Penasihat Keamanan Trump: China Ancaman Abad Ini

Kamis, 22 Oktober 2020 - 09:15 WIB
loading...
Penasihat Keamanan Trump:...
Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Penasihat keamanan nasional Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump , Robert O'Brien, menuduh China mencoba mencuri penelitian vaksin Covid-19 dari Barat. Ini menjadikan Negeri Tirai Bambu itu sebagai pesaing yang berusaha memonopoli setiap industri penting di abad ke-21.

O'Brien mengatakan kepada pejabat tinggi militer dan intelijen Inggris dan AS bahwa China adalah kekuatan pemangsa yang menekan rakyatnya dan berusaha memaksa tetangga dan kekuatan Barat.(Baca juga: Inggris Sebut China Coba Bangun Kekuatan Militer Maritim Terbesar di Dunia )

"PKC mencari dominasi di semua domain dan sektor (dan) berencana untuk memonopoli setiap industri yang penting hingga abad ke-21," kata O'Brien, menggunakan akronim Partai Komunis China, kepada Atlantic Future Forum melalui tautan video ke kapal induk Angkatan Laut HMS Queen Elizabeth.

"Baru-baru ini RRC menggunakan spionase dunia maya untuk menargetkan perusahaan yang mengembangkan vaksin dan perawatan Covid di Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat sambil menggembar-gemborkan perlunya kerja sama internasional," kata O'Brien lagi seperti dilansir dari Reuters, Kamis (22/10/2020).

China, di bawah Presiden Xi Jinping, mengatakan Barat - dan Washington khususnya - dicengkeram oleh histeria anti-China, pemikiran kolonial dan kemarahan karena China sekarang sekali lagi menjadi salah satu dari dua ekonomi teratas dunia.

Peningkatan ekonomi dan militer China selama 40 tahun terakhir dianggap sebagai salah satu peristiwa geopolitik paling signifikan akhir-akhir ini, di samping jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 yang mengakhiri Perang Dingin.

O'Brien mengatakan Barat selama beberapa dekade telah memberikan konsesi kepada China, termasuk keanggotaan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Mereka percaya China akan terbuka secara ekonomi dan politik, sambil mengurangi hambatannya sendiri terhadap perusahaan asing.

"Sayangnya, itu adalah janji yang sampai hari ini tidak ditepati," kata mantan pengacara Los Angeles berusia 54 tahun itu.

"Sebaliknya, para pemimpin PKC melipatgandakan pendekatan totaliter dan merkantilis, ekonomi yang didominasi negara,"imbuhnya.

China pada tahun 1979 memiliki ekonomi yang lebih kecil dari Italia, tetapi setelah membuka diri untuk investasi asing dan memperkenalkan reformasi pasar, China telah menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia.

Sekarang negara itu bahkan menjadi pemimpin global dalam berbagai teknologi abad ke-21 seperti kecerdasan buatan, pengobatan regeneratif, dan polimer konduktif.

Tanggapan China terhadap wabah virus Corona baru, kata O'Brien, menghapus semua keraguan tentang niatnya.

Dia mengatakan China telah mengkooptasi organisasi internasional dan memaksa mereka untuk memasang peralatan telekomunikasi China di fasilitas mereka. Dia menuduh Partai Komunis China memblokir perusahaan asing sambil mensubsidi perusahaannya sendiri.(Baca juga: Esper: Rusia-China Coba Rebut Posisi Pemimpin Militer Dunia Milik AS )

Dikatakan oleh O'Brien proyek internasional andalan China, yang disebut inisiatif Belt and Road, melibatkan penawaran pinjaman tidak berkelanjutan kepada negara-negara miskin untuk membangun proyek infrastruktur "gajah putih" menggunakan perusahaan dan buruh China.

"Ketergantungan negara-negara ini pada utang China membuat kedaulatan mereka terkikis dan tidak ada pilihan lain selain memotong garis sejumlah pihak pada pemungutan suara PBB dan masalah lainnya," tukas O'Brien.(Lihat video: Dugaan Keterlibatan Aparat dalam Pembunuhan Pendeta Yeremia )
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0983 seconds (0.1#10.140)