China Tempatkan Rudal Canggih Dekat Taiwan, Dikhawatirkan Persiapan Perang
loading...
A
A
A
TAIPEI - Militer China telah menempatkan rudal-rudal canggih, termasuk misil hipersonik DF-17, di dekat perbatasan Taiwan . Analis militer khawatir langkah Beijing ini sebagai persiapan perang atau invasi.
Sumber militer yang dikutip South China Morning Post mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China telah meningkatkan pangkalan misilnya di pantai yang menghadap Taiwan. (Baca: China: AS Rusak Keamanan dan Stabilitas Teluk Taiwan )
"Rudal hipersonik DF-17 secara bertahap akan menggantikan DF-11 dan DF-15 lama yang dikerahkan di wilayah tenggara selama beberapa dekade," kata sumber tersebut, yang dilansir Senin (19/10/2020). Rudal hipersonik DF-17 memiliki jangkauan maksimum 1.550 mil.
Analis militer mengatakan korps marinir China dan pangkalan pasukan roket di pantai telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. (Baca: Waswas Agresi China, AS Ancam Daratkan Kapal-kapal Amfibi ke Taiwan )
Analis yang juga pemimpin redaksi Kanwa Defense Review yang berbasis di Kanada, Andrei Chang, mengatakan: "Setiap brigade pasukan roket di Fujian dan Guangdong sekarang dilengkapi sepenuhnya."
"Ukuran beberapa pangkalan rudal di Komando Teater Timur dan Selatan bahkan berlipat ganda dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan PLA sedang meningkatkan persiapan untuk perang yang menargetkan Taiwan ," ujarnya.
Selama ini PLA gencar menggelar latihan perang dengan mensimulasikan invasi ke pulau Taiwan. Latihan itu dirancang untuk menjaga tekanan pada negara kepulauan tersebut dan menabur benih keraguan dalam kepercayaan Taiwan untuk mempertahankan diri. (Baca juga: Gedung Putih Lanjutkan Proses Penjualan Senjata Canggih pada Taiwan )
Ketegangan antara China dan Taiwan telah mencapai titik tertinggi yang tidak pernah terlihat selama bertahun-tahun. Pesawat tempur China baru-baru ini menyeberang ke garis median, selat sempit yang memisahkan kedua sisi.
Pemerintah Amerika Serikat yang pro-Taiwan berencana untuk menjual senjata senilai miliaran dolar kepada pulau yang telah lama memerintah sendiri tersebut. Senjata dari Washington yang hendak dipasok ke Taipei mulai dari rudal hingga drone pengintai bertujuan untuk menopang pertahanannya terhadap potensi serangan Beijing.
Taiwan sudah lama memerintah sendiri sebagai negara demokrasi. Namun, Presiden China Xi Jinping menganggapnya sebagai bagian dari Republik Rakyat China (RRC).
Sumber militer yang dikutip South China Morning Post mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China telah meningkatkan pangkalan misilnya di pantai yang menghadap Taiwan. (Baca: China: AS Rusak Keamanan dan Stabilitas Teluk Taiwan )
"Rudal hipersonik DF-17 secara bertahap akan menggantikan DF-11 dan DF-15 lama yang dikerahkan di wilayah tenggara selama beberapa dekade," kata sumber tersebut, yang dilansir Senin (19/10/2020). Rudal hipersonik DF-17 memiliki jangkauan maksimum 1.550 mil.
Analis militer mengatakan korps marinir China dan pangkalan pasukan roket di pantai telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. (Baca: Waswas Agresi China, AS Ancam Daratkan Kapal-kapal Amfibi ke Taiwan )
Analis yang juga pemimpin redaksi Kanwa Defense Review yang berbasis di Kanada, Andrei Chang, mengatakan: "Setiap brigade pasukan roket di Fujian dan Guangdong sekarang dilengkapi sepenuhnya."
"Ukuran beberapa pangkalan rudal di Komando Teater Timur dan Selatan bahkan berlipat ganda dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan PLA sedang meningkatkan persiapan untuk perang yang menargetkan Taiwan ," ujarnya.
Selama ini PLA gencar menggelar latihan perang dengan mensimulasikan invasi ke pulau Taiwan. Latihan itu dirancang untuk menjaga tekanan pada negara kepulauan tersebut dan menabur benih keraguan dalam kepercayaan Taiwan untuk mempertahankan diri. (Baca juga: Gedung Putih Lanjutkan Proses Penjualan Senjata Canggih pada Taiwan )
Ketegangan antara China dan Taiwan telah mencapai titik tertinggi yang tidak pernah terlihat selama bertahun-tahun. Pesawat tempur China baru-baru ini menyeberang ke garis median, selat sempit yang memisahkan kedua sisi.
Pemerintah Amerika Serikat yang pro-Taiwan berencana untuk menjual senjata senilai miliaran dolar kepada pulau yang telah lama memerintah sendiri tersebut. Senjata dari Washington yang hendak dipasok ke Taipei mulai dari rudal hingga drone pengintai bertujuan untuk menopang pertahanannya terhadap potensi serangan Beijing.
Taiwan sudah lama memerintah sendiri sebagai negara demokrasi. Namun, Presiden China Xi Jinping menganggapnya sebagai bagian dari Republik Rakyat China (RRC).