Nagorno-Karabakh, Konflik Etnik yang Meledak Jadi Perang Regional

Rabu, 07 Oktober 2020 - 12:42 WIB
loading...
A A A
Hubungan antara Turki, Rusia dan AS pun semakin rumit. Turki berupaya mengasingkan AS dengan membeli rudal antipesawat dari Rusia dan memutus kesepakatan jaringan pipa gas alam yang merugikan Ukraina. Pada saat yang sama, pertempuran terjadi antara para milisi yang didukung Turki untuk melawan Rusia di Suriah dan Libya.

Setelah serangan udara Rusia di Suriah yang menewaskan tentara Turki awal tahun ini, Turki segera muncul di medan perang lain di mana Rusia lemah.

Pada Mei, Turki mengerahkan penasehat militer, drone militer dan pejuang asal Suriah ke Libya untuk mendukung pemerintahan Libya yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Aliansi Turki berhasil mengusir mundur faksi yang didukung Rusia dalam perang Libya.

Pada Juli dan Agustus, Turki mengirim pasukan dan peralatan perang ke Azerbaijan untuk latihan militer.

Armenia menyatakan Turki terlibat langsung dalam perang itu dan jet tempur F-16 Turki menembak jatuh satu jet Armenia. Turki menyangkal tuduha nitu.

Rusia dan Prancis mendukung klaim Armenia bahwa Turki mengerahkan militan Suriah ke Nagorno-Karabakh setelah terlibat di Libya. (Baca Juga: Azerbaijan Akui Gunakan Drone Turki dalam Konflik di Nagorno-Karabakh)

Deputi Ketua Komite Urusan Internasional Parlemen Rusia menyebut prospek intervensi militer Rusia sebagai penjaga perdamaian. Pejabat lain menyarankan Kremlin untuk mendorong negosiasi gencatan senjata. (Baca Infografis: Kemenangan Biden Makin Nyata di Pilpres Amerika Serikat)

Iran yang memiliki perbatasan dengan Nagorno-Karabakh bersiap untuk segala kemungkinan. Militer Nagorno-Karabakh menyatakan menembak jatuh satu helikopter Azerbaijan yang jatuh di Iran. (Lihat Video: Pedagang Tanaman Hias Raup Untung Ditengah Pandemi Covid-19)
(sya)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1136 seconds (0.1#10.140)