AS Tolak Usulan Putin Soal Perpanjangan Perjanjian New START

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 02:27 WIB
loading...
AS Tolak Usulan Putin Soal Perpanjangan Perjanjian New START
Amerika Serikat (AS) menolak usulan perpanjangan perjanjian New START yang diajukan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/The Moscow Times
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dan Rusia menolak usulan satu sama lain terkait nasib perjanjian New START (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis) yang akan berakhir pada tahun depan.

Pemerintahan Trump baru-baru ini mengusulkan perpanjangan satu tahun perjanjian New START, yang akan berakhir pada Februari 2021, tetapi harus dibarengi dengan pemberlakuan pembatasan yang lebih luas pada hulu ledak nuklir AS dan Rusia. Persyaratan ini akan menutupi hulu ledak yang tidak dibatasi oleh perjanjian New START.

Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin datang dengan usulan baru yaitu memperpanjang perjanjian New START tanpa syarat.(Baca juga: Putin Usul Perjanjian New START Diperpanjang Satu Tahun )

Usulan ini pun ditolak oleh penasihat keamanan nasional Presiden Donald Trump, Robert O'Brien. Ia bahkan menyarankan Rusia untuk memikirkan kembali sikap mereka sebelum perlombaan senjata yang mahal terjadi.

Dalam sebuah pernyataan tertulis, O'Brien mengatakan pendekatan AS akan menjadi kemenangan bagi kedua belah pihak, dan ia pikir Rusia bersedia menerima proposal ini ketika bertemu dengan mereka di Jenewa pada 2 Oktober.

“Tanggapan Presiden Putin hari ini untuk memperpanjang New START tanpa membekukan hulu ledak nuklir bukanlah hal yang mudah,” kata O'Brien.

“Amerika Serikat serius tentang pengendalian senjata yang akan menjaga keamanan seluruh dunia. Kami berharap Rusia akan mengevaluasi kembali posisinya sebelum perlombaan senjata yang mahal terjadi," sambungnya seperti dikutip dari Associated Press, Sabtu (17/10/2020).

Namun pernyataan berbeda dilontarkan direktur eksekutif Asosiasi Pengendalian Senjata, Daryl Kimball. Dalam sebuah wawancara, Kimball mengatakan ia berharap Trump menerima tawaran Putin untuk perpanjangan perjanjian jangka pendek tanpa syarat, mengingat hampir berakhirnya New START pada awal Februari.

"Kami berada di jam ke-11 sekarang, dan kami mendesak Presiden Trump untuk menerima jawaban ya," kata Kimball, seraya menambahkan bahwa dia yakin ini akan menarik dukungan bipartisan yang luas di AS.

Sementara Putin menawarkan untuk memperpanjang New START sebagaimana adanya, AS menginginkan pembekuan sementara yang lebih luas pada semua hulu ledak nuklir, termasuk senjata nuklir medan perang yang tidak tercakup dalam perjanjian, yang hanya membatasi persenjataan nuklir strategis. Moskow mengatakan tidak bisa menerima permintaan itu.(Baca juga: Jika Rusia Bekukan Senjata Nuklir, AS Siap Perpanjang Perjanjian START )

Perjanjian New START ditandatangani pada 2010 oleh Presiden Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Pakta itu membatasi setiap negara tidak lebih memiliki dari 1.550 hulu ledak nuklir yang dikerahkan dan 700 rudal serta bom yang dikerahkan, dan inspeksi di tempat untuk memverifikasi kepatuhan atas kesepakatan.

Setelah Moskow dan Washington menarik diri dari Perjanjian Persenjataan Nuklir Jarak Menengah 1987 tahun lalu, New START adalah satu-satunya kesepakatan kendali senjata nuklir antara kedua negara yang masih berlaku.(Lihat video: Pernyataan Bank Dunia Mengenai Undang-Undang Cipta Kerja )
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0992 seconds (0.1#10.140)