WHO Peringatkan Lockdown Baru Jika Masa Transisi Ditangani Ceroboh
loading...
A
A
A
JENEWA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan risiko kembali menerapkan lockdown jika negara-negara yang melonggarkan pembatasan tidak mengelola masa transisi dengan hati-hati.
Tedros menyeru semua negara sangat hati-hati dan bertahap dalam melonggarkan pembatasan. Dia menyebut serangkaian langkah yang diperlukan sebelum setiap negara mencabut pembatasan, antara lain pengawasan kontrol dan persiapan sistem kesehatan.
“Risiko kembali lockdown masih sangat nyata jika negara-negara tidak mengelola transisi dengan sangat hati-hati dan dengan pendekatan bertahap,” kata Tedros di Jenewa.
Dia juga menyatakan tidak mungkin kembali ke bisnis seperti biasa saat pandemi akhirnya surut. Dia menekankan perlunya investasi dalam sistem kesehatan.
“Pandemi Covid-19 akan mereda tapi di sana bisa jadi tidak kembali ke bisnis seperti biasa,” papar dia.
Saat ini berbagai negara di Eropa mulai melonggarkan kembali lockdown. Sejumlah pihak memperingatkan agar kebijakan pelonggaran itu tidak dilakukan dengan gegabah. (Baca Juga: Laporan RIAC: Rusia, Turki, dan Iran Sepakat Singkirkan Presiden Assad)
Tedros menyeru semua negara sangat hati-hati dan bertahap dalam melonggarkan pembatasan. Dia menyebut serangkaian langkah yang diperlukan sebelum setiap negara mencabut pembatasan, antara lain pengawasan kontrol dan persiapan sistem kesehatan.
“Risiko kembali lockdown masih sangat nyata jika negara-negara tidak mengelola transisi dengan sangat hati-hati dan dengan pendekatan bertahap,” kata Tedros di Jenewa.
Dia juga menyatakan tidak mungkin kembali ke bisnis seperti biasa saat pandemi akhirnya surut. Dia menekankan perlunya investasi dalam sistem kesehatan.
“Pandemi Covid-19 akan mereda tapi di sana bisa jadi tidak kembali ke bisnis seperti biasa,” papar dia.
Saat ini berbagai negara di Eropa mulai melonggarkan kembali lockdown. Sejumlah pihak memperingatkan agar kebijakan pelonggaran itu tidak dilakukan dengan gegabah. (Baca Juga: Laporan RIAC: Rusia, Turki, dan Iran Sepakat Singkirkan Presiden Assad)
(sya)