'The Godfather' Meksiko Bantu Kirim Berton-ton Kokain dan Heroin ke AS
loading...
A
A
A
MEXICO CITY - Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Meksiko Salvador Cienfuegos menggunakan wewenangnya untuk melindungi kartel Beltran-Leyva, mengarahkan operasi melawan geng-geng musuh dan memberi transportasi laut untuk mengirim narkoba.
Semua dakwaan itu diungkapkan kejaksaan Amerika Serikat (AS). Cienfuegos ditahan di bandara Los Angeles pada Kamis. “Dia dituduh menerima suap dengan imbalan perlindungan termasuk memperingatkan para anggota kartel tentang investigasi AS,” papar jaksa di New York yang mendakwa pria 72 tahun itu dengan empat dakwaan perdagangan narkoba dan pencucian uang.
“Ditukar dengan pembayaran suap, dia mengizinkan Kartel H-2, kartel yang rutin melakukan kekerasan, termasuk penyiksaan dan pembunuhan, untuk beroperasi dengan kekebalan di Meksiko,” tutur kejaksaan dalam dokumen pengadilan.
Kartel H-2 adalah nama untuk geng Beltran-Leyva. Cienfuegos menjabat dari 2012 hingga 2018 dalam pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto yang beberapa ajudan dan anggota partainya kini dituduh terlibat korupsi tingkat tinggi.
Pena Nieto menyangkal tuduhan bahwa dia juga menerima suap dari kartel narkoba. (Baca Juga: Eks Menhan Dicokok AS, Presiden Meksiko Bersumpah Akan Bersih-bersih)
Penahanan terhadap Cienfuegos dilakukan kurang dari tiga pekan sebelum pemilu presiden AS. Presiden AS Donald Trump menjadikan pemberantasan kartel narkoba sebagai prioritasnya, meski tanpa kemajuan besar sejak dia menjabat pada 2017. (Lihat Infografis: Lepas Pantai Indonesia Akan Dijaga Oleh Senjata Canggih Turki)
Penahanan Cienfuegos yang dijuluki El Padrino atau The Godfather itu dalam dakwaan Agustus 2019 akhirnya terlaksana hingga dia dalam tahanan AS. Ini menjadi pertama kalinya mantan menhan Meksiko didakwa dan ditahan di AS. (Lihat Video: Sebuah Mobil Terperosok Kedalam Saluran Air di Bandung)
Pentagon pernah memberinya penghargaan untuk prestasinya dua tahun silam, di tengah berbagai aktivitas kriminalnya. Ini membuktikan kebocoran dalam perang melawan kartel narkoba oleh AS.
Meksiko telah mengalami ratusan ribu kematian dan korban hilang dalam kekerasan kartel narkoba pada abad ini.
Kejatuhan Cienfuegos jelas memberikan dampak pada strategi anti-kartel Meksiko yang banyak dipimpin angkatan bersenjata selama lebih dari satu dekade.
Menjelang pemilu tengah periode tahun depan, Presiden Andres Manuel Lopez Obrador berupaya memanfaatkan penangkapan tokoh pejabat tinggi dalam pemerintahan itu.
Lopez Obrador berjanji memecat siapa saja dalam pemerintahannya yang terlibat dalam dakwaan itu. Namun untuk menghindari kekacauan, dia akan melangkah dengan hati-hati.
“Kami tidak akan melindungi siapa pun,” tegas dia, sebelum memberi dukungan pada pengganti Cienfuegos di angkatan darat dan angkatan laut.
“Jika kita tidak bicara tentang negara narko, seseorang dapat bicara tentang pemerintahan narko, dan tanpa ragu, tentang pemerintahan mafiosi. Kita bersihkan, murnikan kehidupan publik,” ujar Lopez Obrador.
Semua dakwaan itu diungkapkan kejaksaan Amerika Serikat (AS). Cienfuegos ditahan di bandara Los Angeles pada Kamis. “Dia dituduh menerima suap dengan imbalan perlindungan termasuk memperingatkan para anggota kartel tentang investigasi AS,” papar jaksa di New York yang mendakwa pria 72 tahun itu dengan empat dakwaan perdagangan narkoba dan pencucian uang.
“Ditukar dengan pembayaran suap, dia mengizinkan Kartel H-2, kartel yang rutin melakukan kekerasan, termasuk penyiksaan dan pembunuhan, untuk beroperasi dengan kekebalan di Meksiko,” tutur kejaksaan dalam dokumen pengadilan.
Kartel H-2 adalah nama untuk geng Beltran-Leyva. Cienfuegos menjabat dari 2012 hingga 2018 dalam pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto yang beberapa ajudan dan anggota partainya kini dituduh terlibat korupsi tingkat tinggi.
Pena Nieto menyangkal tuduhan bahwa dia juga menerima suap dari kartel narkoba. (Baca Juga: Eks Menhan Dicokok AS, Presiden Meksiko Bersumpah Akan Bersih-bersih)
Penahanan terhadap Cienfuegos dilakukan kurang dari tiga pekan sebelum pemilu presiden AS. Presiden AS Donald Trump menjadikan pemberantasan kartel narkoba sebagai prioritasnya, meski tanpa kemajuan besar sejak dia menjabat pada 2017. (Lihat Infografis: Lepas Pantai Indonesia Akan Dijaga Oleh Senjata Canggih Turki)
Penahanan Cienfuegos yang dijuluki El Padrino atau The Godfather itu dalam dakwaan Agustus 2019 akhirnya terlaksana hingga dia dalam tahanan AS. Ini menjadi pertama kalinya mantan menhan Meksiko didakwa dan ditahan di AS. (Lihat Video: Sebuah Mobil Terperosok Kedalam Saluran Air di Bandung)
Pentagon pernah memberinya penghargaan untuk prestasinya dua tahun silam, di tengah berbagai aktivitas kriminalnya. Ini membuktikan kebocoran dalam perang melawan kartel narkoba oleh AS.
Meksiko telah mengalami ratusan ribu kematian dan korban hilang dalam kekerasan kartel narkoba pada abad ini.
Kejatuhan Cienfuegos jelas memberikan dampak pada strategi anti-kartel Meksiko yang banyak dipimpin angkatan bersenjata selama lebih dari satu dekade.
Menjelang pemilu tengah periode tahun depan, Presiden Andres Manuel Lopez Obrador berupaya memanfaatkan penangkapan tokoh pejabat tinggi dalam pemerintahan itu.
Lopez Obrador berjanji memecat siapa saja dalam pemerintahannya yang terlibat dalam dakwaan itu. Namun untuk menghindari kekacauan, dia akan melangkah dengan hati-hati.
“Kami tidak akan melindungi siapa pun,” tegas dia, sebelum memberi dukungan pada pengganti Cienfuegos di angkatan darat dan angkatan laut.
“Jika kita tidak bicara tentang negara narko, seseorang dapat bicara tentang pemerintahan narko, dan tanpa ragu, tentang pemerintahan mafiosi. Kita bersihkan, murnikan kehidupan publik,” ujar Lopez Obrador.
(sya)