Memanas, China Ancam Tahan Warga AS yang Kunjungi Taiwan
loading...
A
A
A
BEIJING - China mengancam akan menahan warga Amerika Serikat (AS) yang mengunjungi Taiwan , wilayah yang disebut Beijing sebagai "provinsi pemberontak". Ancaman ini semakin memanaskan perseteruan dua raksasa ekonomi dunia tersebut.
Ancaman itu diungkap Wall Street Journal (WSJ) yang mengutip sumber Beijing yang dekat dengan masalah tersebut. Menurut laporan WSJ, Beijing dapat menangkap warga AS sebagai pembalasan atas penuntutan para ilmuwan China di AS yang berbohong tentang hubungan mereka dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). (Baca: Kian Panas, FBI Tangkap 3 Tentara China yang Menyamar Jadi Peneliti di AS )
Laporan itu mengatakan ancaman itu sebenarnya telah dibuat berulang kali ke berbagai entitas, termasuk Kedutaan Besar AS di Beijing. Namun, Departemen Luar Negeri AS belum secara terbuka merespons ancaman tersebut.
Pada bulan Juni, ilmuwan China Juan Tang alias Tang Juan , seorang peneliti medis di Universitas California, diselidiki oleh FBI sebelum berlindung di Konsulat China di San Francisco. Dia kemudian dituduh melakukan penipuan visa dan membuat pernyataan yang menipu ketika dia keluar dari fasilitas pada bulan Juli.
Saat ini, Tang sedang keluar dari penjara dengan jaminan dan menunggu persidangannya. Insiden ini, serta insiden lain yang melibatkan peneliti China selama musim panas, dilaporkan telah mempercepat penutupan Konsulat China di Houston, yang menyebabkan penutupan balik Konsulat AS di Chengdu. (Baca: China Tempatkan Rudal Canggih Dekat Taiwan, Dikhawatirkan Persiapan Perang )
Menurut laporan WSJ yang dilansir Senin (19/10/2020), Tang bersembunyi di Konsulat San Francisco selama musim panas bertepatan dengan ancaman Beijing untuk menangkap warga AS di China.
Pada 14 September, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan perjalanan untuk China dengan mengingatkan orang Amerika bahwa, "Pemerintah RRC (Republik Rakyat China) secara sewenang-wenang menegakkan hukum setempat, termasuk dengan melakukan penahanan yang sewenang-wenang dan salah serta menerapkan larangan keluar."
Peringatan perjalanan itu juga mencatat bahwa penahanan dan larangan keluar oleh Beijing sering digunakan untuk mendapatkan pengaruh atas pemerintah asing. (Baca: Tang Juan, Tentara China yang Dikejar-kejar FBI Diadili di AS )
"Dalam banyak kasus, warga negara AS hanya mengetahui larangan keluar saat mereka mencoba meninggalkan RRC, dan tidak ada mekanisme atau proses hukum yang dapat diandalkan untuk mengetahui berapa lama larangan tersebut akan berlanjut atau untuk menggugatnya di pengadilan," bunyi peringatan perjalanan tersebut.
Ancaman itu diungkap Wall Street Journal (WSJ) yang mengutip sumber Beijing yang dekat dengan masalah tersebut. Menurut laporan WSJ, Beijing dapat menangkap warga AS sebagai pembalasan atas penuntutan para ilmuwan China di AS yang berbohong tentang hubungan mereka dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). (Baca: Kian Panas, FBI Tangkap 3 Tentara China yang Menyamar Jadi Peneliti di AS )
Laporan itu mengatakan ancaman itu sebenarnya telah dibuat berulang kali ke berbagai entitas, termasuk Kedutaan Besar AS di Beijing. Namun, Departemen Luar Negeri AS belum secara terbuka merespons ancaman tersebut.
Pada bulan Juni, ilmuwan China Juan Tang alias Tang Juan , seorang peneliti medis di Universitas California, diselidiki oleh FBI sebelum berlindung di Konsulat China di San Francisco. Dia kemudian dituduh melakukan penipuan visa dan membuat pernyataan yang menipu ketika dia keluar dari fasilitas pada bulan Juli.
Saat ini, Tang sedang keluar dari penjara dengan jaminan dan menunggu persidangannya. Insiden ini, serta insiden lain yang melibatkan peneliti China selama musim panas, dilaporkan telah mempercepat penutupan Konsulat China di Houston, yang menyebabkan penutupan balik Konsulat AS di Chengdu. (Baca: China Tempatkan Rudal Canggih Dekat Taiwan, Dikhawatirkan Persiapan Perang )
Menurut laporan WSJ yang dilansir Senin (19/10/2020), Tang bersembunyi di Konsulat San Francisco selama musim panas bertepatan dengan ancaman Beijing untuk menangkap warga AS di China.
Pada 14 September, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan perjalanan untuk China dengan mengingatkan orang Amerika bahwa, "Pemerintah RRC (Republik Rakyat China) secara sewenang-wenang menegakkan hukum setempat, termasuk dengan melakukan penahanan yang sewenang-wenang dan salah serta menerapkan larangan keluar."
Peringatan perjalanan itu juga mencatat bahwa penahanan dan larangan keluar oleh Beijing sering digunakan untuk mendapatkan pengaruh atas pemerintah asing. (Baca: Tang Juan, Tentara China yang Dikejar-kejar FBI Diadili di AS )
"Dalam banyak kasus, warga negara AS hanya mengetahui larangan keluar saat mereka mencoba meninggalkan RRC, dan tidak ada mekanisme atau proses hukum yang dapat diandalkan untuk mengetahui berapa lama larangan tersebut akan berlanjut atau untuk menggugatnya di pengadilan," bunyi peringatan perjalanan tersebut.
(min)