan di Dunia

Minggu, 25 Oktober 2020 - 16:15 WIB
loading...
A A A
9 Anak ‘Bau Kencur’ Pendobrak Perubahan di Dunia


Fakta dan peranan : Berkampanye menentang penggunaan pekerja anak-anak di Pakistan di usia 10 tahun.

Iqbal Masih baru berusia empat tahun ketika sang ayah menjualnya sebagai pekerja anak untuk mendapatkan pinjaman pernikahan sang kakak sulung. Iqbal bekerja di pabrik karpet di Pakistan selama dua belas jam sehari. Pada usia 10 tahun, ia berhasil melarikan diri dan mulai berkampanye menentang penggunaan pekerja anak dan hak anak untuk menerima pendidikan.

Kampanyenya memberantas pekerja anak membawanya ke seluruh dunia. Secara total, dia membantu lebih dari 3.000 anak melarikan diri dari perbudakan sebelum dia dibunuh oleh mafia karpet di Pakistan di usia 12 tahun. (Baca juga: Main Layang-layang di Kawasan Bandara Bisa Kena Denda Rp1 Miliar, Masih Berani?)

7. Nkosi Johnson (1989 - 2001)

9 Anak ‘Bau Kencur’ Pendobrak Perubahan di Dunia


Fakta dan peranan :Penderita HIV sejak lahir yang berkampanye tentang HIV/AIDS di usia 11 tahun.

Nkosi Johnson dilahirkan di Afrika Selatan dengan nama asli Xolani Nkosi. Ia terlahir dengan HIV positif, sesuatu yang dia warisi dari orang tuanya. Johnson dirawat ibu kandungnya dan tidak pernah bertemu dengan sang ayah. Dia secara resmi diadopsi oleh Gail Johnson, seorang praktisi Hubungan Masyarakat di Johannesburg.
Ceritanya menarik perhatian media ketika sekolah negeri setempat menolak menerima Nkosi karena kondisinya. Tak lama kemudian, ia menjadi penyintas anak untuk krisis HIV di Afrika. Dia berkeliling dunia, menceritakan kisahnya, dan mendorong korban lain untuk angkat bicara.

Dia bahkan mendapat kehormatan menjadi pembicara utama di Konferensi AIDS Internasional ke-13 pada 2000 ketika baru berusia 11 tahun. Dengan bantuan ibu angkatnya, dia mendirikan Nkosi’s Haven, tempat perlindungan yang aman bagi ibu HIV-positif dan anak-anak mereka. Dia meninggal tahun 2001 sebagai anak lahir HIV-positif yang bertahan paling lama. Pada 2005, ia dianugerahi Penghargaan Perdamaian Anak Internasional secara anumerta.

8. Alexandra Scott (1996 – 2004)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1034 seconds (0.1#10.140)