Vaksin untuk Orang Tua, Mungkinkah?

Kamis, 15 Oktober 2020 - 06:01 WIB
loading...
Vaksin untuk Orang Tua, Mungkinkah?
Peneliti belum berhasil menemukan vaksin tersebut bisa digunakan untuk kelompok manula atau orang tua. Foto/Koran SINDO
A A A
LONDON - Vaksin anti-Covid-19 diharapkan menjadi senjata pamungkas pandemi yang sudah berjalan setengah tahun lebih ini. Namun, sejauh ini masih ada satu celah yang membuat vaksin bisa sepenuhnya menyelamatkan umat manusia. Apa itu?

Hingga penelitian vaksin menapak tahap final sebelum disebarluaskan ke masyarakat, peneliti belum berhasil menemukan vaksin tersebut bisa digunakan untuk kelompok manula atau orang tua. Padahal, merekalah kelompok yang paling rentan terpapar Covid-19. (Baca: 7 Amalan Setelah Berwudhu dan Keutamannya)

Seperti saat dunia menghadapi berbagai wabah sebelumnya, manula kemungkinan besar tidak akan mendapatkannya karena sistem kekebalan tubuhnya dianggap terlalu lemah. Satu-satunya vaksin yang khusus diramu untuk orang tua ialah vaksin Shingles. Penguat kekebalan tubuh itu biasanya diberikan kepada pasien berusia sekitar 70-an.



Vaksin lainnya yang dirancang khusus ialah vaksin Meningitis dan Papillomavirus. Namun, vaksin tersebut bukan untuk orang tua, melainkan orang dewasa. “Setahu saya dalam beberapa abad terakhir, sebagian besar vaksin selalu dikembangkan untuk melindungi anak-anak muda dari penyakit menular,” ujar Shayan Sharif, profesor vaksinologi dari University of Guelph Kanada, dikutip BBC.

Vaksin untuk Orang Tua, Mungkinkah?


Sharif memaparkan, para ahli obat-obatan di dunia memiliki segudang pengetahuan terkait vaksin untuk anak-anak, tapi sangat sedikit pengetahuan terkait vaksin untuk orang dewasa, apalagi orang tua. Satu di antara tantangan terbesarnya ialah perbedaan sistem imun yang berperan penting memaksimalkan fungsi vaksin.

Kebanyakan penyakit menular juga menimbulkan efek yang lebih serius terhadap orang tua daripada orang muda. Selain itu, orang tua berisiko kembali tertular penyakit yang sama atau berbeda di masa yang akan datang. Penyebabnya, sistem kekebalan tubuh mereka mengalami immunosenescene atau penuaan.

Seperti bagian yang lain, sistem kekebalan tubuh manusia menunjukkan gejala penuaan. Beberapa sel imun pun kehilangan fungsinya. Sistem kekebalan tubuh merupakan jaringan berbagai jenis sel yang sangat rumit dan dapat berinteraksi satu sama lain. Jika beberapa sel mati, keseimbangan tubuh akan goyah.

Ketika manusia terinfeksi patogen, organisme yang dapat menimbulkan penyakit, lapisan teratas dari sistem kekebalan tubuh akan membentuk pertahanan. Sel darah putih lalu menyerang dengan menelan virus di titik infeksi. Untuk penyakit pernafasan misalnya, titik itu dapat terletak di paru-paru atau hidung. (Baca juga: Prioritas Pemberian Vaksin kepada Tenaga Pendidik Diapresiasi)

Sel darah putih kemudian akan menghancurkan patogen di dalam “perutnya” sebelum menyerahkannya kepada sel lain bernama sel T. Dengan dibantu sel lainnya yang dapat mengidentifikasi berbagai jenis patogen, sel T dapat “mengingat” patogen itu dengan akurat untuk mengaktifkan lapisan sistem imun adaptif.

Dalam berbagai penelitian terbaru, sel T memiliki beragam jenis dan fungsi yang unik. Sel T Pembunuh atau Cytotoxins dapat menyerang tubuh sendiri untuk memberantas sel yang terinfeksi patogen supaya tidak berkembang biak. Sementara sel T Pembantu dapat membantu sel B mempertebal lapisan imun.

Menurut para ahli, sel B dapat mengidentifikasi patogen secara independen. Sel B juga dapat memproduksi antibodi di dalam tubuh. Namun, untuk memperoleh hasil maksimal, sel B memerlukan interaksi rumit dengan sel T Pembantu. Dengan demikian, antibodi yang dihasilkan dapat bekerja sangat efektif.

Tujuan diciptakannya vaksin ialah untuk merangsang sistem imun agar dapat memproduksi antibodi yang efektif sebelum tubuh terekspos patogen. Sebelumnya ahli kesehatan juga mencoba melakukan pemeriksaan antibodi untuk menentukan seseorang positif Covid-19. Namun, cara itu tidak bekerja efektif.

Tantangan terbesar para ahli farmasi untuk menyediakan vaksin bagi orang tua ialah ketidakstabilan sel sistem kekebalan tubuh yang rusak. “Pada dasarnya, fungsi semua sel itu rusak. Hal penting yang perlu kita ingat, sel-sel itu tidak bekerja sendiri, tapi kelompok,” ujar Birgit Weinberger dari University of Innsbruck. (Baca juga: Diare Juga Bisa Jadi Gejala Awal terkena Covid-19)

Pernyataan Weinberger bukan tanpa alasan. Jika perlindungan yang disediakan sel darah putih sudah menurun, aktivasi sel T dan antibodi yang diproduksi sel B juga akan berkurang. Selain itu, kecepatan respons sistem imun juga lebih lambat. Dikhawatirkannya, orang tua yang diberi vaksin justru malah jatuh sakit.

Jumlah sel T dan B juga terbatas dan berkurang seiring waktu. Perubahan itu dapat menjadi masalah jika di kemudian hari ditemukan patogen baru. “Sistem imun orang tua saat ini mungkin sudah beradaptasi dengan wabah sebelumnya, tapi saat diserang patogen baru, kemampuan sistem itu kembali diuji,” kata Sharif.

Penuaan sistem kekebalan tubuh tidak dialami seluruh orang. Pengecualian masih terjadi, terutama bagi mereka yang dikaruniai fisik yang lebih kuat. Bahkan, beberapa orang yang mampu menjaga pola hidup sehat dan fisiknya terlatih di dalam kesehariannya memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik di masa tua.

Pengembangan vaksin membutuhkan banyak waktu dan uang karena melalui beberapa tahapan. Dalam fase akhir yang meliputi uji coba terhadap tubuh manusia, pengembang sedikitnya harus melalui tiga tahap, yakni keselamatan, kemanjuran, dan efektivitas. Sebagian besar vaksin di dunia gagal pada tahap ini.

Sebuah vaksin terkadang bekerja optimal dalam kelompok masyarakat tertentu, tapi gagal dalam kelompok yang lain. Saat ini sebagian besar perusahaan farmasi dunia juga sedang menjalani fase akhir uji coba vaksin Covid-19. “Tidak ada vaksin yang sempurna dan 100% manjur, tidak ada satu pun,” kata Sharif. (Lihat videonya: Sejumlah Aktivis dan Petinggi KAMI Ditangkap Polisi)

Vaksin yang lolos uji coba fase akhir dan direstui otoritas obat-obatan terkait untuk diproduksi massal hanya dirancang melindungi diri dari penyakit dan tidak dirancang untuk mencegah penularan. (Muh Shamil)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1144 seconds (0.1#10.140)