Memanas, China Ancam Tahan Warga AS yang Kunjungi Taiwan

Senin, 19 Oktober 2020 - 08:18 WIB
loading...
Memanas, China Ancam...
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) saat bertemu Presiden China Xi Jinping dalam forum G-20 di Osaka tahun 2019. Foto/REUTERS
A A A
BEIJING - China mengancam akan menahan warga Amerika Serikat (AS) yang mengunjungi Taiwan , wilayah yang disebut Beijing sebagai "provinsi pemberontak". Ancaman ini semakin memanaskan perseteruan dua raksasa ekonomi dunia tersebut.

Ancaman itu diungkap Wall Street Journal (WSJ) yang mengutip sumber Beijing yang dekat dengan masalah tersebut. Menurut laporan WSJ, Beijing dapat menangkap warga AS sebagai pembalasan atas penuntutan para ilmuwan China di AS yang berbohong tentang hubungan mereka dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). (Baca: Kian Panas, FBI Tangkap 3 Tentara China yang Menyamar Jadi Peneliti di AS )

Laporan itu mengatakan ancaman itu sebenarnya telah dibuat berulang kali ke berbagai entitas, termasuk Kedutaan Besar AS di Beijing. Namun, Departemen Luar Negeri AS belum secara terbuka merespons ancaman tersebut.

Pada bulan Juni, ilmuwan China Juan Tang alias Tang Juan , seorang peneliti medis di Universitas California, diselidiki oleh FBI sebelum berlindung di Konsulat China di San Francisco. Dia kemudian dituduh melakukan penipuan visa dan membuat pernyataan yang menipu ketika dia keluar dari fasilitas pada bulan Juli.

Saat ini, Tang sedang keluar dari penjara dengan jaminan dan menunggu persidangannya. Insiden ini, serta insiden lain yang melibatkan peneliti China selama musim panas, dilaporkan telah mempercepat penutupan Konsulat China di Houston, yang menyebabkan penutupan balik Konsulat AS di Chengdu. (Baca: China Tempatkan Rudal Canggih Dekat Taiwan, Dikhawatirkan Persiapan Perang )

Menurut laporan WSJ yang dilansir Senin (19/10/2020), Tang bersembunyi di Konsulat San Francisco selama musim panas bertepatan dengan ancaman Beijing untuk menangkap warga AS di China.

Pada 14 September, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan perjalanan untuk China dengan mengingatkan orang Amerika bahwa, "Pemerintah RRC (Republik Rakyat China) secara sewenang-wenang menegakkan hukum setempat, termasuk dengan melakukan penahanan yang sewenang-wenang dan salah serta menerapkan larangan keluar."

Peringatan perjalanan itu juga mencatat bahwa penahanan dan larangan keluar oleh Beijing sering digunakan untuk mendapatkan pengaruh atas pemerintah asing. (Baca: Tang Juan, Tentara China yang Dikejar-kejar FBI Diadili di AS )

"Dalam banyak kasus, warga negara AS hanya mengetahui larangan keluar saat mereka mencoba meninggalkan RRC, dan tidak ada mekanisme atau proses hukum yang dapat diandalkan untuk mengetahui berapa lama larangan tersebut akan berlanjut atau untuk menggugatnya di pengadilan," bunyi peringatan perjalanan tersebut.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ciptakan 22 Karyawan...
Ciptakan 22 Karyawan Palsu, Manajer HRD Ini Korupsi Rp36,2 Miliar
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Jakarta Masuk Puncak...
Jakarta Masuk Puncak Daftar Kota Dunia yang Akan Hadapi Banjir Dahsyat
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Rekomendasi
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
22 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Respons China saat AS...
Respons China saat AS Hendak Jual Jet Tempur F-35 ke India
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved