Azerbaijan Akui Gunakan Drone Turki dalam Konflik di Nagorno-Karabakh

Rabu, 07 Oktober 2020 - 09:35 WIB
loading...
Azerbaijan Akui Gunakan Drone Turki dalam Konflik di Nagorno-Karabakh
Tank T-72 milik militer Armenia dirampas tentara Azerbaijan saat tentara Armenia lari dari posisinya dengan meninggalkan persenjataan dan kendaraan militer di Azerbaijan pada 5 Oktober 2020. Foto/Anadolu
A A A
BAKU - Azerbaijan mengakui menggunakan drone bersenjata yang dibuat Turki dalam konflik melawan pasukan Armenia di Nagorno-Karabakh.

Pengakuan ini merupakan yang pertama kali sejak konflik pecah. Saat wawancara di televisi dengan jaringan Turki , TRT Haber, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengakui hal itu.

“Terima kasih untuk drone-drone Turki yang canggih yang dimiliki oleh militer Azerbaijan , korban kami di garis depan berkurang,” papar Presiden Aliyev yang memuji efisiensi drone itu. “Drone-drone itu menunjukkan kekuatan Turki. Ini juga memperkuat kami.”

Setelah konflik perbatasan antara militer Azerbaijan dan milisi nasionalis Armenia pecah di akhir September, Azerbaijan merilis tayangan serangan drone yang membuat banyak pihak menduganya drone itu buatan Turki.

Drone-drone itu diduga model Bayraktar TB2 yang digunakan militer Turki di Suriah dan Libya serta terbukti sangat efektif.

Kecurigaan itu bertambah saat pemilik perusahaan drone Bayraktar, Selcuk Bayraktar mengungkapkan dukungannya untuk Azerbaijan dengan mengretweet video serangan drone militer Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh yang diduduki Armenia .

Konfirmasi Aliyev bahwa negaranya menggunakan drone Turki itu muncul sepekan setelah Turki mendeklarasikan dukungan politik dan militer untuk Azerbaijan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Armenia mundur dari wilayah yang diakui internasional sebagai kedaulatan Azerbaijan itu.

Sejak terjadi perang, pasukan Azerbaijan berhasil masuk ke wilayah pendudukan dan menguasai sekitar 22 kota dan desa di Nagorno-Karabakh. (Baca Juga: Buang Sampah Nuklir di Aljazair, Prancis Masih Rahasiakan Lokasinya)

Israel juga diduga menjual persenjataan pada Azerbaijan, membuat Armenia menarik duta besarnya Armen Smbatyan terkait laporan itu. (Baca Infografis: Kemenangan Biden Makin Nyata di Pilpres Amerika Serikat)

Setelah pembicaraan telepon antara Presiden Armenia Armen Sarkissian dan Presiden Israel Reuven Rivlin, Armenia menyatakan Israel mungkin menghentikan penjualan senjata komersial pada Azerbaijan. (Lihat Video: Serikat Buruh Sebutkan Poin-poin UU Cipta Kerja yang Dianggap Merugikan Pekerja)
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1362 seconds (0.1#10.140)