Pengeluaran Membengkak Akibat Corona, AS Ajukan Pinjaman Rp45.270 Triliun

Rabu, 06 Mei 2020 - 06:46 WIB
loading...
Pengeluaran Membengkak...
Foto/Istimewa
A A A
NEW YORK - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan akan mengajukan pinjaman senilai USD3 triliun (Rp45.270 triliun) pada kuartal kedua (Q2) menyusul membengkaknya pengeluaran di tengah wabah virus corona, Covid-19. Angka pinjaman itu lima kali lebih tinggi dibandingkan satu kuartal selama krisis keuangan pada 2008.

Pada 2019 saja AS hanya melakukan pinjaman sebesar USD1,2 triliun (Rp18.156 triliun). Namun, kini AS harus meminjam USD3 triliun untuk menggelontorkan bantuan ekonomi dan kesehatan dalam melawan Covid-19. Saat ini total utang negara AS mencapai USD25 triliun.

Nilai pinjaman itu berada di luar perhitungan yang sekaligus menunjukkan begitu besarnya dampak Covid-19. Alokasi anggaran belanja berikutnya diestimasikan akan mencapai sekitar 14% dari total ekonomi AS. Pemerintah AS juga memperpanjang deadline pembayaran pajak menjadi hingga 15 April.

Pemerintah AS masih melakukan diskusi mendalam terkait pemberian bantuan selanjutnya. Beberapa tokoh Partai Republik tampak prihatin dengan dampak yang akan ditimbulkan dari program itu mengingat beban utang negara akan kian berat. AS melakukan pinjaman dengan menjual bond pemerintah. Bunganya relatif rendah karena risikonya juga rendah.

Tak hanya wabah Covid-19 yang membuat utang AS menumpuk. Sebelum virus mematikan itu menyerang, Negeri Paman Sam juga sudah memiliki utang besar yang terus menumpuk tiap tahun. Para ahli menilai kondisi keuangan AS tidak sehat untuk jangka panjang karena pengeluaran lebih tinggi daripada pendapatan.

Kantor Anggaran Kongres AS memprediksi defisit anggaran AS akan mencapai USD3,7 triliun pada tahun ini, sedangkan utang negara melambung sebesar 100% di atas produk domestik bruto (PDB).

Pekan lalu Kepala Bank Sentral AS Jerome Powell mengaku ingin melihat pembukuan keuangan AS lebih baik. Namun, dia juga tak menyangkal bantuan ekonomi yang digelontorkan merupakan langkah penting untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan dan fenomena PHK massal.

“Ekonomi AS aman memerlukan bantuan dari kita semua,” kata Powell, dikutip BBC. Sebagai bagian dari upaya bantuan pemerintah, Federal Reserve telah memboyong lebih dari USD1 triliun pada pekan ini.

Pemerintah AS juga banyak meminjam uang dari negara lain atau investor asing. Hal itu sudah terjadi sejak lama. Beberapa investor asing yang paling banyak meminjamkan uang kepada AS sampai Februari ialah Jepang, China, dan Inggris.

Ketegangan yang meningkat antara AS dan China belakangan ini juga sempat menyinggung utang. Seperti dilansir Washington Post, Pemerintah AS sempat berdiskusi untuk membatalkan obligasi utang kepada China. Presiden Donald Trump tampak tak ingin berlutut di hadapan China.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1650 seconds (0.1#10.140)