Hentikan Serangan di Provinsi Helmand, Taliban Ajukan Syarat

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 00:55 WIB
loading...
Hentikan Serangan di...
Taliban berjanji akan menghentikan serangan jika AS melakukan hal yang sama. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
ISLAMABAD - Taliban mengatakan setuju untuk menghentikan serangan di Afghanistan selatan yang telah membuat ribuan orang mengungsi pada minggu ini. Namun hal itu akan dilakukan jika Amerika Serikat (AS) berjanji untuk menghentikan semua serangan dan penggerebekan di malam hari sesuai dengan perjanjian perdamaian yang ditandatangani pada bulan Februari lalu.

AS telah melakukan serangan udara untuk mendukung pasukan Afghanistan yang berusaha menghalau serangan Taliban selama seminggu di provinsi Helmand selatan yang mengancam akan menggagalkan upaya untuk mengakhiri perang 19 tahun di Afghanistan.

Helmand telah menjadi sasaran serangan Taliban sejak pekan lalu, dengan serangan roket dari Taliban dan serangan udara balasan dari pesawat AS dan Afghanistan memaksa lebih dari 5.600 keluarga meninggalkan rumah mereka, mencari perlindungan di ibu kota provinsi Lashkar Gah dan Nad Ali serta distrik Marja.(Baca juga: AS Lancarkan Serangan Udara ke Basis Taliban di Provinsi Helmand )

Janji Taliban datang setelah pertemuan dengan utusan perdamaian AS Zalmay Khalilzad dan Jenderal Austin Miller, komandan pasukan AS di Afghanistan, kata seorang tokoh Taliban yang mengetahui diskusi tersebut. Ia berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media.

"Taliban setuju untuk menghentikan operasi mereka setelah Amerika mengatakan mereka akan mengakhiri serangan pesawat tak berawak pada posisi pemberontak, serta penggerebekan di malam hari dan serangan udara," kata tokoh Taliban itu seperti dikutip dari Associated Press, Sabtu (17/10/2020).

Pejabat Taliban mengatakan kepada The Associated Press bahwa dalam pertemuan tersebut, Amerika diberitahu jika militer meraka melakukan pesawat tak berawak terhadap posisi Taliban, melakukan serangan malam dan menggunakan jet tempur untuk membom para pejuang Taliban.

"Kami memberi tahu mereka, 'Anda telah berjanji untuk tidak melakukan serangan. Kami bereaksi terhadap serangan Anda',"katanya.

Pejabat Taliban itu juga mengatakan bahwa setelah kedua belah pihak setuju untuk secara ketat menerapkan kesepakatan AS-Taliban yang ditandatangani pada Februari.

“Kami telah mengarahkan mujahidin kami di Helmand untuk menghentikan gerak maju mereka. Kami berharap AS akan menghentikan pemboman lebih lanjut,” ujarnya.

Pertemuan ini dikonfirmasi oleh utusan perdamaian AS Zalmay Khalilzad. Lewat serangkaian tweet, Khalilzad mengatakan dia dan Jenderal Austin Miller, mengadakan pembicaraan dengan Taliban. Setelah beberapa putaran, dia mengatakan kedua belah pihak setuju untuk "pengaturan ulang" yang akan menghasilkan pengurangan jumlah operasi.

"Setelah beberapa pertemuan yang dilakukan Jenderal Miller dan saya dengan Taliban, kami sepakat untuk mengatur ulang tindakan dengan secara ketat mengikuti implementasi semua elemen perjanjian AS-Taliban dan semua komitmen yang dibuat," katanya.

Khalilzad mentweet bahwa serangan baru-baru ini telah mengancam proses perdamaian dan mengkhawatirkan rakyat Afghanistan dan pendukung regional serta internasional mereka.

Sementara itu, Gubernur Helmand Mohammad Yasin Khan mengatakan lebih dari 300 pejuang Taliban telah tewas dalam enam hari terakhir di provinsi itu, dan warga Pakistan serta Iran termasuk di antara mereka yang tewas.

Taliban belum mengkonfirmasi klaim tersebut, yang tidak mungkin untuk memverifikasi secara independen karena sebagian besar Helmand tidak dapat diakses oleh media.

Selama beberapa tahun terakhir, Taliban telah mengalami kebangkitan. Kelompok militan itu telah menguasai sekitar 80% provinsi, terutama daerah pedesaan, sementara pusat distrik masih di bawah kendali pemerintah.

Gejolak terjadi ketika perwakilan pemerintah Afghanistan dan Taliban mengadakan pembicaraan damai di Qatar, tempat Taliban selama bertahun-tahun mempertahankan kantor politiknya. Negosiasi, yang direncanakan berdasarkan kesepakatan AS yang ditandatangani dengan pemberontak pada 29 Februari lalu, dipandang sebagai peluang terbaik negara itu untuk berdamai.(Baca juga: Taliban Bantai 20 Pasukan Pemerintah Afghanistan di Tengah Pembicaraan Damai )

Negosiasi di Qatar antara Taliban dan negosiator pemerintah Afghanistan dimulai pada bulan September tetapi setelah seremonial awal terjadi kemacetan, terutama dalam hal-hal kecil dari hukum Islam.

Meski negosiasi yang berhasil dipandang penting untuk mengakhiri perang puluhan tahun di Afghanistan, penarikan pasukan AS bergantung pada penghormatan Taliban terhadap komitmen mereka pada perjanjian Februari lalu untuk tidak mendukung kelompok teror dan memerangi semua militan, terutama afiliasi ISIS di kawasan itu.(Lihat video: Dua Kapal Asing Berbendera Vietnam Ditangkap TNI AL )
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0827 seconds (0.1#10.140)